Getaran notifikasi yang masuk ke dalam ponsel milik Rora membuatnya berulang kali mengumpat kekesalan-nya. baru saja dirinya ingin menutup mata. namun banyak nya pesan yang masuk kedalam ponsel nya tanpa henti. membuatnya harus memaksakan mata nya untuk kembali terbuka.
Tangan nya bergerak cepat untuk mengambil ponselnya dengan kasar. mood—nya sudah sangat memburuk siang ini. ditambah dengan berisiknya notif yang masuk. membuatnya semakin ingin meluapkan kemarahan nya.
Seluruh pesan yang masuk tidaklah penting sama sekali menurutnya. untuk apa pesan kuota habis harus sampai semengganggu itu? tidak habis pikir dirinya harus marah dengan pesan peringatan ketenggangan kuota miliknya.
Namun sebelum ia mematikan kembali layar ponselnya. ada satu notifikasi yang menarik di matanya, pesan email dari team recruitment.
Rora dengan perasaan yang tegang. ia mendudukkan dirinya dengan segera untuk melihat email seperti apa yang akan ia dapat kali ini. ia berharap dengan sangat jika kali ini adalah kabar yang baik.
Jarinya bergetar saat ingin membukanya. seakan didalamnya terdapat pesan yang jauh dari harapan—nya. meskipun sudah sering mendapat penolakan dalam bentuk email atau panggilan, ia juga akan tetap merasa sedih saat membaca nya.
Matanya membulat sempurna, saat dirinya membaca sampai habis isi dari email yang ia dapat siang ini. ini bahkan jauh sekali dari harapan nya. haruskah ia senang atau kesal?
Email yang berisi tentang dirinya untuk datang dalam suatu undangan interview yang cocok dalam posisi yang ia lamar. namun ada satu hal yang menjadi beban pikiran nya. sejak kapan ia melamar menjadi manager & assisten artis? ini bahkan jauh sekali dari passion yang ia miliki.
Satu nama terlintas didalam kepalanya saat ini, Canny. ia sangat yakin jika teman nya itu lah yang mendaftarkan dirinya ke dalam pekerjaan yang tidak pernah ia acc sebelumnya.
Rasa kesal sudah mendominasi dirinya saat ini. ia segera menghampiri letak dimana Canny berada saat ini. beruntungnya hari ini merupakan hari libur yang Canny miliki. tentu Rora bisa dengan mudah menemukan seorang yang sudah menjebak dirinya.
"Canny bangsat! sini lo." dirinya berteriak sambil berjalan menuju ruang tamu berada. terlihat dari kedua bola matanya, Canny menoleh dengan wajah bertanya—tanya.
"Apaansih dateng-dateng udah kaya ngajak ribut, kenapa?"
Ponsel yang memperlihatkan email tadi, Rora letakkan tepat dihadapan wajah Canny. namun ekspresi yang Canny keluarkan ternyata jauh dari harapan nya.
Canny tersenyum lebar bahkan dengan semangat menggoyangkan kedua bahu Rora cepat. seakan—akan dirinya baru saja mendapat jackpot.
"Lepas! gue lagi marah ini."
"Kenapa lu daftarin gua kerjaan kaya gini tanpa bilang dulu? gua udah nolak. kenapa malah dapet email kaya gini?"
Canny menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal. dirinya tidak tahu harus menyahut kata seperti apa untuk meyakinkan Rora jika pekerjaan seperti inilah yang Rora butuhkan. berpenghasilan besar dan memenuhi standar kehidupan, niatnya begitu baik.
"Ra.. maksud gua tuh baik." lirih Canny yang terkesan dirinya sudah tidak tahu lagi harus berkata seperti apa.
"Gua tau, tapi kan bukan berarti lu harus asal aja apply kerjaan buat gua Chi." Rora mengurut pelan Dahinya. dengan keadaan yang membuatnya sangat pusing saat ini. haruskah kerjaan seperti ini ia terima atau ia tolak?
Rora menghembuskan nafas beratnya. ia sangat tahu jika ia menerima pekerjaan ini. tandanya kehidupan nya akan benar benar berubah nanti. dunia entertainment sangatlah menakutkan bagi kalangan orang seperti Rora. walaupun hanya menjadi manager sama saja ia menampilkan wajah dan dirinya di dekat sang model. yang tentu akan ada banyak nya orang yang ber—asumsi dan berprilaku tidak baik nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impossible
FanfictionPerjalanan yang panjang untuk Rora melawan suatu ketidakmungkinan di setiap sudut kehidupan dan percintaan nya. "Ketimpa kekayaan enak kali ya." -Rora