Ahyeon hanya duduk dengan berbagai makanan yang ada di depan nya. ia baru saja menyelesaikan beberapa jadwal yang ia miliki hari ini. Rora sedang sibuk dengan banyaknya kerjaan yang ada di depannya. laptop yang terpasang diatas pangkuan, membuat fokusnya hanya pada satu titik tanpa memperhatikan sekitar.
Sang model bahkan belum memanggilnya, Ahyeon masih saja sibuk dengan makan malam yang ia santap malam ini di apartement pribadi—miliknya. sementara Rora yang harus menunda jam makan malam nya demi berbagai jadwal dan kerjaan yang masih ia harus selesaikan malam ini.
Terciptalah suasana canggung diantara keduanya. Ahyeon yang merasa ingin mengajak makan bersama, namun tidak tahu harus mengatakan ajakan seperti apa. dengan Rora yang bahkan tidak menoleh sedikit pun.
"Makan dulu, Rora." ucapan dari Ahyeon, seperti mya tidak begitu direspon dengan baik oleh Rora, terbukti saat sang asisten masih sibuk mengotak atik laptop didepannya tanpa menoleh kepadanya sedikit pun. Ahyeon tidak lanjut memanggilnya, ia hanya membiarkan Rora tetap sibuk dengan dunia nya, mungkin memang tidak bisa diganggu sama sekali. walaupun ia sudah mengalah dengan menurunkan gengsinya untuk mengajak.
Setelah beberapa jam berlalu, makanan yang Ahyeon nikmati tadi tentu sudah selesai ia makan. kini Ahyeon hanya duduk bersandar di sofa besar miliknya. Rora menaruh laptop serta beberapa kertas yang ada di dekatnya. ia melihat sekitar, dan melihat jam yang sudah menunjukkan waktu yang semakin malam.
Rora bergegas bersiap untuk pulang, dan akan kembali di pagi hari nanti. "Kak, kerjaan saya sudah selesai."
Ahyeon menoleh saat suara yang sudah beberapa jam ini tidak ia dengar. ia melihat Rora yang sudah sibuk mengambil tas serta jacketnya pun, kembali membuka suaranya.
"Kamu mau pulang?" tanya Ahyeon. dan anggukkan kepala dari Rora sudah memberikan jawaban.
Waktu sudah menunjukkan waktu pukul 11 malam. Ahyeon beranjak dari tempatnya, lalu menghampiri Rora yang sedang sibuk merapihkan kembali tempat yang ia gunakan untuk menyelesaikan kerjaan nya. Tepukkan pada bahu nya membuat pergerakan Rora terhenti lalu menoleh cepat.
"Kenapa kak?" dengan alis yang terangkat, Rora menghadapkan wajah tepat di depan Ahyeon yang sedang memperhatikan nya.
Seluruh kata kata yang sudah sempat ia rangkai untuk disampaikan kepada Rora kini telah—hilang entah kemana. pikiran nya kembali berputar untuk lebih baik tidak mengeluarkan suaranya sekarang. tentu hal itu menambah rasa penasaran di dalam diri Rora semakin besar.
Tas serta jaket yang sempat ia pegang menggunakan kedua tangan nya kini ia lepas kembali, guna untuk menyentuh sang model di hadapan nya yang semakin tidak ada tanda-tanda untuk bersuara. salah satu lengan nya perlahan menyentuh ujung bahu milik Ahyeon. membuat kesadaran Ahyeon kembali
Ahyeon melihat tatapan khawatir bercampur cemas di dalam mata Rora. "Saya gapapa, cuma mau mastiin aja kamu gak ada yang ketinggalan barang." sahutnya dengan wajah sedikit bergetar di dalam sana.
Sebagai seorang yang memiliki radar lebih peka dari lainnya, Rora cukup yakin ada yang tidak beres dengan sang model. terbukti sejak kejadian siang tadi di kantor, Ahyeon jadi lebih diam. bahkan terkesan tidak berminat untuk bersuara.
"Kak, serius gapapa?" ucap Rora pelan, seakan benar-benar memastikan jika gadis didepan nya ini sedang dalam keadaan tidak cukup baik. namun gelengan kepala dari Ahyeon mematahkan pertanyaan Rora begitu saja.
"Besok pagi kita masih ada jadwal, kamu pulang sekarang dan datang lagi besok pagi."
"Dan, jangan telat." Ahyeon perlahan mundur beberapa langkah, memberikan space kepada Rora untuk melewatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impossible
FanfictionPerjalanan yang panjang untuk Rora melawan suatu ketidakmungkinan di setiap sudut kehidupan dan percintaan nya. "Ketimpa kekayaan enak kali ya." -Rora