Bab 11

183 8 0
                                    

Setelah mereka kembali ke apartemen, suasana terasa canggung dan tegang. Sasuke duduk di kursi dekat jendela, tatapannya kosong, memikirkan hasil dari rumah sakit tadi. Sakura duduk di sofa, menggenggam tangannya sendiri, perasaan bingung dan gelisah melingkupinya. Mereka belum sempat berbicara sejak pulang dari rumah sakit, dan keheningan semakin terasa berat.

Herl, yang menyadari suasana di antara mereka, mendekat dan bertanya dengan nada ingin tahu.

Herl dengan nada pelan "Bagaimana hasil dari rumah sakit tadi? Apakah ada penjelasan tentang apa yang terjadi pada Sakura?"

Sakura menghela napas panjang sebelum menjawab, suaranya terdengar lemah dan penuh kebingungan.

"Mereka tidak bisa memastikan. Beberapa tes menunjukkan bahwa aku hamil, tapi hasilnya tidak konsisten. Mereka juga tidak menemukan penyakit serius... hanya gejala yang mirip dengan kehamilan."

Marl, yang berada di sisi lain ruangan, tiba-tiba tampak terkejut. Matanya beralih dari Sakura ke Sasuke, dan dia langsung menyadari bahwa sesuatu lebih besar sedang terjadi. Ada kecemasan yang tergambar di wajah Sasuke, meski dia mencoba menyembunyikannya.

Marl dengan kaget "Apakah ini berarti mungkin ada bayi naga?"

Suasana di ruangan itu menjadi lebih tegang setelah Marl mengungkapkan kemungkinan tersebut. Sakura menunduk, merasa semakin gelisah. Herl tampak bingung, tetapi kemudian menatap Sasuke yang masih terdiam, terlihat semakin terbebani oleh pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab.

Setelah beberapa saat, Sasuke akhirnya berbicara, suaranya rendah dan terdengar penuh ketakutan.

Sasuke bernada pelan dan ragu - ragu  "Aku... aku sebenarnya takut, Sakura. Jika benar ada bayi naga... aku tidak tahu bagaimana aku bisa menghadapinya."

Sakura terkejut mendengar pengakuan itu, begitu juga Marl. Selama ini, Sasuke selalu terlihat kuat, tenang, dan mampu mengendalikan setiap situasi, tapi sekarang, dia tampak rapuh. Marl menatap Sasuke dengan ekspresi heran, tidak menyangka bahwa tuannya, seorang yang dikenal sebagai siluman naga, merasa takut akan kemungkinan memiliki penerus.

Sakura dengan suara lemah, namun penuh rasa ingin tahu*"Kenapa kamu takut, Sasuke? Apa yang membuatmu berpikir semuanya akan menjadi merepotkan?"

Sasuke menghela napas berat, menatap lantai seolah mencari jawaban di sana. Butuh beberapa detik baginya untuk mengumpulkan keberanian menjawab.

"Aku belum siap menjadi seorang ayah. Kehidupanku... pekerjaan, kekuatan yang kumiliki, semuanya terasa terlalu berbahaya. Dan jika ada bayi naga... aku takut itu akan mengubah segalanya. Aku takut itu akan membuat hidup kita semakin rumit, mungkin bahkan berbahaya."

Marl dan Herl saling bertukar pandang. Marl tampak sangat terkejut mendengar ketakutan Sasuke, sementara Herl terdiam, berusaha memahami maksud dari kata-kata itu.

"Tapi... bukankah itu adalah bagian dari takdirmu sebagai siluman naga? Penerusmu mungkin membawa kekuatan besar, tapi bukankah itu juga kesempatan untuk melanjutkan garis keturunan yang kuat?"

Sasuke menggelengkan kepalanya, matanya masih tertuju ke lantai.

Sasuke dengan nada tegas, tapi tetap dipenuhi kecemasan "Ini bukan hanya tentang melanjutkan garis keturunan, Marl. Ini tentang risiko yang mungkin datang bersama dengan kekuatan itu. Aku tidak ingin Sakura... atau anak kita... terjebak dalam kehidupan yang penuh bahaya karena kekuatan yang tidak bisa kita kendalikan."

Sakura merasakan hatinya sakit mendengar kekhawatiran Sasuke. Dia selalu tahu bahwa Sasuke memikul banyak beban dalam hidupnya, tapi dia tidak menyadari seberapa dalam rasa takut Sasuke tentang masa depan mereka. Dia perlahan mendekati Sasuke, duduk di sampingnya dan menggenggam tangannya.

MELAHIRKAN ANAK NAGA - SASUSAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang