Kharel dan Jiera berjalan ke arah ruang OSIS, saat memasuki ruangan itu, Kharel terlebih dahulu membuka jaket yang ia kenakan, Jiera merebahkan badan nya di sofa, dan Kharel menyelimuti tubuh Jiera dengan jaket nya tadi
"ngga usah di kunci ya ji, lo mau gue temenin ngga?" tanya Kharel
"ngga deh, surat izin gue belum lagi, gimana dong" ucap Jiera sembari menyesuaikan diri nya dengan sofa itu
"yaudah, nanti gue urus. istirahat ya sayang, gue ke kelas dulu" Kharel mengelus kepala Jiera
Kharel menutup ruang OSIS dan langsung menuju kelas nya
mata Jiera mulai terpejam, kini Jiera terlelap dengan jaket orang yang di cintai nya
Kharel berjalan di lorong sekolah menuju kelas nya, ia bertabrakan dengan seorang wanita cantik yang wajah nya sangat asing di mata Kharel
"eh sorry, lo gapapa kan?" tanya Kharel
"oh iya, gapapa, gue yang ngga hati hati" ucap wanita itu
"gue baru ngeliat lo, lo bukan angkatan gue ya?" tanya Kharel yang ingin tau
"ah iya, gue murid pindahan dari Amerika, jangan heran kenapa gue bisa bahasa sini, karna ya ini tanah kelahiran gue" Kharel mengangguk paham
"lo butuh bantuan? kayanya lo kebingungan" tawar Kharel
"mm.. mau nanya 11 f.9 dimana? gue dari tadi nyari" ucap wanita itu
"kebetulan, gue kelas sana, mau bareng ngga?" tanya Kharel
"boleh, nama lo siapa?" tanya wanita itu
"oh iya, gue Kharel, lo sendiri?" Kharel menjulurkan tangannya
"arina" jawab wanita itu yang bernama arina
mereka berdua berjalan beriringan ke arah kelas mereka
saat masuk kelas, Kharel sudah di tunggu oleh ke 5 teman nya, teman teman nya saling melihat satu sama lain
"siapa anjir" tanya Ganta kepada Chen
"ngga tau, masa yang kaya di pikiran gue sih" Chen mulai panik sendiri
"kalian kenapa deh" tanya Rendy
"overthinking" Ganta mulai melihat setiap inci wanita itu
"cantik ngga si" Jeremy
"kurang ajar, putus aja udah" ucap Chen yang merajuk
"eh eh, bercanda anjir, elu ah" Jeremy menghampiri kekasih nya yang merajuk itu
"buciners" sindir Mahesa
"nih guru belum masuk?" tanya Kharel dengan santai
"udah, BELUM LAH, pake nanya pek" ucap Rendy dengan nada tidak santai
"santai dong, btw kenalin ini arina, anak baru" Ganta dan Chen menghela nafas mereka dengan lega
"ngga beneran ternyata" Ganta mengangguk mendengar Chen
"eh woi ibu udah jalan ke sini" mereka semua segera duduk kecuali Arina
setelah beberapa kali pergantian jam, Jiera terbangun, badan nya meriang di sertai dengan kepala nya yang sangat berat
jiera duduk bermenung sembari memegang kepala nya sendiri
Jiera berniat membuka handphone untuk mengabari Kharel, tetapi malah pesan lain yang ia dapat