45

108 12 1
                                    

" haechan... " sapa seungmin pada haechan yang baru saja keluar dari ruang operasi.

Eunbi telah ia usir untuk kembali menemani adiknya yang lebih membutuhkan daripada dirinya yang trngah terpuruk.

" gimana? "

" pasien tidak bisa di selamatkan, pasien kehabisan banyak darah dan terluka parah di beberapa organ vital... " jawab haechan entah mengapa membuat seungmin menyunggingkan senyuman.

" lo.... seneng? Dengar kematian pasien? " tanya haechan menatap seungmin horor.

" eh... bukan gitu, pikiran gue lagi di tempat lain... kebetulan ingat hal lucu... sorry... " bohong seungmin.

" lalu bagaimana? Pihak keluarganya? "

" lagi akan dicari sama pihak rumah sakit, kalo tidak di temukan anggota keluarganya... tubuhnya akan kita pakai untuk bahan pembelajaran... " jawab haechan yang dibalas anggukan oleh seungmin.

" lu kenapa tadi? Gak biasanya lo gak fokus gitu? Ada masalah? " tanya haechan yang dibalas gelengan oleh seungmin.

" kebetulan gue sakit perut tadi... berusaha nahan tapi ternyata udah di ujung... untung lo ngusir gue tadi... " bohong seungmin membuat haechan menggeplak dahi seungmin hingga si empunya meringis.

" ada tolol-tololnya juga lu gue lihat! Udah ah gue mau istirahat! " ujar haechan beranjak lebih dulu meninggalkan seungmin di depan ruang operasi.

Melihat haechan sudah pergi jauh, seungmin memasuki ruang operasi. Dimana mayat do yeon belum di pindahkan ke kamar mayat.

Seungmin melangkah dengan langkah yang ringan, tidak lagi berat seperti saat ia hendak menolong sosok do yeon.

Seungmin menggunakan sarung tangan terlebih dahulu sebelum membuka kain yang menutupi wajah do yeon yang sudah pucat, kaku dan dingin.

Ia menatap tajam wajah do yeon, wajah yang telah membunuh ayahnya dengan sadis kala itu. Membuatnya mati-matian berusaha menghilangkan trauma akan darah sebelum bisa menjadi dokter seperti sekarang.

Seungmin menampar wajah mayat tersebut dengan kuat, ia juga mencekik leher sang mayat sebagai pelampiasan emosinya meski ia tahu hal itu tentu tidak akan terpengaruh apapun.

Do yeon telah mati...

Namun ia tetap butuh melampiaskan dendamnya belasan tahun lalu...

" aku mungkin tidak bisa melukaimu saat hidup, tapi tidak saat kau mati... aku ingin membuat luka baru di tubuhmu, tapi haechan akan tahu jika kau memiliki luka baru yang tidak ia lihat sebelumnya... "

" aku hanya bisa memukul wajahmu dan mencekikmu seperti ini... sangat tidak puas... tapi itu cukup... "

" andaikan aku yang mengoperasi dirimu tadi, akan aku tunjukkan apa itu rasa sakit yang kau berikan pada ayahku... padaku... "

" ku doakan jiwamu dihajar habis oleh para jiwa pendendam disana... " gumam seungmin menjambak kuat rambut do yeon yang telah menjadi mayat itu.

.
.
.
.
.

Setelah memesan hotel dengan bahasa inggris seadanya dan sedikit bantuan terjemahan bahasa china, jisung memutuskan untuk berjalan-jalan sejenak di sekitaran hotel.

Menikmati pemandangan selama ia berada di sana meski kedatangannya bukanlah untuk liburan, jisung tetap tidak mau melewatkan kesempatan apapun.

Jisung juga menghabiskan uangnya untuk membeli beraneka ragam makanan china yang tentu tidak di jual di korea.

Menikmati sepuasnya tanpa memikirkan kenaikan berat badan, toh ia bisa berolahraga kembali untuk menghilangkan kalori di keesokan harinya.

" kemana lagi ya enaknya... gue udah jalan terlalu jauh sih ini... semoga kagak nyasar deh... " gumamnya sembari membuang jus buah yang telah tandas ke tong sampah.

Saat tengah melirik-lirik setiap infrastruktur di sana, mata jisung menangkap sosok yang sangat ia kenali. Membuat sinyal radar berbahaya di dalam dirinya berbunyi kencang.

Tanpa berpikir panjang, jisung melangkahkan kakinya memasuki keramaian. Berusaha menyatu, menghilangkan diri dari tatapan mata yang sudah pasti mengintai dirinya.

Memaksakan diri untuk tetap tenang di keramaian yang  bisa saja membuat anxietynya kambuh tiba-tiba.

" sialan! Itu kan om youngjae! Kalo dia ada disini berarti paman udah tau nih! Dasar ibun pengadu! Anak buah paman gak mungkin cuman satu nih pasti!" gumam jisung menggerutu, berusaha menutupi wajahnya dengan jaket yang ia kenakan.

Jisung mengendap-endap di keramaian, berusaha bersembunyi di badan orang-orang yang lebih besar darinya.

Saat merasa dirinya berhasil mengelabui youngjae, jisung langsung saja hendak berlari pergi dari daerah wisata.

Namun baru saja kakinya melangkah, ia sudah berbalik putar arah. Bersembunyi di balik celah tembok toko yang kecil, membuat dirinya menjadi tatapan dari beberapa orang yang melihatnya.

" Duìbùqǐ.... ( maaf... ) " ujar jisung pada orang-orang yang melihatnya julid, membuat jisung meringis malu.

( sialan! Kenapa pake ada chenle juga sih disini! Sial banget gue! Pasti xixi dah nih yang ngasih tau chenle kalo gue ada di china! Aduh mati aku... mau kabur kemana dah... ) inner jisung frustasi.

Saat chenle melewati dirinya tidak jauh dari hadapannya, jisung langsung saja memalingkan wajahnya ke arah lain. Menahan nafas sekuat mungkin, berharap chenle tidak melihatnya, berharap chenle menganggapnya sebagai orang gila agar dirinya tidak ketahuan.

" orang mabuk tingkahnya sangat beragam.. " julid chenle saat melihat sosok jisung yang terjepit di celah kecil antara dinding, menggelengkan kepalanya merasa miris.

" lebih baik aku segera mengecek ke hotel dekat sini.. " gumam chenle meninggalkan jisung yang ia cari tepat di depan matanya.

Jisung yang merasa dirinya sudah aman, memutuskan untuk keluar dari tempat persembunyian.

Menghirup pasokan oksigen sebanyak mungkin untuk mengisi oksigen di paru-parunya yang telah menipis karena menahan nafas terlalu lama.

" untung dia gak sadar itu gue... gue gak bisa balik ke hotel, mereka berdua pasti bakalan ngecek kesana... gue harus cepat pergi dari daerah sini! " gumam jisung berlarian secepat mungkin untuk mencari taxi.

Ia tidak peduli lagi jika dirinya akan nyasar ke daerah yang lebih jauh dan tidak ia ketahui dimana.

Yang ada dipikirannya saat ini adalah menjauhi chenle dan anak buah jinyoung yang mencari dirinya.

Dirinya harus extra hati-hati, karena ia tidak mengenal semua anak buah sang paman yang mungkin bisa saja menyamar menjadi siapapun untuk membawanya kembali ke korea.

" gue gak boleh ketangkap sebelum berhasil ngehajar si bajingan in guk! "

.
.
.
.
.
.

Mimin hiatus lagi ya guys... bentar doang kok...

NOT YET, 2 ( STRAYKIDS ) HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang