chapter 5

58 10 1
                                    


"Maaf mengganggu waktu tuan muda dan Nona kupu kupu, tapi tuan muda ini saatnya anda melatih para prajurit kita." ucap pelayan itu sambil membungkukkan badannya.

"Baiklah, kau boleh pergi dari sini" usir Dion kepada pelayan itu.

"Baik, saya pamit tuan muda dan Nona" akhirnya pelayan itu pergi meninggalkan mereka berdua.

"Nah, sekarang mending kak Dion pergi deh, daripada nanti tuan Lant marah gimana, kalau kamu tidak melaksanakan tugasmu?" ucap Pricill sambil tersenyum.

'AKHIRNYA GW BEBAS, PERGI LU YANG LAMA SEKALIGUS JAUH JAUH, TUAN MUDA DION' Batin Pricill yang merasa senang.

"Kau... Mengusir ku?" Tanya Dion kepada Pricill, Dion menatap tajam Pricill sambil menyeringai.

"Hahaha.... Tentu saja gak dong, emang ada yang berani ngusir kak Dion selain tuan Lant? Gak ada kan? Hahaha" lirih Pricill sambil memalingkan wajahnya.

Dion yang melihat itu hanya tersenyum kecil lalu dia menyentil dahi Pricill pelan.

"Kalau begitu aku pergi dulu, kau ingin ke perpustakaan kan? Kalau begitu tunggu aku, aku akan datang kesana setelah urusan ku selesai"

"Yaaa, kalau gak datang juga gapapa, gak masalah kok, Santai aja, jadi mending pas urusan kak Dion selesai, mending kak Dion langsung tidur aja ya?" Tolak Pricill, sambil mengusap dahinya yang abis disentil sama Dion.

'SAKIT BANGET, padahal tadi pelan kok bisa sakit banget ya?' batin Pricill yang kesakitan

"Aku tidak menerima penolakan" Dion hanya menatap Pricill.

"Hah, baiklah, terserah kau saja, capek aku lama lama, kalau begitu aku pamit duluan ya kak Dion" Pricill langsung membungkukkan badannya dan pergi ke arah perpustakaan.

'ahh sialan, gara gara tuh orang gw jadi gak bisa bebas, semoga dia dikasih misi kek, biar dia pergi dari sini' batin Pricill yang merasa kesal kepada Dion.

Dion yang daritadi melihat Pricill, akhirnya juga memutuskan untuk pergi ke tempat latihan para prajurit.

Disisi lain>>

Roxana dan Jeremy sedang berjalan bersama ke ruangan Lant.

"Kakak, kapan kau kembali ke kamarmu ?, apa kakak pergi ke rumah kaca untuk melihat kupu kupu beracun lagi?" Tanya Jeremy kepada Roxana yang berjalan didepannya.

"Yaa, karena hanya tersisa satu telur lagi, aku harus berhasil kali ini, kau taukan kalau aku gagal bakal gimana?" Jawab Roxana, tanpa melihat ke arah Jeremy, Roxana hanya fokus menatap ke depan.

"Tapi aku tidak suka itu kakak, kau jadi harus memberinya makan dengan darahmu" rengek Jeremy, dia memanyunkan bibirnya.

Roxana yang melihat itu langsung terkekeh, menurut nya Jeremy pas masih kecil itu manis, berbeda pas Jeremy sudah dewasa.

"Oiya kakak, soal mainan yang dibawa oleh ayah waktu itu, kita tidak diizinkan untuk mendekatinya kan? Dia pasti orang yang istimewa" mimik wajah Jeremy langsung berubah, yang awalnya dia memanyunkan bibirnya sekarang dia menatap tajam dinding didepan sambil menyeringai.

"Yaa, dia tampaknya memang orang yang istimewa"

"Apa ini, jadi kakak tertarik kepadanya?, padahal sebelumnya kakak tidak pernah tertarik kepada siapapun"

"Hahaha kupikir ini akan menjadi menyenangkan"

....

Akhirnya mereka berdua telah sampai di depan pintu ruang kerja Lant.

Sebelum masuk ke dalam ruangan, Roxana sempat mengelus rambut Jeremy, yang membuat Jeremy mengingat kepada gadis berambut merah muda itu.

'ahh aku belum bertemu dengannya belakangan ini, dia lagi ngapain ya sekarang..'

Healer - Twtptflob X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang