8. BUKAN JADIAN

7 6 0
                                    

Alteo, laki-laki dengan slayer di wajahnya benar-benar menuruti perkataan Adel kala itu. Untuk mengurangi kontak fisik mereka. Kini, cowok bermarga Ragastara itu membolos bersama ketiga temannya di warung Mak Ijah.

"Geo nggak mau bolos beneran?" Tanya Edwin yang sedang menghisap rokoknya.

"Argeo mana mau bolos Jok," celetuk Jio. Cowok itu tengah menikmati bakwan jagung favoritnya.

"Kemarin tuh anak bolos," kata Alteo membuat ketiga temannya menatapnya dengan ngeri. "Ngapain lo ngelihat gue kayak gitu?!" Sentak Alteo.

"Sumpah? Geo bolos? Gue nggak percaya," kata Kevin.

"Gue nggak nyuruh lo percaya," ketus Alteo. Tanpa sepatah kata pun lagi, cowok itu pergi sebelum di serang pertanyaan-pertanyaan oleh

"Kok lo tau?"

"Mau kemana lo?!" Pekik Kevin begitu melihat langkah Alteo yang menuju SMA LANGIT BANGSA.

"Balik!"

Mereka sontak menghentikan acara makan-makan dan menyusu Alteo, tak lupa membayar makanan mereka.

"Mak! Kevin ngutang dulu ye, tadi belum dikasih duit sama Papi," kata Kevin seraya menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.

"Ngutang mulu le! Utang mu itu udah numpuk," kata Mak Ijah sembari melihat bon warungnya. Yang paling banyak hutang di warungnya adalah tuan Kevin yang terhormat.

"Ini Mak, sekalian punya mereka berdua," Edwin memberikan lima lembar uang berwarna merah kepada Mak Ijah.

Mak Ijah memakai kacamata bulat minusnya, dan mencoret nama Kevin dalam daftar bon warungnya. "Gini toh dari tadi,"

"Hehe, makasih Jok! Joko terbaik!" Puji Kevin membuat Edwin merinding seketika.

"Jijik gue,"

•••

"Neng Adel kiw," goda Jio begitu melihat Adel lewat di parkiran mereka. Inti Eglio duduk di atas motornya masing-masing, begitu juga dengan Alteo yang kini menatap Adel dengan tatapan sulit di artikan.

Pandangan Adel terfokus hanya pada Argeo yang tengah fokus memandangi ponselnya saja. Argeo menyugar rambutnya ke belakang dengan gerakan pelan, hal itu membuat Adel sampai tak berkedip menatapnya.

"B-bang Ge, Adel boleh numpang pulang nggak? Adel nggak mau di jemput Ayah," kata Adel sedikit gugup.

"Hm?" kata Argeo reflek, sembari memperhatikan Adel yang mencengkram tas ranselnya.

"Boleh?" tanya Adel.

"Boleh, ngapain gue larang,"

Alteo yang melihat itu mendadak mencengkram erat stir motornya. Tanpa aba-aba, cowok itu menggeber motornya dengan keras lalu melintas meninggalkan parkiran. Tentu saja, Adel dan inti Eglio yang di sana terlonjak kaget. Tidak biasanya Alteo seperti ini.

"Si Bos bener-bener bikin gue jantungan anjing!" kata Jio mengumpati Alteo.

"Kayak nggak tahu ketua lo aja," balas Edwin.

"Gas ke markas!" Kata Kevin lalu ikut melajukan motornya. "Duluan Ar!" pamitnya pada Argeo yang sedang mengobrol dengan Adel.

Perasaan Adel mulai tak enak karena melihat hal itu. Apa Alteo marah karena kemarin ia menolak ungkapan cinta darinya?

"Ayo, jangan ngelamun," suara Argeo membuat Adel tersadar dari lamunannya. "E-eh iya,"

Argeo sudah siap duduk diatas motornya, tiba-tiba Zinnia dan Ginara datang menghampiri Argeo dan Adel.

KOTA PARA PENGHIANAT [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang