Rosie tiba di kantor Jennie, ia mengernyitkan dahinya saat melihat gerbang kantor Jennie yang sepertinya sengaja ditutup oleh satpam yang bertugas padahal Rosie dapat melihat sudah ada beberapa karyawan yang datang dan memulai aktivitasnya. "Pak ini kenapa ditutup?" tanya Rosie setelah turun dari mobilnya.
"Maaf pak hari ini kantor tidak menerima tamu siapapun. Sesuai instruksi bu Jennie." Jawab satpam tersebut.
"Tapi Jennie ada didalam kan pak? Saya harus ketemu sama dia, saya suaminya." Rosie berusaha menerobos masuk ke kantor Jennie, tapi ia terus ditahan oleh satpam tersebut.
"Maaf pak saya cuma menjalankan perintah bu Jennie, lebih baik pak Rosie konfirmasi dulu sama ibu Jennie, dan maaf pak bisa di pinggirkan sedikit mobilnya, mobil pak Rosie menghalangi jalan." Rosie mendengus kesal kemudian pergi dengan perasaan marah dan kecewa.
Jennie masuk ke ruangannya dan langsung menghempaskan tubuhnya ke sofa. Semalam ia tak bisa tidur karena kesal dengan Rosie. la merasa telah dibohongi selama ini. Rosie menyembunyikan wanita lain diluar sana dan berpikir Jennie cukup polos untuk dibohongi begitu saja. la jadi semakin kecewa karena ia yakin Rosie berselingkuh pasti karena Jennie sulit hamil. Jennie tidak habis kenapa Rosie tega berselingkuh darinya karena alasan itu padahal ada pasangan diluar sana yang butuh waktu lebih lama dari mereka untuk memiliki anak. Lalu bagimana dengan semua cinta dan perhatian yang selama ini Jennie berikan untuk Rosie? Apa semua itu tidak ada artinya.Setelah beberapa lama menangis sendiri, Jennie akhirnya tertidur sambil memeluk bantal sofa. la kelelahan dan merasakan sakit di perutnya lagi.
"Jennie..." Allison membangunkan Jennie, karena sebentar lagi ia harus menghadiri rapat mingguan dengan seluruh kepala staff.
"Jen are you okay? Kalau kamu sakit biar aku wakilin aja.." Ucap Allison, ia merasakan tubuh Jennie hangat saat tadi menyentuh lengan Jennie.
"Aku gapapa kok Alli. Aku akan siap siap tunggu sebentar yaa" Saat diruang rapat, Jennie yang sedang menyampaikan pendapatnya mengenai keuangan perusahaan, tiba tiba merasakan sakit pada perutnya, la mengerang sambil memegangi perutnya.
"Jen! Jennie lo kenapa?" Irene panik sambil menuntun Jennie untuk duduk di kursi.
"Ssshhhh sakit Rene...Perut gue sakit." Ucap Jennie lemah sebelum tiba tiba ia kehilangan kesadarannya.
"Jennie, Jen! bangun Jen! lo kenapa Jen" Irene menggoncang tuh Jennie, namun Jennie tidak merespon. la mengedarkan pandangan keseluruh ruangan, ia berteriak menginstruksikan Allison untuk menelfon ambulance dan menyuruh beberapa karyawan yang ada disana untuk mengangkat Jennie menuju lift dan membawa Jennie ke lantai dasar kantor. Sambil menunggu ambulance datang Irene menghubungi Rosie, meskipun ia tau hubungan Jennie dan Rosie sedang tidak baik baik saja, tetap saja Rosie adalah suami Jennie yang berhak tau kondisi istrinya.
"Halo Se! Darurat!"
"Ada apa Rene...apa yang darurat" Rosie baru saja memasuki ruang kerjanya dan sedang mengecek berkas berkas yang harus ia periksa pagi ini.
"Jennie tiba tiba pingsan di ruang rapat, sebelum itu dia mengeluh perutnya sakit."
"Apa? Sekarang kalian dimana?" Mendengar itu Rosie langsung panik dan langsung membereskan barang barangnya.
"Masih di kantor, nah itu ambulance nya baru dateng. Kita ke Seoul Medical Center. See you there."
Rosie menyaut tasnya dan berlari meninggalkan ruangannya. Ia berpapasan dengan sekretarisnya yang ingin mengingatkan Rosie soal rapat hari ini.
"Lo pak, mau kemana? Bapak pagi ini ada rapat"
"Istri saya masuk rumah sakit, kamu mundurin aja meetingnya hari ini, ganti besok siang." ucap Rosie singkat pada Hyeri, sekretarisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
All For You - S1 ☑️
FanfictionCinta tanpa kepercayaan hanya akan menimbulkan masalah hati yang jika terlalu lama dibiarkan menjadi penyakit dalam hubungan. karena kepercayaan dari kedua belah pihak itulah yang akan menjadi fondasi yang menjaga cinta itu tetap utuh dan berdiri t...