1 tahun kemudian
Dari tadi malam Rosie dibuat cemas karena Jennie mendadak demam dan juga tubuhnya menggigil. Ia tambah dibuat cemas karena sejak pagi tadi Jennie terus muntah muntah.
"Bi... tolong buatkan minuman hangat untuk Jennie ya" Ucap Rosie. Rosie melihat mama Jennie yang sedang menata makanan diatas meja makanan. Mama Jennie menatap bingung menantunya itu.
"Jennie kenapa Rosie?" Tanya mama Jennie.
"Jennie masuk angin ma semalem badanya deman terus dari tadi subuh dia muntah muntah terus." Jawab Rosie.
"Kalian kemarin pulang jam berapa emangnya?" Tanya mama Jennie lagi.
"Setengah dua belas ma." Jawab Rosie lagi.
"Rosie... udah tau kemarin Jennie ga enak badan masih nekat aja ngajak dinner. Udah sana bawa teh nya ke Jennie dulu." Rosie mengangguk sambil menggagruk tengkuknya yang tidak gatal. Pagi pagi udah kena marah mertua aja, batinnya.
Jennie keluar kamar dengan piyama pajang bermotif beruang dan balutan selimut. Rosie menuntun Jennie berjalan dengan merangkulnya. Wajah Jennie terlihat lesu dan pucat.
"Jennie...kamu ini kenapa lagi sih?"
"Gak tau deh ma, dari kemarin kan kayak gini.." jawab Jennie sambil duduk di meja makan.
"Apa jangan jangan maagnya kambuh?"
"Enggak ma.. Kalo maag rasanya nggak gini. Pasti perut aku terasa perih gitu. Nah ini cuman mual mual aja. Pasti masuk angin."
"Yaudah kamu sarapan dulu, abis itu minum obat, nanti minum paracetamol aja. Jangan manja." kata Mama Jennie lalu pergi ke dapur untuk minta tolong bibi membuatkan teh lagi untuk Jennie.
Saat mama Jennie kembali, ia melihat anaknya, yang
kedinginan dalam selimut sedang membuka mulut untuk disuapi sesendok nasi goreng oleh suaminya."Jennie...udah dibilangin jangan manja. Malah minta disuapin gimana sih? Rosie kan mau berangkat kerja.." Rosie lanjut menyuapkan sesedok nasi goreng ke Jennie. "Gapapa ma, Jennie kan lagi sakit. Aku juga hari ini rencananya gak ke kantor. Hari ini aku mau bawa Jennie dokter, aku takut Jennie kenapa napa karena dari kemaren dia begini terus. Nanti juga sekalian mau ngecek progress pembangunan rumah. Jadi bolehlah, hari ini Rosie nyuapin Jennie" Jennie tersenyum penuh kemenangan pada mamanya, lalu melihat kearah Rosie dan mencium pipi suaminya itu.
Mama Jennie menghela nafas panjang. "Kayaknya mama cuma ganggu deh disini. Mending mama makan di dapur sama bibi aja deh." Lalu meninggalkan meja makan, membuat Jennie dan Rosie tertawa.
Di ruangan dokter Tiffany
"Saya punya berita baik dan buruk. Mau dengar yang mana dulu?" Rosie dan Jennie saling berpandangan.
"Yang bisa kami terima duluan dok. Terserah dokter." Ucap Rosie.
"Baiklah, berita baiknya selamat ya...Jennie hamil." Senyum terukir pada wajah Jennie dan Rosie. Jennie kini menggenggam tangan Rosie, bersiap mendengar berita buruknya.
"Berita buruknya... kandungannya Jennie sangat lemah." Jennie tertunduk lesu. Rosie mengusap lembut punggung tangan Jennie, berusaha menguatkan Jennie.
"Jennie, kamu tidak boleh kecapekan, tidak boleh stress. Harus makan dengan teratur dan mengkonsumsi makanan yang begizi. Terus juga tidur yang cukup. Nanti akan saya resepkan suplemen dan vitamin untuk Jennie minum. Saya sarankan kamu untuk tidak melakukan aktivitas yang berat berat dulu. Dan saya juga menjadwalkan Jennie untuk periksa kandungan rutin 2 minggu sekali." Jennie dan Rosie mendengarkan dengan seksama penjelasan dari dokter Tiffany.
Setelah itu mereka langsung pulang ke rumah. Mereka tidak jadi mengecek pembangunan rumah mereka karena Jennie harus banyak istrihat sekarang. Rosie mengundang Irene dan Seulgi kerumah mereka. Berita baik dan buruk ini harus diketahui mereka. Mereka sepakat Jennie harus rehat sementara dari pekerjaanya dan posisinya akan digantikan oleh Irene.
Beberapa hari kedepannya Rosie disibukkan dengan mengatur segala sesuatu keperluan Jennie di rumah. Harus selalu ada persediaan makanan, akses mudah ke tempat obat dan air minum. Bahkan Rosie menambah asisten rumah tangga di rumah mereka. Ada yang di khususkan untuk menjaga kebersihan rumah dan ada yang di khususkan untuk menjadi asisten Jennie. Selain itu Rosie juga mencari koki khusus untuk memasak masakan bergizi untuk Jennie.
"Hubby..." Jennie sedang bersantai di sofa, ia menyandarkan kepalanya ke dada Rosie yang sedang mengusap perut Jennie.
"Yaa Wifey?" jawab alex lembut masih sambil mengusap perut Jennie.
"Apa kamu nggak berlebihan dengan semua ini?"
Rosie terdiam beberapa saat. "Lebih baik aku terlalu protektif seperti ini. Aku takut kehilangan lagi untuk kedua kalinya"
"Aku juga." Jawab Jennie. "Kita pasti bisa lalui semua ini kan?"
"Kita akan hadapi semuanya berdua. Aku akan selalu ada buat kamu, aku janji" Ucap Rosie.
"Hubby... Aku tiba tiba mau makan melon."
"Melon?" Rosie bingung.
"Iya by...aku pengen makan itu."
"Kamu ngidam?" Jennie menganggukan kepalanya.
"Ayo beli by..." Rengek Jennie sambil menarik narik tangan Rosie, mengajaknya bangkit dari sofa.
"Iyaa...iyaa sayang ayo"
Rosie telah belajar dari kesalahannya yang dulu. Iya tak ingin lengah lagi sekarang. Ia telah bertekad untuk jadi suami siaga. Ia mulai mengatur waktunya, jika tidak ada pekerjaan yang penting atau rapat penting Rosie akan bekerja dari rumah agar bisa menemani Jennie. Ia juga sebisa mungkin menuruti semua permintaan Jennie dan anaknya. Pokoknya segalanya untuk Jennie dan anaknya.
.END.
Terima kasih yang sudah membaca All for you season 1. Akan ada kelanjutan kisah Jennie dam Rosie di All for you season 2, stay tuned!😉
KAMU SEDANG MEMBACA
All For You - S1 ☑️
FanfictionCinta tanpa kepercayaan hanya akan menimbulkan masalah hati yang jika terlalu lama dibiarkan menjadi penyakit dalam hubungan. karena kepercayaan dari kedua belah pihak itulah yang akan menjadi fondasi yang menjaga cinta itu tetap utuh dan berdiri t...