PART 1

366 35 1
                                    

"Maaf Jennie, hasilnya negatif. Gejala yang kamu rasakan itu karena kondisi tubuh kamu yang kurang sehat. Selain itu, banyak faktor penyebab keterlambatan haid, bisa karena diakibatkan stress atau siklus menstruasi kamu yang sedang tidak teratur." Jelas Dokter Tiffany.
Jennie hanya diam, ia tak berani menoleh untuk melihat wajah kekecewaan Rosie untuk yang empat kalinya.

"Tapi kamu jangan khawatir. Saya yakin kamu bisa cepat hamil. Kondisi kamu dan Rosie sama-sama sehat, mungkin memang belum waktunya saja. Kalian masih muda. Saya akan beri resep vitamin untuk kamu Jennie. Kamu harus jaga kesehatan, makan makanan yang bergizi serta tidur yang cukup" ucap Dokter Tiffany. Jennie hanya mengangguk lemah.

Diluar ruangan dengan tatapan kosongnya Jennie melangkah dengan gontai sambil menenteng tasnya. la resah. la takut dan sedih. Sudah hampir 5 tahun ia menikah dengan Rosie. Ini sudah yang keempat kalinya ia merasakan tanda-tanda kehamilan dan untuk keempat kalinya ia mendapat berita yang mengecewakan. Rosie memang tak pernah membahas soal anak, tapi ia tahu Rosie sangat mengharapkan keturunan. Biasanya setelah dari dokter begini, Rosie tidak akan banyak bicara dan. la hanya akan menyuruh Jennie untuk Istirahat dirumah dan tidak boleh bekerja keesokan harinya.

Rosie berhasil menemukan istrinya yang bersandar ditembok dekat pintu keluar rumah sakit. Ditangannya sudah ada kantong plastik berisi vitamin untuk Jennie. "Wifey, kamu kok ninggalin aku sih? Aku tadi nyariin kamu loh. Kita pulang ya, ingatkan kata doker Tiffany barusan, kamu lagi kurang sehat, jadi harus banyak istirahat. Besok kamu gak usah kerja dulu sampe kamu bener bener pulih" Ucap Rosie sambil merangkul bahu istrinya.

Setelah mengatarkan Jennie pulang kerumah, Rosie langsung pamit kembali ke kantornya. Jennie hanya duduk diam di sofa dengan tidak semangat. Sudah seminggu lebih ia merasa tidak enak badan, ia selalu mual dipagi hari bahkan haidnya terlambat dua minggu dari jadwal biasanya. Ternyata tanda itu tak menunjukkan bahwa ia hamil.

"Gimana hasilnya sayang? Positif?" tanya Mama Jennie yang entah muncul darimana.

"Negatif lagi ya? Sabar ya sayang mama yakin cepat atau lambat kamu pasti akan hamil" Lanjutnya, ia duduk disebelah Jennie, lalu memeluk anaknya itu.

"Ma...aku takut jangan jangan ada yang salah sama aku atau Rosie. Jisoo udah mau melahirkan, Irene anaknya udah mau masuk TK. Aku? Hamil aja belum mah... aku takut kalau Rosie bakal kecewa sama aku dan ninggalin aku karena aku ngasih dia anak. Dia aja belum ngomong apa apa sejak tadi ma." Ucap Jennie air mata sudah jatuh dari pelupuk matanya.

"Kamu gak boleh berpikiran negatif sayang... apalagi sama suami kamu. Kalo menurut Tuhan belum waktunya kamu punya anak, yaa kamu harus sabar dan terus berusaha. Rosie mungkin kecewa tapi mama yakin dia gak akan nigalin kamu begitu saja, dia sayang dan cinta sama kamu." Jennie menganggukkan kepala.

"Makasih ya mama selalu ada buat aku. Jennie sayang mama."

"Oh iya ngomong ngomong Rosie mana?" Tanya mama Jennie.

"Rosie tadi izin balik ke kantor lagi ma" jawab Jennie datar.

Malamnya Rosie mengirimkan pesan pada Jennie bahwa malam ini tidak tidak pulang ke rumah.

"Wifey sayang, aku minta maaf malam ini aku mendadak harus lembur dan kemungkinan aku akan menginap dikantor karena besok pagi aku langsung ke busan. Kamu gak papa kan aku tinggal? Maaf baru ngasih tau kamu sekarang. Kamu istirahat yaa pokoknya jangan capek capek, vitaminya jangan lupa diminum. Besok pagi sebelum aku meeting aku telpon kamu, okay... I Love You My Wifey❤️Setelah mendapat pesan itu mood Jennie semakin memburuk, bahkan ia sampai tidak bisa tidur semalaman karena memikirkan suaminya, tidak biasanya suaminya berpergian medadak seperti ini.

...

Paginya, Jennie ingin memberikan Rosie kejutan. Sejak pagi Jennie sudah sibuk  menyiapkan sarapan untuk diantar ke kantor Rosie. Jennie diantar sopirnya ke kantor Rosie karena ia tak mau ambil resiko menyetir di pagi hari sambil mengantuk. Namun ketika sampai di depan kantor Rosie, mobil mereka berpapasan. Jennie langsung meminta sopirnya untuk mengikuti mobil Rosie, ia ingin memastikan suaminya benar benar akan berangkat ke Busan. Setelah beberapa lama mengikuti mobil Rosie, Jennie dibuat bingung karena mobil Rosie tidak mengarah ke Busan melainkan kearah suatu perumahan dipinggiran Seoul.

Jennie segera mengambil handpone-nya didalam tas lalu ia menghubungi Rosie.

"Halo...Hubby...kamu jadi ke Busan?" Tanya Jennie setelah Rosie mengangakat telfonya.

"Halo My Wifey...iyaa jadi ini aku udah jalan" Jawab Rosie diseberang sana.

"Kamu nyetir sendiri atau diantar June?" Tanya Jennie lagi.

"Aku nyetir sendiri sayang, ini baru masuk Tol, kenapa wifeyku" Jawab Rosie. Hati jennie sakit karena Rosie berbohong padanya, ia ingin sekali berteriak dan marah pada Rosie saat itu juga, tapi ia masih menahan dirinya, karena ia sedang tak ingin membuat keributan dengan suaminya sekarang, menurutnya sekarang bukan saat yang tepat untuk itu.

"Gapapa aku cuman kangen sama kamu" Ucap Jennie dengan nada bergetar menahan tangisnya

"Maaf yaa sayang aku harus pergi mendadak disaat kamu lagi gak baik baik aja, tapi aku janji kl kerjaan aku udah selesai, aku langsung pulang, Jangan nangis, aku juga kangen sama kamu" Ucap Rosie lembut.

"Yaudah kamu hati hati ya, kalau udah sampai hubungin aku" Jennie menutup telfonnya dan mulai menangis.

Mobil Rosie berhenti di depan sebuah rumah mewah. Di depan rumah itu terlihat seorang wanita yang menunggunya. Rosie turun dari mobilnya lalu memeluk wanita itu. Kemudian mereka berdua masuk kedalam rumah tersebut.

"Alex! kita lansung pulang. Nanti Kalo mama saya tanya, bilang Rosie udah berangkat duluan ke busan. Saya juga minta tolong sama kamu untuk diam aja soal kita ngikutin mobil Rosie dan anggap kamu tadi nggak lihat apapun"

"Baik nyonya." jawab Alex, sopir Jennie singkat.

Jennie memejamkan matanya dan menghirup nafas dalam-dalam. Pikirannya berkecamuk memikirkan suaminya. Siapa wanita itu? apa yang Rosie lakukan dirumah wanita itu? Kenapa Rosie membohonginya? Apa Rosie sudah tidak mencintainya karena ia tak kunjung memberikannya keturunan? Atau karena bosan padanya? Selama 6 tahun pacaran dan 5 Tahun menikah ia dan Rosie telah menghadapi berbagai masalah dan tetap setia. Apakah setelah menikah justru hati Rosie terbagi? la takut, sedih, dan bingung Jennie tidak tau apa yang harus ia lakukan sekarang. la tak berani bercerita pada mamanya. la tak ingin dicap gagal sebagai istri. la tak ingin mengecewakan mamanya. Jennie hanya bisa menangis memikirkan semuanya.

Jangan lupa Vote + Comment👍🏻

All For You - S1 ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang