Part 6

82 11 0
                                    

"Eh dasar lo mak lampir,duduk aja lo sana diemperan"ucap dinda dengan tatapan sinis

"Udahlah din,biar aja dia disini"kata gue dengan malas

"Wihh,ganteng banget tu,siapa tu?"Tanya rina yang SOK akrab dengan gue,gue noleh kearah yang ditunjuk oleh rina

RAIHAN.

"Ketos disini"jawab gue singkat

"Wihh,ganteng banget"jawabnya dengan kegenitan . "Eh lo anak baru aja udah genit,mana mau tu siketos sama lo!cabe busuk,pakaian seksi,kaya habis ditiduri,rambut acak-acakan!"Cerocos dinda

"Eh jaga omongan lo ya!lo kampungan!gak ada hiasan ditubuh lo,kalau lo jual diri,gak bakalan laku!hahahahahahaa"suara rina membuat seisi kantin memandangi kami

Plaakkk!! Satu tamparan dari dinda yang membuat sudut bibir rina berdarah,apakah sekuat itu?

"Apa-apaan ini?"Tanya kak raihan yang ada dihadapan kami.

"Dia duluan kak,seenaknya aja bilang gue cabe busuk"rengek rina sambil bergelayut manja dilengan kak raihan.

Jlebb

Sakit. Hanya itu yang gue rasain sekarang ini

"Kayak bocah aja kalian disini,nyadar dong kalian udah sma,udah besar,berfikir dewasa sikit dong"bentak kak raihan kegue sambil ngelepas pegangan rina ditangannya. Lha?kok gue?perasaan gue diam aja dari tadi.

"Din,yok pergi aja"ucap gue nenangi dinda

"Ini semua gara-gara lo!"Bentak dinda kegue.

What?gara-gara gue?Mimpi apa gue semalam?Semua serba nyalahi gue..

"Loh kok gu..." Ucapan gue terhenti saat jari telunjuk dinda tepat didepan muka gue

"Diam lo! Lo bukan teman gue sekarang"Potong dinda sambil pergi ninggalin gue.

Dan, sekali lagi hati gue sakit.

"Hahahaha makan tu semua"tawa rina melihat gue yang sial ini.

Yatuhan,apa salah gue?

--------

"Eh sayang kamu udah pulang,kok wajah kamu sedih gitu sih?"Tanya nyokap gue bingung.

"Gak apa ma,udah dulu ya,ferren mau ganti baju"ucap gue sambil ninggalin nyokap.

"12 juli 2015.
Belakangan ini nasib gue selalu apes. Gue bertemu seorang cowok yang bisa buat gue senang,yaitu Raihan Yudha Bratawijaya, tapi sayangnya gue hanya bisa sekedar mengaguminya saja. Lalu gue ketemu dengan Rina Melvan,ini hampir buat gue shock!bagaimana tidak? Bukannya dia udah meninggal?lalu tiba-tiba dia hadir dihadapan gue,gue yakin bentar lagi semua orang bakal jauhin gue jika rina membongkar semua masa lalu gue. Dan yang terakhir, dinda marah sama gue. Gue mohon yatuhan,kasih gue kesempatan untuk bersenang sebelum ajal ngejemput gue.
Gue ingin merasakan kebahagiaan"

Hanya itu yang gue tulis dibuku diary gue,gue gatau mau bilang apa lagi.

----------

Raihan POV

"Bodoh!seharusnya gue gak bentak dia!"Ucap gue dengan penuh penyesalan

"Han,rasa gue lo harus minta maaf sama ferren,dan lo harus ungkapin semuanya,lo harus bilang kedia kalau lo itu raihan winandar dan lo itu suka sama dia, lo harus cepat bilang itu semua han,gue punya firasat gak baik"ucap dinda. Ya dinda sekongkol sama gue,kami punya rencana untuk nyingkiri rina.

"Firasat apaan?"Tanya gue bingung

"Gak tau,gue cuma punya firasat gak baik aja"kata dinda sambil ngangkat bahu.

"Sebelum gue ungkapin yang sebenarnya,kita harus nyingkiri si mak lampir itu dulu"ucap gue dengan setengah berfikir

"Satu-satunya cara adalah lo kasih tau sama 1 sekolah kalau rina itu gak baik buat dijadikan teman!dan lo harus kasih tau kesemua orang disekolah kalau rina itu pembohong"Ucap dinda.

Bodoh!ngapa gue gak kepikiran gitu

"Betul juga kata lo!tapi gue harus mulai dari mana dulu?"Tanya gue dengan tatapan polos.

"Aelah,kok bisa sih lo dijadiin ketos?, gini aja saat rina lewat dekat lo,lo harus sindir dia, lo bilang 'eh ada cewek yang pernah ditiduri' 'masih perawan gakya?' 'Oh pasti nggak dong' 'kabarnya mati,kok hidup lagi?mati suri?hahahahaha' mungkin sih agak gak jelas gitu,tapi pasti pas lo bilang gitu,orang-orang bakalan heran dan pasti mereka nanya ke lo, nah disitulah kesempatan lo untuk ceritain semua kejelekan rina"Jelas dinda panjang lebar.

Betul juga ya

"Oke makasi saran lo!gue pulang dulu ya,lo mau nebeng gak?"Tawar gue.

"Gak usah,gue ada yang jemput"tolak dinda.

Dan cusss gue langsung lari ninggalin dinda. Gak sabar buat besok,buat ngungkapin semua kejelekan rina. Hahahahahaha

----

Ferren POV

"Ren,nanti temani gue ketaman ya,gue mau liat-liat taman" ucap rina. Ngapa harus gue?jangan-jangan dia punya rencana jahat?tidak,gue gak boleh berfikir yang nggak-nggak.

"Oke,nantik gue tunggu lo didepan gerbang sekolah"ucap gue lalu dia pergi ninggalin gue.

Sekarang gue sendiri disini,gak ada dinda yang selalu nemani gue,dan gak ada raihan. Lagian ngapain raihan kesini?gue bukan siapa-siapa dia toh.

Kringggg Kriinngggg Kringgg

Bel berbunyi tanda pulang berbunyi,tandanya gue harus cepat-cepat kedepan gerbang buat nemani rina ketaman.

"Mana sih si rina?lama banget"batin gue .

"Haii!!! Gue kira lo gak bakal mau nemeni,yaudah deh yuk pergi"Rina langsung menarik tangan gue .

"Lo mau ngapain ditaman?cuma liat-liat doang?kaya gak ada kerjaan aja,udahlah jauh,panas pula lagi"ujar gue .

"Hahahahahaha,betapa bodohnya lo,sampai-sampai lo mau aja dibodoh-bodohi,nyokap lo ngidam apaan sih?sampai-sampai anaknya setolol ini?hahahahaha"ucap rina dengan tertawa

"Apa maksud lo?"Tanya gue bingung

Aaagghh
Perut gue sakit. Ada sesuatu yang nancap diperut gue, dan gue yakin itu pasti pisau.

"Loo... A.. aa.. Apa maa.. Mau.. Lo?"Ucap gue terbata-bata sambil memegang perut gue yang penuh dengan darah .

"Lo tanya apa mau gue?asal lo tau!raihan udah berusaha ngedekati lo!Lo kira gue bakal diam duduk manis gitu aja?gak!"Ucap rina dengan penuh berapi-api

"Apa?raihan mana?gue gak pernah..."Dan tiba-tiba semuanya gelap.

Give me a chance!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang