Raihan POV
"Din,lo ngeliat ferren gak?"Tanya gue bingung tambah cemas
"Gue gak liat dari tadi,firasat gue gak enak han"ucap dinda sambil berdiri mematung .
"Otak lo tu yang gak enak,dari kemarin bilang 'firasat gue gak enak firasat gue gak enak' "ucap gue dengan tatapan kesal .
"Pala lo!udah ah mending kita nyari ferren"
Kringg
KringgDinda langsung jalan ninggalin gue karena ada ada panggilan masuk.
"Halo?"
"......."
"Iya tante,dinda segera kesana"
Tiba-tiba dinda diam dan tatapannya kosong kedepan
"Din lo ngapa?diam gak jelas gitu?"Tanya gue bingung
"Ferren han! Ferren!" What?ada apa dengan ferren? .
"Ferren ngapa?dia ngapaa?ngapa lo tiba-tiba ngomong gitu?jangan main-main lah"tanya gue tanpa berhenti
"Ferren koma! Hiks..hiks..hiks" isakan tangis dinda terdengar, ferren koma?perasaan dia baik-baik aja kemarin.
"Tadi nyokapnya telfon gue,dia bilang tadi dia ngeliat ferren ada ditaman dengan posisi tidur dan perut berlumuran darah,dan nyokapnya segera bawa dia kerumah sakit dan pelakunya rina,sekarang dia sedang ditangani polisi"jelas dinda panjang lebar sambil menahan tangis
"Dia dirumah sakit dekat rumah dia,cepat kita harus segera kesana"ucap dinda
-----
Sekarang gue udah berada dirumah sakit dimana ferren terbaring lemah diruang ICU.
"Dok,apakah saya boleh masuk?saya ingin melihatnya dengan dekat"tanya gue dengan tatapan sendu.
"Maaf,tapi pasien sedang kritis,kami tidak bisa mengizinkan sembarangan orang untuk masuk"ucap sang dokter .
"Tapi dok,saya iingin melihatnya,sebentar saja"gue memohon dengan dokter,dan alhasil gue dibolehin masuk.
"Hai ren,maafin gue,ini semua gara-gara gue,gue terlalu lalai,gue seharusnya jujur dari awal kalau gue suka sama lo,kalau sebenarnya gue itu Raihan Winandar,tapi sayangnya itu semua terlambat,gue janji,kalau lo nanti bangun,gue bakal buat lo tersenyum,gue bakal selalu ada buat lo,bangun ren,kasih gue kesempatan buat hidup bahagia bersama lo"ucap gue dengan melas
Tiit tit titt titt
Layar monitor tiba-tiba membentuk garis lurus,itu berarti?
"Dokter!!dokter" teriak gue sekuat tenaga,gak mungkin,gak mungkin dia pergi secepat ini,gue pasti hanya mimpi.
Pintu ruangan terbuka lalu seorang dokter dan beberapa perawat masuk,dan gue mundur secara perlahan. Diluar sana semua menangis,ini semua gara-gara gue!. Jangan ambil nyawa dia.
Tanpa gue sadari,tetes demi tetes air mata gue jatuh,gue gak bisa nahan ini semuanya,gue terlalu bodoh sangking bodohnya,gue kehilangan orang yang gue sayang selama ini .
Klekkk
Suara pintu terbuka"Maaf,saudari ferren tidak bisa diselamatkan,darah yang diperlukan sangat kurang,kami sudah berupaya sekuat mungkin tapi hasilnya nihil"jelas sang dokter.
"Ferrennnnnn!!" semua keluarganya dan saudaranya berteriak namanya sambil menangis,hanya gue yang diam.
Gue gak sanggup untuk nyebut nama dia.
Rina Melvan. Lo gak bakal gue maafin,lo bakal mati secepat mungkin!
---------
Author POV
Innalillahi wainna ilaihi rojiun, ucap semua orang yang berada diruangan icu. Sekarang tubuh ferren sudah ditutupi dengan kain kafan,wajahnya pucat,badannya dingin. Sekarang semua orang disini benar-benar merasa kehilangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Give me a chance!
Dla nastolatkówGue ingin lo jadi milik gue sebelum ajal ngejemput gue - Ferren Laurina Magja Jangan pergi, gue membutuhkan lo disini, gue sayang sama lo, hanya lo aja yang gak pernah tau itu semua. Kasih gue kesempatan untuk bersama lo - Raihan Yudha Bratawijaya