" Betul-betul bah kef" Punya besar suara kakak saya bila saya kasitau mau kawin as soon as possible." Iya bah..mana ada saya main-main"
" Kau kasi pregnant anak urang ka??" Masih lagi dengan nada suara yang macam mau menelan.
" Kau ni yank. Kasi habis dulu bah dia bercakap" Abang ipar saya menyampuk.
" Sorry palis. Tidak juga saya sampai begitu" Saya bilang.
" Nah jadi kenapa mau kawin cepat"
Saya explain satu persatu. Saya kasitau kawin ikut adat dulu lepas tu baru buat yang lain-lain.
" Siapa tu kau punya bakal?" Kakak saya ni memang jenis yang kuat bising tapi dalam masa yang sama dia ni seorang yang cergas kalau berfikir. Bilang Mama Inces gudang idea.hahahaha
"Dee.."
"Haaaah! " Kakak saya agak terkejut. Dia memang kenal Dee sebab sudah berapa kali jumpa tapi dorang kenal Dee sebagai kawan biasa.
Saya anggukkan kepala sambil senyum tayang gigi macam iklan ubat gigi tu.
" Aihh tidaklah saya tau mau cakap apa Kef. Pekara macam ni paling cepat pun satu bulan ba rancang. Bukan dua tiga hari" Mama Marco picit kepala dia.
Yeah saya tau macam urgent tapi bersebab bah tu. Saya tidak mau tangguh lagi.
"Nantilah saya bincang sama Mama Inces kalau sampai nanti petang. Bapa Fella pun sampai ni malam. Satu kali bincang lah sama durang"
Sebenarnya tidak juga family Dee mau cepat tapi saya yang sengaja mau kasi cepat. Nanti Dee tiba-tiba tukar fikiran. Dee juga setuju dengan alasan saya.. family Dee ikut saja apa-apa keputusan saya dengan Dee.
Esoknya semua siblings berkumpul dirumah. Kebetulan memang kakak saya mau buat anniversary masa kaamatan. Abang saya juga ngam cuti. Adik bongsu saya pun sama.
Saya tiada masalah dari segi bajet. Jadi semua benda main beli. Kesian juga dorang kakak saya kalau kena buat semua.
Saya tiada lagi orangtua. Hanya dorang saja saya ada dan saya mahu dorang semua ada pada hari penting saya. Dalam masa yang sama saya tidak mau menyusahkan dorang. Saya cuma ada 2 kakak, satu abang dan adik perempuan. Semuanya suda kawin. Saya saja yang terlajak tidak laris.
"Jam berapa tu kita gerak bisuk?" Mama Inces bilang.
"Subuh lah ngam" Mama Marco.
" Terlampau juga " adik saya Tara bilang.
" Awal sampai, boleh jalan-jalan dulu" Mama Marco bilang.
" Tara kau tu paling malas bangun awal pagi. Kalau lambat juga kau bangun memang tinggal la ni bisuk. Naik bas saja.." Mama Inces.
Husband Tara tiada ikut sebab kerja di oversea. Tara ni pun tinggal sana tapi kebetulan cuti. Macam dirancang sebab kebetulan semua mereka ada di sini. Sedangkan semua tu tiba-tiba. God plans.
Sampai saja di Tawau. Kami menginap di sebuah homestay. Ada juga kami bawa beberapa orangtua wakil pihak saya. Petang ni acara betemu keluarga, bincang itu dan ini. Yang paling saya nantikan adalah esok hari penting saya dan Dee.
Masa bincang tu. Saya dan Dee tidak ikut. Semuanya kami serahkan dengan para beliau. Apa saja permintaan family Dee. Saya akun dan setuju. Saya sudah lama sedia.
"Cari makan dulu kita" Tara bilang sebaik saja sampai di homestay.
" Malar lapar kau ni Tara" Mama Marco.
" Malu ba makan banyak sana tadi"
" Betul la orang bilang kalau malu memang lapar"
" Kef kasi teman saya cari makan dulu bah" Tara bilang lagi

YOU ARE READING
Can't Give Up!
Short Story"Aikk macam berita besar. Kawin ka kau?" saya ketawa. Ketawa palsu. "Eh tidakla. Saya bertunang tanggal 1 tu" "Perghhhh laju kau buat kerja arr Dee." Dee tersenyum. Ya senyuman yang selalu ada dalam fikiran saya..senyuman manis dia. Tapi saya? Hati...