Bab 3

32 15 1
                                    

Sebelum baca Jangan lupa vote and komen!

Spam dengan komentar kalian di
setiap paragraf yaa.

Biar aku semangat:)

Semoga suka ;)

Are you ready for reading?

Okey! Let's start it!
Heppy reading

---000---


"Hahaha.... Yang bener Kak." Inaya sungguh kasihan dengan kakak nya ini. Siapa suruh mau aja di jebak sama Allura.

"Kok lo malah ketawain gue sih!" Kesal Farhan. Farhan sangat kesal saat ia di permalukan oleh Allura. Siapa dia. Dia berani berani nya membuka aib Farhan ke teman teman nya.

"Ya salah kakak sendiri gampang amat di kelabui sama tu bocah!." Ucap Inaya tak habis pikir dengan kakak nya ini.

"Ya elo pikiran lah, gue di ancam kalau gue gak nurutin apa yang dia mau, dia bakal ngadu sama Ayah! Terus uang jajan gue bakal di potong. Emang nya elo mau gue gak kasih uang jajan buat lo hah!" Ucap Farhan dengan menggebu menahan amarah.

"Ya gak mau lah! Kalo Kakak gak kasih uang jajan buat aku, terus aku dapat uang jajan dari mana lagi." Jawab cepat Inaya. Selama ini Inaya tak pernah di beri uang sepeser pun oleh Abrisam. Oleh sebab itu Fathan dan Farhan lah yang selama ini memberi uang buat kebutuhan Inaya sehari hari.

"Nah maka nya. Harus nya lo makasih sama gue, gue rela rela nurutin semua kemauan nya anak manja itu sampe harga diri gue jadi taruhannya."

"Ya udah. Makasih ya Kakak sayang kuh.." ucap Inaya di lembut lembut kan.

"Hmm...."

Fathan yang sedari hanya menyimak percakapan kedua adik nya itu pun hanya geleng geleng kepala.

Tok..tok..tok.. " Assalamualaikum.." ucap orang itu yang berada di ambang pintu ruangan Inaya yang kebetulan tida di tutup dengan rapat.

"Kak Candra." Ucap Inaya tersenyum manis pada Dokter Candra, dan dibalas senyuman manis juga oleh Dokter Candra.

"Dok." Ucap Ramah Farhan dan Fathan serempak.

"Kak Candra kok belum pulang? Ada sif malam?" Tanya Inaya beruntun.

"Enggak kok, Kaka udah mau pulang tapi Kakak pengen ketemu sama kalian dulu. Kakak ada kabar baik." Jawab dokter Candra yang sudah berdiri di dekat brankar Inaya.

"Kabar baik apa." Tanya Farhan penasaran.

"Inaya besok udah boleh pulang looh." Ucap Dokter Candra.

"Serius Dok!" Ucap serempak mereka. Dokter Candra pun tersenyum dan mengangguk.

"Makasih Dok." Ucap Fathan, biasa dengan wajah datar nya. Tetapi di hati Fathan sangat senang karna Adik perempuannya sudah boleh pulang alias sembuh.

"Jaga kesehatan. Cepat sembuh..." Ucap Dokter Candra sambil mengusap kepala Inaya. Dan di balas anggukan oleh Inaya sambil tersenyum kecut.

"Hmm.. Dok boleh saya tanya?." Tanya Farhan hati hati.

"Boleh, silahkan mau tanya apa?." Ucap Dokter Candra mempersilahkan Farhan untuk bertanya pada dirinya.

"Dokter kenapa kenal sama adik saya?. Kalian itu udah kayak udah kenal lama. Akrab gitu. Nay kalian kenal di mana?."

"Saya dengan Adik mu itu udah lama kenal—." Ucap Dokter Candra menjeda sebentar ucapan nya. Bisa dilihat Inaya terus menatap Dokter Candra sangat dalam dan Dokter Candra menyadari hal itu. " Saya pernah menolong Inaya  dulu dan sekarang kami malah memiliki hubungan seperti saudara. Saya telah menganggap Inaya sebagai adik saya sendiri dan Inaya pun sebaliknya." Lanjut Dokter Candra menjelaskan.

Ku Ingin Di SayanginyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang