Tamu tengah malam

3 2 0
                                    

Irene dan Wendy tinggal bersama di sebuah apartemen tua yang terletak di pinggiran kota. Malam itu hujan deras mengguyur, menambah suasana mencekam di apartemen yang sudah tua dan usang. Jam di dinding menunjukkan pukul 11 malam ketika Wendy tiba-tiba mendengar ketukan pelan di pintu depan.

Tok. Tok. Tok.

Wendy yang sedang menonton TV menoleh ke arah pintu dengan dahi berkerut. "Siapa yang mengetuk di jam segini?" gumamnya. Irene yang duduk di meja makan, sibuk dengan pekerjaannya, menatap Wendy dengan kebingungan.

"Apa ada yang bilang akan datang malam ini?" tanya Irene sambil menutup laptopnya.

Wendy menggeleng, "Tidak ada. Mungkin tetangga?"

Ketukan itu kembali terdengar, kali ini lebih keras dan ritmis.

Tok. Tok. Tok.

Wendy berjalan perlahan menuju pintu, rasa penasaran dan sedikit takut mulai merambat di punggungnya. Irene ikut berdiri, matanya waspada. Mereka jarang mendapat tamu, apalagi di tengah malam seperti ini.

Saat Wendy memutar kunci dan membuka pintu, tidak ada siapa pun di luar. Hanya kegelapan dan hujan yang turun deras membasahi koridor sempit apartemen.

“Siapa di luar?” tanya Irene, suara sedikit bergetar. Wendy menggeleng dengan mata tetap terpaku pada koridor yang kosong.

Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki di belakang mereka. Irene dan Wendy menoleh bersamaan, hanya untuk melihat pintu kamar mereka sedikit terbuka, padahal mereka yakin sudah menutupnya rapat.

"Hari ini kita memang menutup pintu kamar, kan?" bisik Irene dengan suara gemetar. Wendy hanya mengangguk pelan.

Dengan langkah hati-hati, mereka mendekati kamar tersebut. Wendy mendorong pintunya lebih lebar dan memeriksa sekeliling. Kamar itu tampak normal, tidak ada yang aneh—kecuali satu hal. Di tengah ruangan, ada genangan air kecil di lantai, meskipun mereka tidak membawa apa-apa yang basah ke dalam kamar.

"Wendy... kenapa ada air di sini?" tanya Irene, suaranya semakin lemah.

Sebelum Wendy sempat menjawab, lampu di kamar tiba-tiba padam. Suara pintu depan kembali terdengar, kali ini lebih keras dan berulang-ulang. Tok. Tok. Tok.

Mereka berdua membeku di tempat. Dalam kegelapan, Wendy merasakan kehadiran sesuatu di belakangnya, sesuatu yang dingin dan basah. Nafasnya tercekat saat Irene memegang lengannya dengan kuat.

"Ada seseorang di sini," bisik Irene, napasnya terdengar tidak teratur.

Wendy ingin menoleh, tapi tubuhnya kaku. Tiba-tiba, sebuah suara berbisik pelan di telinganya. Suara itu terdengar seperti hembusan angin, tetapi jelas mengucapkan kata-kata yang mengerikan.

"Jangan pernah membuka pintu... saat malam tiba."

Irene berteriak, dan seketika lampu kembali menyala. Mereka berdua berdiri di tengah ruangan, tanpa ada tanda-tanda kehadiran siapa pun, kecuali genangan air yang semakin meluas di lantai.

Sejak malam itu, mereka tidak pernah lagi membuka pintu saat mendengar ketukan di tengah malam, tak peduli siapa yang mengetuk.

HORROR STORY K-IDOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang