Chenle tidak pernah merasa takut di rumahnya sendiri. Rumah besar yang ia tinggali bersama keluarganya selalu nyaman. Tapi, ada satu hal yang selalu mengganggu pikirannya: sebuah kamar di ujung lorong lantai dua, kamar yang selalu terkunci dan tidak pernah dibuka. Kamar itu selalu disebut-sebut sebagai kamar kosong, dan tidak seorang pun di keluarganya pernah membicarakan apa yang ada di dalamnya.
Suatu malam, Chenle terbangun karena mendengar suara samar, seperti seseorang berbicara. Suara itu terdengar dari arah kamar kosong. Merasa penasaran, ia keluar dari kamarnya dan berjalan pelan menyusuri lorong yang gelap. Detak jantungnya semakin cepat saat ia mendekati pintu kamar yang terkunci itu.
"Siapa di sana?" Chenle bertanya, suaranya bergetar. Tidak ada jawaban, hanya keheningan yang membuat bulu kuduknya berdiri.
Saat ia hampir memutuskan untuk kembali ke kamarnya, terdengar lagi suara itu—lebih jelas, seperti suara seorang wanita yang menangis pelan, memanggil namanya, “Chenle… tolong…”
Chenle merasakan dingin menjalar di punggungnya. Ia mencoba membuka pintu kamar itu, namun terkunci rapat. Dengan gemetar, ia mendekatkan telinganya ke pintu. Suara itu terdengar semakin jelas, “Chenle… aku di sini… di dalam…”
Tiba-tiba, pintu kamar yang selalu terkunci itu terbuka sedikit, berderit pelan, seolah mengundangnya masuk. Meski tubuhnya dipenuhi rasa takut, rasa penasaran menguasai Chenle. Ia mendorong pintu lebih lebar dan melangkah masuk ke dalam ruangan gelap itu.
Kamar itu kosong, hanya ada bayangan-bayangan gelap yang menari di dinding. Namun, di tengah ruangan, terlihat sebuah cermin besar, berdebu dan kusam. Chenle mendekatinya dengan hati-hati. Ketika ia menatap ke dalam cermin, ia tidak melihat bayangannya sendiri, melainkan sosok seorang wanita berambut panjang, wajahnya pucat, dan matanya dipenuhi air mata.
Wanita itu menatapnya tajam dari dalam cermin dan berbisik, “Kamu seharusnya tidak datang ke sini, Chenle…”
Chenle tersentak mundur, tapi sudah terlambat. Tiba-tiba, tangan dingin meraih pergelangan tangannya dari dalam cermin, menariknya dengan kuat. Chenle berteriak, tapi suaranya hilang ditelan keheningan kamar kosong itu.
Esok paginya, keluarga Chenle mendapati kamar kosong itu terkunci rapat seperti biasa. Tapi anehnya, Chenle tidak pernah kembali ke kamarnya malam itu, dan tidak seorang pun tahu kemana ia pergi. Kamar kosong itu tetap bisu, seolah tidak pernah ada yang terjadi.
Namun, setiap malam, dari balik pintu yang terkunci, terdengar suara samar… suara yang memanggil, “Tolong… aku di sini…”
KAMU SEDANG MEMBACA
HORROR STORY K-IDOL
TerrorKalian pecinta horror dengan cast para idol korea? Maka bacalah cerita HORROR STORY K-IDOL milik ku mungkin sebagian dari kalian akan ada yng takut tidur sendiri, pulang sendiri, dan juga lain nya tapi kalau tidak maaf aku bukan cenayang ataupun ind...