CHP 11

105 12 0
                                    

Selamat membaca sayang sayang ku🥰🥰🥰🥰

#_________________

"Nyonya ada yang bisa kami bantu?" Dua orang perempuan menghampiri Jiang Cheng yang tengah sibuk dengan sepatula yang mengaduk nasi goreng di wajan.
  Jiang Cheng berbalik melihat dua perempuan di depan nya. "Tidak apa kalian kerjakan yang lain saja biar aku yang membuat sarapan" ucap nga Dengan ulasan senyum di bibir nya.
"Baiklah nyonya jika ada sesuatu yang anda butuhkan jangan segan untuk memanggil kami" ucap salat satu dari pelayan itu.
"Um Hao" Jiang Cheng tersenyum ramah. Pria manis itu kembali memasak setelah kedua pelayan itu pergi.

  Jiang Cheng merasakan hidup yang sesungguhnya, dia bisa dengan leluasa bergerak di dalam rumah tanpa menimbulkan kemarahan sang suami, ia ber syukur dia bisa merasakan ketenangan seperti sekarang.

Miaowwww.....

Jiang Cheng menoleh melihat kucing kesayangan nya tengah duduk  di bawah dekat kaki nya. "Aishh a LAN jangan di situ" Jiang Cheng mengangkat kucing itu dan mendudukkan nya di kursi meja makan. "Nah di sini saja ya nak" Jiang Cheng mengelus lembut bawah dagu si kucing membuat kucing bermata biru itu memejam menikmati elusan lembut dari sang pemilik.
Hari ini Jiang Cheng sengaja bangun lebih pagi, jika kalian bertanya di mana lan xichen berada? jawaban nya di atas ranjang di kamar nyonya Jiang kita tersayang.

Sejak kejadian beberapa waktu yang lalu,lan xichen lebih sering tidur di kamar Jiang Cheng dari pada di kamar utama , bahkan Jiang Cheng mendengar jika kamar itu akan di ubah menjadi ruang perpustakaan. Sungguh Jiang Cheng merasakan perubahan lan xichen teramat besar, bukan dia tidak senang hanya saja sangat aneh tapi biarlah yang penting baginya sekarang bisa menghabiskan waktu yang mungkin singkat untuk bersama dengan sang suami.

"Baiklah a lan tunggu di sini hm mommy harus menyiapkan sarapan dulu" Jiang Cheng kembali ke arah kompor, dengan teliti pria berambut Cepol itu mematikan kompor dan mengambil sebuah piring sedang dan menuangkan nasi goreng ke atas nya.
Jiang Cheng membawa piring tersebut ke arah meja, menggabungkan dengan piring berisi lauk pauk di atas nya.
   Ia kembali berjalan ke arah lemari putih dekat kulkas. Jiang Cheng mengambil kemasan makanan kucing dan membawanya ke arah pet food dispenser, a lan yang melihat sang pemilik di dekat tempat makannya pun segera meloncat dan berjalan mendekat lalu duduk di samping sang pemilik.
"Aiooo ternyata kau lapar ya?" Jiang Cheng menuangkan makanan kucing ke dalam dispenser sampai penuh, lalu menekan tombol on dan seketika makanan kucing di dalam nya keluar langsung ke dalam mangkuk yang langsung saja di makan oleh a lan.
"Baiklah makan yang banyak" Jiang Cheng mengelus lembut bulu kucing kesayangan nya.

Jiang Cheng berjalan ke arah wastafel untuk mencuci tangan, saat sedang cuci tangan sepasang tangan besar melingkar di perutnya.
"Sayang"
Jiang Cheng segera mematikan keran dan mengambil handuk kecil gang terletak tak jauh dari wastafel dan mengeringkan tangan nya.
"Huan sudah bangun" Jiang Cheng mengelus tangan besar di perut nya.
Lan xichen hanya menggeram kecil sambil menciumi tengkuk bagian belakang sang istri.
"Umm Huan jangan seperti ini" Jiang Cheng bergidik geli merasakan kecupan kecupan di tengkuk nya.
Lan xichen tidak menjawab, ia malah membalik pria di depan nya hinggap menghadap dirinya, tanpa ba bi bu lan xichen memangut bibir Jiang Cheng, Jiang Cheng yang mendapatkan serangan di pagi-pagi buta hanya bisa memejamkan mata membiarkan pria berlabel suaminya itu memangutnya dengan leluasa.

Sedangkan para pelayan gang berada tak jauh dari dapur yang tentu saja melihat pemandangan pencuci mata yang langka itu hanya bisa menutup mulut dengan mata melotot tak percaya.
Ya bagaimana tidak mereka tak pernah melihat sang tuan memperlakukan dengan intim sang nyonya pertama, yang biasanya mereka lihat adalah saat di mana sang tuan marah-marah dan tak segan memukul pria manis Jiang itu, yang selalu mendapatkan hal intim seperti itu dari sang tuan hanya istri keduanya yang jelas mereka tahu jika jin guangyao adalah cinta pertama sang tuan muda.
  Namun setelah mengalami kecelakaan dan koma beberapa waktu lalu, para pelayan mulai menyadari perubahan dari sang tuan. Apalagi melihat perubahan tuan lan pertama yang  memperlakukan si bungsu Jiang  itu lebih romantis dan lebih manusiawi dari sebelumnya. Tapi malah terbalik dengan perlakuannya kepada istri keduanya, tentu para pelayan sudah mendengar dan tahu kegaduhan yang terjadi hari yang lalu, di mana sang tuan memergoki istri keduanya tengah bersama lelaki lain,bahkan para pelayan sudah mendengar jika lan xichen akan menceraikan istri keduanya itu.
Jahat memang, tapi jika benar tuan nya itu akan menceraikan jin guangyao, para pelayan sangat bersyukur karna selama ini mereka tidak pernah di hargai ya walaupun sebagai pelayan tapi mereka juga manusia,berbeda dengan perlakuan istri pertama yaitu Jiang Cheng yang bahkan tak segan untuk berkumpul dengan para pelayan dan bahkan tidak pernah membeda-bedakan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Second Chance (Xicheng)) book2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang