BAB 12

590 64 3
                                    

Beberapa Minggu setelah Heeseung keluar dari rumah sakit, perubahan dalam diri Jake begitu nyata. Jake yang sebelumnya selalu menjaga jarak, kini tak bisa jauh dari Heeseung. Jake menjadi sangat protektif, hampir tak pernah melepaskan perhatian darinya. Heeseung bahkan merasa Jake selalu ada di sisinya, memastikan setiap kebutuhannya terpenuhi, tak peduli betapa kecilnya itu sekalipun. Seperti malam ini, mereka sedang duduk bersama di ruang TV, bersiap menonton film. Namun, perhatian Heeseung teralih ketika merasakan tatapan Jake yang aneh-setidaknya menurutnya begitu.

"Ada apa?" tanya Heeseung, menatap suaminya dengan kebingungan yang jelas. Jake sudah sering bertingkah tidak terduga belakangan ini, membuat Heeseung merasa tak pernah bisa menebak apa yang dipikirkannya.

Jake, dengan ekspresi khawatir yang tak disembunyikannya, mendekat sedikit. "Kau tidak mual? Atau mungkin pusing?" tanyanya, membuat Heeseung semakin bingung. Keningnya berkerut, pertanyaan itu seolah datang dari tempat yang tak terduga. Heeseung menatap Jake sejenak, sebelum menjawab dengan nada yang terdengar sedikit tersinggung. "Kamu mau aku mual-mual? Oh, atau... kamu nggak suka aku makan banyak? Aku kelihatan gendut, ya?" Bibirnya mengerucut, mata besarnya mulai berkaca-kaca.

Pikiran negatif langsung menyerbu otaknya- mungkinkah Jake sudah tidak menyukai penampilannya? Mungkinkah dia merasa Heeseung jadi tidak menarik lagi? Belum selesai Heeseung larut dalam pikirannya, tiba-tiba saja Jake menariknya ke dalam pelukan hangat. Tanpa usaha yang berarti, Jake mengangkat tubuh Heeseung dari sofa, lalu mendudukkannya di pangkuannya dengan lembut.

Heeseung yang terkejut hanya bisa menatap Jake bingung. "Bukan begitu, sayang," ujar Jake dengan suara lembut, sambil menatap Heeseung dengan penuh perhatian. "Aku cuma khawatir. Biasanya, ibu hamil kan suka mual atau pusing. Aku malah senang kalau kamu banyak makan, itu artinya kamu dan bayi kita sehat."

Jake tersenyum hangat sambil menepuk pipi Heeseung yang terlihat sedikit lebih berisi. "Aku suka pipimu ini, jadi bisa kugigit sesuka hati," tambahnya, mencoba mencairkan suasana.

Heeseung memalingkan wajahnya, pura-pura kesal. Namun, wajahnya yang cemberut justru membuat Jake tertawa pelan, menemukan sikap Heeseung semakin menggemaskan. "Dengar," Jake melanjutkan, kali ini dengan nada yang lebih serius, "Bagaimana pun kamu-gendut, kurus, hitam, putih, atau apapun itu -aku akan tetap mencintaimu, Shim Heeseung."

Perkataan itu membuat Heeseung terdiam, sementara Jake meraih piring cake cokelat yang sempat diacuhkan Heeseung tadi. "Sekarang, ayo habiskan ini, ya?" Jake berkata sambil mengangkat potongan cake kecil, seolah itu adalah sebuah pesawat mainan yang terbang ke arah mulut Heeseung.

Heeseung akhirnya membuka mulutnya, menerima suapan dari Jake. "Jakeuu..." gumamnya pelan, seraya memeluk leher suaminya dengan erat. Suaranya terdengar manja, sesuatu yang sebelumnya tak pernah ia lakukan sejak mereka menikah.

Jake sempat terkejut, mendengar panggilan lembut yang tak pernah terucap sebelumnya dari mulut Heeseung. Namun, sebuah senyum tipis terukir di wajahnya. Tanpa banyak bicara, Jake membalas pelukan Heeseung, menarik tubuh rampingnya semakin dekat.

"Hm? Ada apa?" tanya Jake, lembut.

Heeseung menyusupkan wajahnya di leher Jake, menghirup aroma tubuhnya yang menenangkan. "Aku sudah kenyang...dan aku mengantuk," jawabnya pelan, suaranya terdengar sedikit lelah namun penuh kehangatan.

Tanpa berkata apa-apa lagi, Jake langsung mengangkat Heeseung dalam bridal style, tubuh Heeseung terasa ringan di pelukannya. Dengan hati-hati, Jake membawanya ke lantai dua menuju kamar utama, kamar yang kini mereka tempati bersama.

Setelah tiba di kamar, Jake meletakkan tubuh Heeseung perlahan di atas kasur, sebelum ikut berbaring di sampingnya. la merentangkan lengannya, mengisyaratkan agar Heeseung mendekat. Heeseung, tanpa ragu, segera masuk ke dalam dekapan hangat Jake, menggunakan lengan suaminya sebagai bantal yang terasa begitu nyaman.

FATE  [JAKESEUNG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang