3# Rapat Rahasia

26 16 0
                                    


"Dunia ini adalah buku yang terbuka, dan setiap halaman adalah petualangan baru."

~~~~~~~~


Ruangan konferensi yang biasanya digunakan untuk rapat rutin kali ini terasa berbeda. Dinding-dinding dilapisi dengan bahan peredam suara, jendela-jendela ditutup rapat, dan hanya cahaya redup dari lampu sorot yang menerangi meja bundar besar di tengah ruangan. Di sekeliling meja, duduk para ilmuwan, insinyur, dan astronot-tim inti misi ke Mars.

Dr. Patricia, kepala misi, membuka rapat dengan tatapan serius. "Selamat datang, para pionir. Kita semua berkumpul di sini untuk membahas misi yang akan mengubah sejarah umat manusia. Misi ke Mars."

Suasana ruangan hening seketika. Semua mata tertuju pada Dr. Patricia.
"Tujuan utama misi ini adalah untuk mencari bukti adanya kehidupan di Mars," lanjut Dr. Patricia.
"Kita akan melakukan eksplorasi di wilayah-wilayah yang dianggap paling potensial, seperti kawah bekas tumbukan dan lembah-lembah yang diduga pernah terisi air. Selain itu, kita juga akan melakukan penelitian terhadap atmosfer Mars untuk mencari tanda-tanda aktivitas biologis."

"Durasi misi diperkirakan selama dua tahun," timpal Dr. Edric, ahli astrobiologi. "Kita akan membawa semua peralatan yang dibutuhkan untuk bertahan hidup di Mars, termasuk modul habitat, kendaraan eksplorasi, dan laboratorium mini."

"Teknologi yang kita gunakan adalah yang paling canggih saat ini," kata Dr. Alex, insinyur kepala. "Namun, kita harus tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya masalah teknis. Oleh karena itu, kita telah menyiapkan berbagai rencana darurat."

Pemilihan kru utama akan menjadi keputusan yang sangat penting," ujar Dr. Patricia. "Kita membutuhkan astronot yang tidak hanya memiliki keahlian teknis yang tinggi, tetapi juga memiliki mental yang kuat dan kemampuan untuk bekerja sama dalam tim."

"Saya usul agar kita memilih astronot yang memiliki pengalaman misi luar angkasa sebelumnya," kata Kapten Park Shin, seorang astronot veteran. "Mereka akan lebih siap menghadapi tantangan yang mungkin muncul."

"Saya setuju," kata Dr. Alex. "Namun, kita juga perlu mempertimbangkan faktor usia dan kondisi fisik."

"Bagaimana dengan calon astronot muda?" tanya Dr. Smith. "Mereka memiliki semangat yang tinggi dan ide-ide segar."

Perdebatan pun dimulai. Setiap anggota tim memiliki pendapat yang berbeda mengenai kriteria pemilihan kru.

"Kita harus ingat bahwa misi ini sangat berisiko," kata Dr. Patricia. "Keselamatan kru adalah prioritas utama kita. Namun, kita juga tidak boleh melupakan tujuan utama misi ini, yaitu untuk menjelajah Mars dan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan besar tentang kehidupan."

"Benar! Tekanan psikologis yang akan dihadapi kru tidak boleh dianggap remeh," ujar Dr. Smith, menatap tajam ke arah para peserta rapat. "Isolasi, ketakutan, dan kemungkinan gagal adalah beberapa hal yang harus kita siapkan mentalnya. Kita perlu psikolog terbaik untuk membantu mereka mempersiapkan diri."

Kapten Park Shin mengangguk setuju. "Saya pernah mengalami sendiri bagaimana rasanya berada di luar angkasa dalam waktu yang lama. Rasa kesepian dan kerinduan pada keluarga adalah hal yang sangat sulit untuk dihindari. Kita perlu merancang program pelatihan yang komprehensif untuk mengatasi masalah ini."

"Saya punya usulan," kata Dr. Alex, sambil menampilkan slide presentasi di layar besar emisif yang canggih itu. "Bagaimana jika kita mengembangkan sistem realitas virtual yang dapat mensimulasikan kondisi di Mars? Dengan cara ini, para astronot dapat berlatih menghadapi berbagai situasi yang mungkin terjadi, mulai dari badai debu hingga kerusakan peralatan."

La Notte Stellata Di Marte (The Starry Night of Mars)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang