Alur masih sama, karakter tokoh juga masih sama untuk sejauh ini, tidak ada yang berubah Jihoon hanya mengubah karakternya sendiri dari yang agresif menjadi lebih pendiam, dia berusaha menghindari konflik yang mungkin akan terjadi antara tokoh antagonis dan protagonis.
Kim Junkyu, tokoh itu tidak bisa disebut antagonis karena caranya memperebutkan Haruto tidak memakai cara kasar seperti Jihoon, Junkyu malah membiarkan Haruto bahagia dengan pilihannya sendiri, pemuda itu juga tak mencelakai Jeongwoo.
Di akhir cerita ketika dua tokoh utama hidup bahagia, Junkyu sebagai second lead meninggalkan kota ini dan pergi untuk melupakan cinta pertamanya.
Seharusnya berjalan sangat mulus namun Jihoon dibuat takut ketika Junkyu sedari tadi tak henti memperhatikannya, menatapnya secara terang-terangan.
Jam olahraga tengah berlangsung Jihoon hanya duduk dipinggir lapangan untuk mendapatkan nilai, semua guru juga sudah mengetahui tentang penyakitnya, Jihoon tak selalu diam ketika jam olahraga hanya saja jika itu terlalu berat maka guru akan menyuruhnya untuk hanya sekedar duduk di pinggir lapangan.
Berusaha mengabaikan tatapan intens dari si Kim, Jihoon mengalihkan pandangannya, tangannya memegang lolipop strawberry yang tadi pagi diberikan oleh adiknya.
"Kamu baik-baik saja?"
Guru olahraga itu menghampirinya, Jihoon mendongkak kemudian menggeleng kecil, sang guru terlihat keheranan.
"Bapak kira kamu sakit soalnya kamu dari tadi diem aja, lagi banyak masalah?"
Sebegitu menyebalkan kah tokoh Jihoon sampai-sampai ketika hanya diam di sangka sakit?
"Jihoon baik-baik saja"
Kerutan di dahinya semakin terlihat, tangan guru itu meraba kening Jihoon memastikan Jihoon benar baik-baik saja karena nada bicaranya terlihat tenang tidak nyolot seperti biasanya.
Tumben sekali.
Biasanya Jihoon akan menatap mereka sinis dan berbicara dengan nada tinggi, anak tunggal Park itu akan seenaknya pada siapapun namun hari ini Jihoon bahkan tak berbuat ulah.
Seharusnya mereka bersyukur hanya saja mereka khawatir jika Jihoon sedang tidak baik-baik saja.
"Kalau pusing atau lemas kamu istirahat saja di UKS"
"Boleh?" Tanya Jihoon mendapatkan anggukan dari guru itu.
"Nanti minta dibuatkan teh manis saja ya?"
Jihoon hanya mengangguk singkat, lagian juga dia sebal karena Junkyu terus menatapnya intens, jadi untuk menghindar lebih baik Jihoon pergi dari area lapangan.
***********
"Jihoon?"
Jihoon yang sedang enak-enak rebahan langsung tersentak ketika suara seseorang membuyarkan lamunannya.
"Kamu sakit?"
Jihoon melirik sebentar, Watanabe Haruto tokoh protagonis sekalian pemeran utama yang kini berjalan mendekat kearahnya.
"Aku buatkan teh manis ya?"
Jihoon tak menanggapinya, dia hanya duduk tenang diatas bangsal, pemuda itu masih diam dengan tangan yang memegang permen strawberrynya.
"Lemas?"
Jihoon menggeleng samar.
Haruto salah satu siswa yang bertugas dibagian kesehatan mengerenyit bingung, Jihoon terlihat lebih kalem, biasanya ketika melihat Haruto pemuda itu pasti langsung mengumpat bahkan tak jarang Jihoon bermain fisik namun Haruto tentu saja tak memperdulikan itu, dia tahu jika Jihoon mencintai Junkyu dan Junkyu malah mengejarnya lagian juga niat Haruto bersekolah disini untuk belajar bukan memikirkan cinta tak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRO(AN)TAGONIS|| TRANSMIGRASI BOY
Fiksi RemajaKetika seorang penulis masuk kedalam cerita yang dia buat sendiri. "Kamu yang membuat kehidupan dan kamu juga yang harus menyelesaikannya sampai akhir"