Pagi datang dengan cepat, setelah melihat jam dinding di kelas yang menunjukkan pukul 07.30 Blaze akhirnya duduk di kursinya yang dekat jendela.
Blaze tidak mau mengingat kejadian hari itu, dia akhirnya memilih untuk datang hampir telat seperti biasanya. Meskipun hari ini dia benar-benar telat.
Ketika ia masuk, matanya langsung mengarah pada meja paling pojok di kelas milik Ais. Ais sudah duduk di bangkunya, ia sedang membuka buku tulis miliknya. Blaze tersenyum, ia lalu duduk di bangkunya.
Tanpa lama, teman-teman sekelasnya yang lain menghampiri mejanya hingga penuh.
"Woy Blaze, lu kemaren beneran berantem ama si Retakka?" tanya salah satu teman laki-laki Blaze.
"Lu dipukul dimana, Blaze?"
"Gua mau lihat luka lu dong, katanya lu sampe pingsan 4 jam?"
"ANJIR 4 JAM PINGSAN?? LU KAGA NGAPA-NGAPA?!"
"Kata si Rena kelas sebelah dia pingsan sampe 5 jam, tolol. Bukan 4 jam!"
"ET IKUT-IKUTAN BAE LU! DIEM!"
Begitu pertanyaan yang terdengar di telinga Blaze, hingga ia sulit mendengarnya dengan jelas. Blaze dengan pose sok kerennya berdiri di atas kursinya.
"Fans-fans gue yang tersayang, tolong satu persatu pertanyaannya ya. Idola kalian ini kaga bisa denger kalian ngomong apa, nanya apa. Tolong pelan-pelan, gua cuma punya 2 kuping." Serunya sambil bergaya seolah-olah dia berada diatas podium yang besar.
Suara-suara ejek dan tawa terdengar menyoraki tingkah Blaze yang memalukan. Tidak hanya laki-laki, murid perempuan di kelasnya pun ikut menyorakinya seolah-olah dia adalah badut.
"Idih najis lu."
"Huekk, turun anjing geli orang liat lu!"
"Mules, gua mules. 'pen gua berakin muka jeleknya si Blaze."Ais melihat tingkah Blaze yang aneh itu sedikit tersenyum kecil, ia menyukai saat-saat Blaze menjadi dirinya sendiri. Ais berharap, dirinya pun bisa menjadi Blaze yang berani.
Blaze masih dengan posenya yang sok keren, matanya tertutup seakan-akan dia mendengarkan pujian yang indah. Setelah beberapa saat, teman-temannya muak hingga memaksa Blaze turun dengan menggoyangkan bangku tempat ia berdiri.
"ANJIR IYA-IYA. SABAR NAPA! GUA JATOH, LU DIHUKUM GANTUNG, LU!"
Ia berteriak tidak terima, lalu kembali duduk dan mendengarkan pertanyaan teman-temannya."Jadi lu pada mau nanya apa tadi?" tanyanya.
"Lu beneran berantem sama si Retakka?"
Blaze mengangguk mendengarnya, "iya, gua berantem sama dia."
Teman-temannya ber'oh kaget, mata mereka membulat dan alisnya pun terangkat naik. Pertanyaan selanjutnya terdengar dari temannya yang lain.
"Lu sendirian? Lu berantem sama dia sendirian doang??!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ghost Boy (少年レイ) | Boboiboy Temperduo song-fiction
FanfictionTeringat kembali, suara bising jangkrik di musim panas dan dirimu yang tidak pernah kembali. Gantungan kunci kita yang terlempar berdenting dengan rel membawanya ke ruang hampa yang abadi. Wajah pucat mu yang kontras dengan teriknya hari itu, membi...