Keempat montir cantik bengkel Rami masih diam dengan wajah dinginnya dan memandang Rami yang teriak rusuh tadi sambil angkat kresek nasi rames buat Rami salah tingkah. "E-eh hehe maaf eonnie, yok makan aku bawa nasi bungkus"
"Huft...Bhhh--bwahahahaha" tawa keempat montir cantik itu, rupanya mereka hanya mengerjai Rami dengan memasang wajah dingin mereka "Bos kecil kita takut juga" Lisa
"Ish nyebelin" Rami
"Utututututu bos kecil ngambek" Wendy mencubit pipi Rami gemas
"Yaudah udah yok makan, sini nasi ramesnya" Chaeng mengambil kresek nasi rames itu sedangkan keatas untuk ganti baju. Bengkel Rami memang punya ruang khusus diatas khusus dia. Dibawah ada khusus montir2nya buat istirahat
Setelah selesai ganti baju dengan mode awal yaitu jeans sobek dan kaos oblong akhirnya Rami gabung makan nasi rames yang tadi dia bawa bersama montir2nya. Posisi mereka kini duduk bersila membentuk lingkaran dengan nasi rames didepannya
"Lis tempenya buat gue ya" Chae
"Ambil dah Chae" Lisa yang masih asik memilih daging ikan
"Lo darimana tadi Ram? Pake2 minidress gitu" Seulgi
"Iya udah anggun lah malah teriak ngasong2 nasi bungkus, engga pantes lo" Wendy
"Gue abis ikut mommy daddy ke acara temennya gitu acara makan siang" Rami
"Terus lo disini makan lagi ini?" Chae
"Yah tau kan makan diresto mewah gitu resto Italy, udah mahal makanannya sedikit kagak ada nasi lagi akhirnya kurang kenyang, jadi gue beli ini" Rami mengangkat tempe ditangannya
"Hmm gini nih jiwa kuli tapi jadi anak orkay, segala engga masuk" Lisa
Mereka bercanda tawa sambil makan. Walaupun hubungan mereka adalah bos dan anak buah tetapi rasanya seperti sahabat malah seperti keluarga. Malam tiba akhirnya bengkel tutup. Seulgi-Wendy dan Chaelisa akan pulang ke kontrakan mereka masing-masing begitu juga Rami yang akan pulang juga
"Sampe rumah kabarin ya" Chae
"Iya ngab" nyeleneh Rami buat Chae geleng kepala aja
"Duluan ya Gi, Wen" Lisa yang sudah naik keatas motor dengan Chae yang bawa motornya, ya mereka cuma punya 1 motor jadi boncengan. Beda sama SeulWend yang kontrakannya deket jadi mereka jalan kaki aja
Dijalan SeulWend melihat ada sebuah mobil dengan lampu menyala dipinggir jalanan yang cukup gelap dan sepi
"Wen itu orang ngapain ya diem disitu?" Seulgi
"Kepo anjir" Wendy
"Takutnya butuh bantuan" Seulg dan Wendy terus jalan hingga hampir dekat mobil tersebut
"Uuuhhh gue harus gimana? Mana hp lowbat juga" omel Jisoo yang ban mobilnya kempes
"M-maaf nona mobilnya kempes?" tanya Wendy
"Katanya tadi jangan kepo eh malah dia nanya duluan, dasar jambu kristal" gumam Seulgi
"Ah iya ban saya kempes dan hp saya lowbat, maaf apa ada bengkel dekat sini?" Jisoo
Wendy dan Seulgi saling tatap "Ini sudah malem pasti bengkel mana-mana tutup, kebetulan kita montir apa boleh kita bantu?" Seulgi
"Kalian?" heran Jisoo
"I-iya kami memang perempuan tapi kita montir, teman kita juga 2 lagi montir juga dan perempuan" Wendy
"Ah baiklah kalo gitu" Jisoo
"Apa ada ban cadangannya?" Seulgi
"Kayanya ada, dicek aja" Jisoo
SeulWend mulai mengganti ban Jisoo hingga selesai "Selesai nona, hati2 dijalan ya"
"Eh tunggu" Jisoo merogoh tasnya dan keluarin beberapa lembar uang "Ini terima kasih ya"
"Makasih nona tapi kita hanya bantu" Wendy
"Iya kalo nona ke bengkel kami eh maksudnya ke bengkel tempat kami kerja nah disana nona baru harus bayar hehe" Seulgi
"Kalian baik banget, okay saya pasti akan ke bengkel kalian, dimana alamatnya?" Jisoo
SeulWend kasih alamat bengkel Rami "Aku akan kesana nanti pasti, sekali lagi terima kasih"
"Sama2, hati2 ya" Seulgi
.
Broommm
Suara motor Chaelisa tiba didepan kontrakan petakan mereka. "Eomma mau kemana malam2 gini?" Lisa melihat ibu Ahyeon. Ya Ahyeon dan ibunya tinggal disebelah Chaelisa, ibunya juga sudah menganggap mereka sebagai anaknya begitupun sebaliknya, Ahyeon udah kaya adik mereka aja
"Ini nak mau kedepan gang, Ahyeon manggung jauh jadi pulangnya malam eomma khawatir kalo dia jalan masuk sendiri soalnya kan gang depan gelap dan sepi" Eomma Ahyeon yang sekarang udah engga lagi kerja di Suzy karena dilarang Ahyeon
"Oo gitu, udah eomma biar kita aja yang jemput" Chae
"Eh gapapa kalian baru pulang pasti capek?"
"Gapapa, yok Chae" Lisa
.
Sebuah taxi berisi Joy dan Jennie menurunkan Ahyeon didepan gangnya. "Daahhhhh Kak Jen, dahhh Kak Joy"
Ahyeon mulai berjalan masuk gang. "Malem amat yeon"
"BUJUG JURIG!!!" kaget Ahyeon melihat Chaelisa keluar dari kegelapan karena mereka tadi nyandar ditembok agak gelap
"Pala lo bau menyan ngatain kita jurig!" Chae
"Gila lo pada ngab ngagetin gue aja, hampir aja jantung biduan paling imut sekota Seoul lepas" Ahyeon, udah biasa panggil mereka ngab soalnya katanya mereka kaya lakik
"Udah udah nyok pulang, eomma lo khawatir lo pulang malem banget" Lisa
.
"Ahyeon pulang~" teriak Ahyeon masuk rumah
"Ahyeon akhirnya nyampe eomma khawatir"
"Santai eomma tadi diantar kak Jen sama kak Joy terus dijemput 2 ngab ini" Ahyeon
"Makasih ya Chaelisa ayo makan dulu kita makan bareng"
"Maaf eomma kita tadi makan dibengkel jadi masih kenyang" Lisa
"Yaahhh padahal eomma masak banyak khusus kalian terutama nak Chae"
"Kalo gitu minta buat besok sarapan boleh? Soalnya besok ke bengkel agak pagi itu bos kecil minta dianter beli onderdil" Chae
"Ayam gorengnya juga ya eomma" Lisa
"Boleh dong bentar eomma bungkusin ya"
"Ngab2 tercintaku engga tau malu ya hahaha" Ahyeon
"Yee berisik lo bocil biduan" Chae
.
"Jisoo malam banget pulangnya ih gue khawatir mana hp engga aktif lagi" Irene
"Tadi mobil gue bannya kempes hp lowbat juga untung ada 2 montir nolongin, keren tau montirnya cewek" Jisoo
"Wih keren banget jarang tuh" Irene
"Mereka bilang temen montirnya juga cewek juga mana engga mau dibayar katanya kalo service dibengkelnya baru bayar, makanya gue pengen ke bengkelnya ya itung2 balas budi" Jisoo
"Bu CEO ke bengkel?" Irene
"Buat balas budi aja" Jisoo "Ruru!!" panggil Jisoo "Rukaaaaaaa"
"Yap nyonya?" Ruka, ibunya jadi maid dimansion JiRene sedangkan ayahnya tukang kebun. Ruka suka dimintain tolong ini itu sama JiRene lagi anaknya juga mauan
"Tolong cari dimana bengkel ini ya tepatnya" Jisoo
"Siap nyonya" jawab Ruka
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Meet Again!
Science FictionPersaingan bisnis yang jahat membuat keluarga terpecah belah. Apakah mereka akan menemukan jalan kembali?