"Ini Lisa Chaeng jaket ini beli juga ya bagus buat kalian"
"Jennie ini tas keluaran baru lho cocok sama kamu beli yah"
Jisoo asyik memilihkan tas baju sepatu untuk Jennie dan Chaelisa. Ketiga adiknya hanya diam dengan perasaan "Ya ampun ini mahal2 banget"
"kak kayanya engga perlu deh ini jaket kita masih bagus" Lisa
"Iya ini celana jeans juga masih keren ko dekil dikit engga ngaruh" Chaeng
"Udah gapapa kalian harus ganti2 baju biar fresh terus, oh iya jangan pake kaos oblong terus kali2 ni pakai kemeja bagus lho, kakak tau style kalian kan sukanya yang simple2 tapi seengganya rapi gitu ya adik2 sayang" lembut Jisoo sambil mengusap kepala Chaelisa
"Emang baju kita engga rapi?" gumam Lisa pada Chaeng
"kak Chu udah yuk aku capek" Jennie yang memang lelah karena sudah banyak paperbag yang dia bawa ditambah dia dari tadi menghela nafas melihat harga2 barangnya. Belanjaan keluarga Choi hari ini bisa mencapai 1 milyar lebih
Jisoo menatap ketiga adiknya "Kalian capek yah?"
"A-aa iya iya capek" Chaelisa mengangguk karena sudah engga betah di mall. Mereka engga terbiasa
Disisi lain...
"Ini cobain katanya tadi mau sepatu!" Ahyeon
"Laper" Rami sambil glendotan nempel pipi dipundak Ahyeon
"Tadi gue suruh milihin sepatu sekarang udah dipilihin malah engga mau, yaudahh ayo kalo laper" Ahyeon sambil menyimpan sepatunya kembali ke rak
"Eh sepatu dulu~ Tuh liat sepatu gue udah ledrek item gini banyak bekas oli" Rami
Ahyeon hela nafas rasanya pengen jitak ni bocil kalo engga inget tadi udah dibelanjain baju tas dan high heels "Okay okay tapi ini cobain dulu jangan langsung dibeli nanti taunya engga enak dipake gimana? Kan sayang ini sepatu jutaan bjir harganya"
"Males ah nyobainnya kalo engga enak simpen aja engga usah dipake" Rami
"Lo tu engga boleh buang2 duit gitu lo harus bisa manage duit lo, buru cobain atau gue tinggal nyusul mba Jennie!" Ahyeon
"E-eh iyaiya gue cobain" Rami sambil duduk lalu cobain sepatu "Keren engga?"
"Kereeennnn gila utututu bocil oli gue" gemas Ahyeon sambil cubit pipi Rami
Disisi sebelah...
"Mba engga beli apa2?" Ruka
"Engga, mahal2 banget Ruru gaji aku 3bulan baru bisa beli 1 tas disini" Pharita
"Kan Rami mau beliin katanya" Ruka
"Aku engga mau bergantung sama oranglain, gapapa nanti aku nabung dulu dan beli tas itu" tunjuk Pharita ke salah satu tas
"Oo itu bagus cocok buat mba mprit" Ruka angguk2 aja karena engga mungkin juga dia beliin toh dia aja cuma melotot lihat2 harga disitu
"nih mprit" tak lama Rami memberikan paperbag besar pada Pharita
"apaan nih?" Pharita
"anak ayam" Rami buat Mprit kesel orang nanya bener
"buka aja mba" Ruka
Ketika Pharita buka ternyata isinya tas brand ternama yang dia suka banget "itu Ahyeon yang pilihin" Rami
"iya sama nih gue juga dibeliin Rami semoga lo suka" Ahyeon
"suka banget tapi ini mahal banget" Pharita
"udah tenang aja, tapi bikinin gue cake ya" Rami sambil cuek makan eskrim sendirian
"aaaaaa ko lo manis banget si bocil oli ututututu makasih lho" gemas Pharita cubit pipi Rami
"anjir lah tumpah dah eskrim gue" Rami "oh iya 1 lagi Ru ini buat lo sepatu"
"wah lo beliin gue juga?" Ruka berbinar
"kagak, itu gue beli ternyata buy one get one tapi nomer kaki Ahyeon engga ada jadi buat lo ajalah" Rami
"jadi gue second choice?" Ruka dramatis
"mau engga?" Rami
"ya mau lah" Ruka
.
Akhirnya rombongan itu pulang. Pharita pulang bareng Rami dan Ahyeon sedangkan Ruka nyupirin JenChuLiChaeng
"kak harusnya engga perlu sebanyak ini, bobol deh credit card kakak" Jennie
"Gapapa dong ini hak kalian yang kakak engga pernah kasih" Jisoo "Oh ini blackcard buat kalian masing2"
"Harus banget blackcard ya? Kita bawa cash aja kak, blackcard engga laku di warteg nanti susah beli makan kalo dibengkel" Chaeng
"Mulai besok gabung dengan kakak diperusahaan ya engga perlu jadi montir lagi kalian, dan kamu Jen urus butik ya engga perlu jadi biduan" Jisoo
Chaelisa saling pandang "Engga bisa kak, kita mau tetap jadi montir aja. Kita udah nyaman lagian sesuai passion kita" Lisa
"Teman2 dibengkel juga baik banget kak kita nyaman apalagi Rami mau buka cafe jadi enak nongkrongnya" Chaeng
"Sayang kakak ingin kita kumpul lagi bukan untuk lihat kalian kotor2an jadi montir" Jisoo "Kakak bisa buatin kalian bengkel sendiri plus cafe sendiri yang lebih besar dari punya Rami asal bukan kalian yang jadi montirnya"
"Kak Jisoo!" Lisa mulai meninggi "Kita tau kakak banyak uang, kakak berkuasa tapi bukan berarti kakak bisa seenaknya!"
"Kakak cuma lihat harta! Kak Chu engga ngerti apa itu persahabatan!" Chaeng
"cece lili..." Jennie
"kak Jen diem dulu, kak Jennie juga sebenernya engga mau kan ninggalin dunia biduan kakak dan temen2 kakak? Jujur aja!" Lisa
"iya jujur aja, jangan kaya kak Chu yang cuma tau harta dan kekuasaan! Kak Chu engga ngerti karena kak chu engga punya temen, kemana2 sama Ruka dan Pharita yang statusnya bawahan kakak bahkan kalo bukan ngerasa kita adiknya kak Chu pasti engga mau temanan sama Rami yang engga berkelas kaya kak Chu walaupun dia juga kaya" Chaeng mendekat ke Jisoo "iya kan bu Jisoo? Dan kita disuruh biar jadi gila harta dan kekuasaan juga?"
Plakkkk
Sebuah tamparan keras mendarat dipipi Chaeng, itu dari Jisoo yang tidak terima atas omongan Chaeng
"Chaeng!" Lisa mendekati Chaeng lalu menatap Jisoo "gue setuju sama Chaeng, pantesan dari awal kita engga nyaman ternyata emang kita engga bisa bersanding sama kak Chu" dingin Lisa "ayo Chaeng" Lisa mengajak Chaeng keluar mansion "makasih udah nyari kita" Chaelisa melanjutkan langkahnya keluar
"chaeng lisa kalian mau kemana?" Jennie mengejar mereka
"kita mau balik kak ke kontrakan, disana lebih nyaman" Chaeng
"kita baru berkumpul lho masa mau pisah lagi?" Jennie
"iya kita seneng ternyata kita ada keluarga tapi apa kakak nyaman hidup terlalu banyak aturan kaya gitu?" Lisa, sebenarnya Jennie juga berat meninggalkan dunia biduannya. Menyanyi adalah hobinya dan bersama2 teman2 band dan biduannya adalah salah satu kenyamanannya
"t-tapi itu pasti kak Chu udah mikirin yang terbaik buat kita" Jennie
"oh ternyata kakak berubah juga setelah lihat kilauan kemewahan, ok deh kita balik dulu dan kita tetep anggap kalian kakak kita tapi untuk tinggal bersama dan nurutin semua kemauan kalian, sorry kita engga bisa" Chaelisa yang naik ke motornya dan melaju meninggalkan mansion
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Meet Again!
Science FictionPersaingan bisnis yang jahat membuat keluarga terpecah belah. Apakah mereka akan menemukan jalan kembali?