Cakra membuka mata, dia terdiam sambil meraba wajah dan lehernya, "Gu-gue... Masii idup?" Cakra bangkit dari tidurnya, "Gue hidup! Astaga!" Laki-laki itu amat bahagia. Dia tak sangka bisa terbangun lagi tanpa rasa sakit apapun. Sesaat dia mematung, menatap sekeliling ruangan yang saat ini dia tempati.
Ini bukan kamarnya, ini juga bukan rumah sakit. Ruangan itu memiliki dinding kayu dengan panel-panel ukiran. Sementara bagian atas dinding dilapisi dengan anyaman bambu. Jendela jendela besar dan pintu dengan ukiran khas Jawa yang indah. Ini pemandangan baru bagi Cakra.
"Ini dimana?" Laki-laki itu mengamati setiap detail ruangan, "Gue diculik kah?" gumamnya. Cakra membulatkan mata, "GINJAL! GINJAL GUE!" Dia lekas menyingkap bajunya. Memastikan tidak ada bekas jahitan di perutnya.
"Oke... Tenang. Ginjal gue aman. Apa... jangan-jangan penculiknya minta tebusan? Ayah pasti nebus gue kan? Satu miliyar? Dua miliyar? Pasti di kasi kan sama ayah?" Cakra mulai was-was, dia terus menyakinkan dirinya bahwa sang ayah pasti akan datang menyelamatkannya.
Cakra beringsut turun dari tempat tidur berkelambu itu. Dia berniat keluar namun, matanya tak sengaja menatap cermin, "LU SIAPA EGE?? " teriak nya sambil menepuk wajahnya sendiri. Sosok dalam cermin itu bukan dirinya. Dia bahkan tak pernah melihat wajah ini sebelumnya.
Cahaya putih tiba-tiba muncul, seiring dengan dua sosok aneh yang tiba-tiba berdiri di hadapan Cakra. Laki-laki itu tak bisa berkata apapun. Dia terlalu syok melihat kejadian di depan matanya.
Kedua orang itu saling pandang sebelum akhirnya sama-sama menunduk, "Maafkan kami.... "
Cakra menganga. Seseorang tolong jelaskan semua ini lebih detail! Dia sama sekali tak mengerti situasi ini! Dia tak mengerti kenapa dia bisa terbangun di tempat ini. Dan dua orang aneh ini siapa?
"Sebelumnya perkenalkan, saya Nexa dan ini rekan saya, Orion. Kami dari Eternity Engineering, sebuah perusahaan perjalanan waktu dari masa depan. Kami mengembangkan alat untuk klien yang bosan hidup untuk menyumbangkan tubuh mereka, dan kami akan memasukkan jiwa pengganti untuk klien tersebut."
Masa depan? Ucapan orang gila macam apa itu. Cakra mengucek kedua matanya. Apa mungkin ini efek dari kecelakaan semalam.
"Sebelumnya, kami meminta maaf sekali lagi. Mesin kami masih dalam tahap pengembangan, sehingga terjadi kerusakan yang menyebabkan kami tidak sengaja memilih seseorang secara acak. Klien kami, Atma Wijaya, sudah menyerahkan tubuhnya pada kami agar kami mengisinya dengan jiwa orang lain."
"Awalnya, kami berniat melakukan eksperimen ini menggunakan jiwa rekan kami, namun karena kesalahan teknis, mesin kami tidak sengaja memilih Anda untuk masuk ke tubuh Atma."
Cakra tertawa kecil, dia mengacak rambutnya sendiri,"Bilang ke gue, kalian abis makan kecubung di mana? Nggak masuk akal, anjir! Lu-- lu Ah! Ini apa-apaan sih Cok! Nggak ngerti gue! Terus gue harus gimana biar bisa balik lagi ke tubuh gue?" Cakra menatap mereka bergantian. Mereka terdiam dan hanya saling pandang.
"Jangan bilang kalian nggak tau caranya? Kalian mau gue cubit tah cocot nya? Ngomong! Gimana caranya! "
"Kami berharap Anda bisa menunggu sampai kami memperbaiki mesin kami."
Kedua tangan Cakra mencengkeram kepalanya sendiri. Ini sungguh di luar perkiraannya. Situasi sialan ini, benar-benar menyebabkan.
"...Oh dan satu lagi, tetaplah bertahan hidup di tubuh ini sampai mesin kami selesai diperbaiki, jika anda terbunuh di dimensi ini, anda akan menghilang selamanya di masa depan. "
Orion menatap tajam ke arah Nexa, seakan memberi isyarat bahwa Nexa tak seharusnya memberi tau hal itu. Mereka terdiam menunggu reaksi Cakra.
"MAJU SINI LO NJENG!" Cakra menggulung lengan baju lantas maju hendak memukul kedua orang sialan itu. Sayangnya, pukulannya tembus begitu saja. Yang berada di hadapannya ini hanyalah hologram.
KAMU SEDANG MEMBACA
Djawa 1942 : Enternity The Series
Ficción histórica"...Oh dan satu lagi, tetaplah bertahan hidup di tubuh ini sampai mesin kami selesai diperbaiki, jika anda terbunuh di dimensi ini, anda akan menghilang selamanya di masa depan. " Janc*k kabeh. Dua kata itu yang mampu mewakili perasaan Cakra saat i...