03. Bagaimana Keadaannya?

104 22 1
                                    


°•°•°•°

"Bagaimana aku harus menggunakan pakaian dalam ini?" Xiao Zhan mengangkat sebuah bra berwarna merah muda di tangannya, lalu sebuah under wear yang senada dengan bra tersebut.

   Xiao Zhan hampir kesal karena kesulitan memakai benda bernama bra itu di tubuhnya, dia sendiri sudah shock melihat dengan jelas bagian tubuh wanita ini, terlebih dia tidak ingin mencari tahu lebih tentang gadis ini.

    Jujur saja dia tidak tertarik sama sekali dengan tubuh wanita, mungkin karena sejak kecil dia memang seorang Homoseksual, dia sudah tau sejak dia masih berada di bangku sekolah dasar, bahwa dia sama sekali tidak tertarik untuk berhubungan dengan seorang gadis.

"Benar, internet, lebih baik aku mencarinya di internet." Xiao Zhan perlahan mempelajari bagaimana caranya memakai pakaian dalam wanita, bagaimana cara menguncir rambut dan beberapa hal lainnya.

"Akhirnya aku selesai!" Xiao Zhan menatap pantulan dirinya di cermin.

"Akhirnya aku selesai!" Xiao Zhan menatap pantulan dirinya di cermin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Tidak buruk!"

     Dengan wajahnya yang manis dan begitu cantik, seharusnya tidak akan sulit bagi Zhao Lusi berteman, Namun Xiao Zhan menemukan keanehan dan juga masalah besar di hidup gadis itu.

    Padahal dia tak ingin menggali lebih banyak tentang Zhao Lusi, akan tetapi Xiao Zhan justru menemukan sebuah buku diary yang tergeletak begitu saja di atas meja belajarnya.

     Awalnya Xiao Zhan tak berniat membuka buku tersebut. Namun entah bagaimana bisa Xiao Zhan berakhir membaca buku itu hingga halaman terakhir.

    Kehidupan gadis bernama Zhao Lusi sangat tidak beruntung. Dia di buli di sekolahnya tanpa alasan yang jelas. Lusi begitu tampak frustasi dengan keadaan di sekolahnya, kedua orang tuanya juga sibuk bekerja.

     Mereka tak terlalu memperdulikan Lusi, terlebih Lusi juga sudah memilih tinggal sendiri sejak dua tahun lalu. Xiao Zhan hanya bisa menggelengkan kepala heran.

    Bagaimana mungkin kedua orang tua Lusi mengijinkan Lusi untuk tinggal terpisah dari mereka, itu cukup aneh. di sekolahnya Lusi sering di remehkan bahkan beberapa kali Lusi mendapat kekerasan dari teman-teman di sekolahnya yang dulu.

     Setelah semua perundungan dan ketidak adilan yang di alaminya itu, Lusi memutuskan untuk melompat dari kamar apartemennya, dan mengalami koma selama 2 bulan, sayangnya setelah itu Xiao Zhan tidak tau kemana jiwa Zhao Lusi yang asli pergi.

      Kini Xiao Zhan sudah memakai seragam sekolah lama milik Zhao Lusi, sekolah khusus wanita tempat Lusi di bully dulu.

"Lusi, sudah waktunya sarapan." Xiao Zhan tersentak kaget.

    Walaupun sudah berusaha membiasakan diri, saat ada yang memanggil namanya dengan nama Lusi, dia pasti kaget dan kadang bingung.

"Iya, aku datang." Xiao Zhan merapikan lagi rambutnya sedikit, merapikan baju yang terlihat pas di tubuh mungil Lusi dan rok berwarna merah yang juga sangat cocok di tubuh gadis itu.

     Setelah selesai Xiao Zhan keluar dari kamar, terlihat ada Ayah dan Ibu Zhao Lusi di meja makan. Mereka tampaknya sedang menunggunya untuk sarapan bersama.

    Xiao Zhan merasa sedikit aneh, padahal di dalam buku diary milik Zhao Lusi, di katakan bahwa kedua orang tuanya bahkan tak pernah sarapan bersama di meja makan.

"Lusi, kemarilah." senyum Zhao Fan tampak merekah melihat putri semata wayangnya itu sudah siap berangkat sekolah.

    Setelah istirahat beberapa hari, Xiao Zhan memutuskan untuk masuk sekolah. Tentunya sekolah baru yang dia belum tau di mana itu, karena Ayahnya yang memilihkan sekolah baru untuknya.

    Mungkin sekolah khusus wanita yang lain, semoga saja dia tidak di ganggu lagi. Tidak, dia akan pastikan tidak akan ada lagi yang akan mengganggu tubuh Zhao Lusi.

"Ayah akan antar kamu ke sekolah." ucap Zhao Fan dengan semangat. Xiao Zhan mengangguk saja, dia tidak terbiasa mendengar suaranya sendiri.

     Bukannya suara Zhao Lusi tidak bagus, justru suaranya merdu saat bernyanyi, terlebih karena saat berada di tubuh Xiao Zhan asli, dia memiliki suara pria yang berbeda dengan suara wanita milik Zhao Lusi, itu membuat Xiao Zhan merasa dia bisa melakukan nada tinggi dengan mudah.

"Di sekolah nanti, pastikan untuk memiliki teman umh." ucap Zhao Lin menyemangati putrinya. Xiao Zhan lagi-lagi hanya bisa mengangguk.

    Lagi pula apa lagi yang bisa dia lakukan. Saat menjadi Xiao Zhan asli Xiao Zhan itu memiliki banyak teman, itu karena dia cukup ramah.

    Sayangnya, dia terlalu mengikuti Wang Yibo hingga kadang beberapa temannya mengabaikan dirinya,, dan ada juga yang terang-terangan mengatakan bahwa itu menjijikan.

    Xiao Zhan tak pernah menanggapi komentar tersebut, bahkan status pertunangannya dengan Wang Yibo saja tidak pernah di ketahui oleh publik. Hanya keluarga saja yang tau tentang hal tersebut.

"Kau sudah siap, Lusi? Ayo kita berangkat." Zhao Fan menunggu Zhao Lusi di depan pintu.

"Iya, P.Pa ..." Xiao Zhan masih sangat-sangat canggung untuk memanggil kedua orang tua Zhao Lusi dengan kata Papa dan Mama.

    Walaupun begitu, Xiao Zhan tetap berusaha untuk memanggil mereka seperti itu, karena sebelumnya saat dirinya memanggil mereka dengan sebutan Paman dan Bibi, mereka langsung sedih, terlebih Zhao Lin yang menangis di buatnya.

    Pada akhirnya Xiao Zhan pun memutuskan untuk memanggil mereka dengan sebutan Papa dan Mama, sama seperti Zhao Lusi asli memanggil orang tuanya

    Xiao Zhan duduk di samping Ayahnya yang mengemudikan mobilnya. Pria itu dengan tenang mengendarai kendaraan beroda empat itu melewati jalanan yang cukup padat pagi itu.

    Xiao Zhan awalnya hanya diam saja menunggu mereka sampai ke tempat tujuan. Namun, di tengah jalan Xiao Zhan merasa ada yang aneh, dia melihat sekeliling dan mengingat jalanan itu adalah jalanan yang sering dia lewati saat dia pergi kesekolah sebelum dia kecelakaan.

"Pa, bolehkah aku bertanya?" Xiao Zhan menatap Zhao Fan dengan tatapan sedikit ragu.

"Ada apa? Tanyakan saja." ucap Zhao Fan tanpa menoleh karena dia sedang mengemudi.

"Sebelumnya aku sekolah di sekolah khusus putri, apa sekarang juga begitu?" tanya Xiao Zhan.

"Tidak, kali ini Ayah mendaftarkan ke sekolah umum. Sebelum kecelakaan, kamu juga meminta Papa untuk memindahkan sekolahmu ke sekolah umum." ucapan Zhao Fan di akhiri dengan kesedihan.

    Mungkin Zhao Fan menyesal karena saat Zhao Lusi memintanya untuk pindah sekolah tapi dia mengabaikannya. Sayangnya di dalam tubuh Zhao Lusi saat ini bukanlah putri kandungnya, melainkan jiwa orang lain yang terperangkap di sana.

    Xiao Zhan diam-diam merasa sedih, dia tidak menyangka akan mati di usia semuda itu, bahkan dia belum mencapai apapun. Terlebih dengan cintanya, ngomong-ngomong bagaimana keadaan Wang Yibo sekarang?

     Apakah tunangannya itu baik-baik saja? Xiao Zhan menghela napasnya sesaat, lalu menghamburkannya sambil terkekeh pelan.

    Mana mungkin terjadi sesuatu dengan Wang Yibo, pria itu bahkan tak pernah sekalipun perduli padanya, bahkan saat dirinya sakit karena kehujanan untuk mengejar dirinya.

"Bodoh!" sambil menggumamkan hal itu dengan pelan. Xiao Zhan menatap keluar jendela, dan tanpa dia sadari, air mata justru sudah mengalir turun dari kedua sudut matanya.

°•°•°•°

Love PoisonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang