Untill We Meet Again Pt.2(SunSun)

334 43 51
                                    

Sunoo tertawa mendengarnya lalu menggeleng, dia tersenyum tipis.
"Aku gak punya waktu..."

Sunghoon yang awalnya tersenyum langsung mengerutkan keningnya dan menatap dalam kearah sunoo, entah kenapa firasatnya memburuk. Hatinya menjadi sakit, seakan mengatakan yang tidak-tidak.
"Maksudnya?.."

Sunoo tiba-tiba terdiam, wajahnya yang biasanya cerah tampak murung. "Sunghoon.. ada sesuatu yang harus aku beritahukan padamu."

Mereka sudah saling bersitatap sekarang, kembali lagi. Sunghoon terhisap dalam mata rubah itu.

"Aku... aku sakit sunghoon.." Belum sempat sunoo menyelesaikan perkataanya, dia lebih dulu pingsan. Sunghoon dengan sigap langsung menahan tubuh sunoo, awalnya dia mencoba untuk membangunkan sunoo tapi melihat sunoo yang tiba-tiba mimisan, dia dengan panik dia menggendong tubuh sunoo.

Tepat saat itu juga, kembang api yang sudah dipersiapkan oleh sunghoon menyala. Langit malam yang penuh akan kembang api harusnya membawakan kebahagiaan dan rasa harus bagi kedua insang tersebut, apalagi saat itu juga sunghoon akan menyatakan perasaanya dengan cincin yang sudah dia persiapkan...

Tapi semua hancur begitu saja, dengan wajah pucat sunghoon langsung meminta supirnya untuk menjemput dan membawa dirinya beserta sunoo langsung kerumah sakit. Tidak ada yang bisa dia katakan, dia hanya memeluk tubuh sunoo erat.

Hingga akhirnya mereka sampai dirumah sakit, sunoo langsung dibawa keruang UGD untuk diperiksa. Sunghoon hanya bisa menunduk sambil mendoakan yang terbaik untuk sunoo, hingga sang dokter keluar dengan raut wajah yang terbilang tidak mengenakan.

"Sunoo kenapa? Kenapa tiba-tiba pingsan lalu mimisan?" Pertanyaan terus dilontarkan oleh sunghoon dengan tergesa-gesa.

Dokter itu terdiam sejenak, lalu menghembuskan nafasnya. "Pasien sunoo berada dalam kondisi yang jauh dari kata baik, dia mengidap penyakit kanker darah... Waktu yang dimilikinya mungkin tidak akan lama lagi, bahkan bisa bertahan sampai ditahap ini saja sudah termasuk keberuntungan.."

Sunghoon terdiam, hatinya terasa seperti dihantam batu besar. Bagaimana mungkin sunoo yang begitu ceria, yang memberinya semangat hidup kembali, ternyata sedang bertarung melawan kematian?

Sunghoon memasuki ruangan VIP, tubuh sunoo terbaring lemah dengan infus yang menancap di tangannya. Hanya melihat kondisi sunoo saja, sunghoon merasa hatinya tercabik-cabik. Hatinya sungguh sangat sakit, untuk pertama kalinya dia merasa takut kehilangan.

Dia mengenggam tangan sunoo yang terbebas dari infus, digenggam erat tangan tersebut. Sunghoon menangis sejadi-jadinya, dia masih tidak bisa menerimanya. Bagaimana bisa sunghoon menerima ini? Orang yang dicintainya ternyata mengidap penyakit mematikan yang tidak bisa disembuhkan dan hidupnya tidak lama lagi..
Padahal baru saja mereka tertawa canda, dan sunghoon sudah akan melamarnya. Tapi belum sempat terjadi, semua harapan itu hilang bagaikan embun.

Hingga akhirnya sunghoon tertidur dengan posisi duduk sambil memegang tangan sunoo, bahkan ditidurnya dia masih memegang erat tangan kecil sunoo tanpa ada niatan untuk melepasnya.

.
.
.

Matahari bersinar begitu terang, bahkan terangnya membangunkan pemuda manis bermata rubah tersebut. Dibuka kan matanya dan melihat langit-langit yang terasa asing tapi begitu dia kenal, tidak perlu bertanya lagi sunoo sudah tau dia berada dimana.

Sunoo yang sudah bangun merubah posisinya menjadi duduk, dan setelah terduduk. Dia baru sadar bahwa disebelah kasurnya ada seorang lelaki yang tertidur sambil menggengam tangannya, siapa lagi jika bukan sunghoon.

Melihat dan merasakan bagaimana tangan besar itu memberikan kehangatan pada dirinya membuat sunoo terharu, tanpa sadar dia tersenyum kecil lalu mengelus rambut hitam legam sunghoon yang terasa lembut.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang