E05 The Truth

96 16 7
                                    

🌹WARNING!!🌹

HANYA CERITA FIKSI DAN TIDAK ADA HUBUNGAN DENGAN KISAH NYATA KEHIDUPAN AKTOR ATAU ARTIS YANG MENJADI PEMERAN DI DALAM CERITA INI!!
JANGAN MELAKUKAN PLAGIAT DENGAN MENGAMBIL IDE TANPA SEIZIN PENULIS!!
TERIMA KASIH

Author Point Of View On

Mew dan Gulf kini sedang berjalan menuju ke sebuah ruangan yang berada di lantai satu. Seperti biasa, Mew berjalan di depan Gulf sambil menggenggam erat tangan Gulf agar Gulf tidak tersandung saat sedang berjalan. Gulf terus tersenyum saat Mew berjalan sambil menggenggam tangannya.

"Dia masih sama.." Batin Gulf.

Hal kecil itu sangat berarti untuk Gulf karena dia sangat merindukan semua perhatian itu dari Mew. Tidak seorang pun bisa menggantikan Mew dari kehidupannya. Semua perlakuannya sangat lembut kepada Gulf. Gulf masih mengingat setiap detail perlakuan Mew kepadanya dan membuatnya tidak bisa melupakan Mew.

"Kita mau kemana Phi?" Tanya Gulf kepada Mew.

"Ruang kerjaku."

"Phi punya ruang kerja?"

"Tentu saja, aku biasanya bertemu dengan beberapa klien di sana."

"Apa pekerjaan Phi sekarang?"

"Seorang pemilik perusahaan."

"Apakah Phi tidak berangkat bekerja hari ini?"

"Aku bekerja dari rumah."

"Ahh begitu rupanya. Phi sangat hebat."

Ketika pintu ruangan itu terbuka, Gulf kini terdiam dan merasa kagum ketika melihat figur-figur dan juga buku-buku yang berjejer rapi di rak. Gulf berjalan masuk dengan perlahan mengikuti langkah kaki Mew. Dia mulai mengelilingi ruangan itu ketika sampai di dalam ruangan.

"Phi benar-benar tidak berubah sama sekali." Ucap Gulf kepada Mew.

"Aku tidak pernah berubah Gulf. Kamu lah yang berubah. Kamu melanggar perjanjian yang telah kita buat dengan menerima lamaran dari Kao."

"Maaf, aku akan memutuskan pertunangan itu."

"Tidak masalah, yang terpenting adalah kamu sekarang berada di sini bersama dengan aku. Kini, aku tidak perlu merasa khawatir lagi kalau kamu akan menikah dengan orang lain."

"Phi, kamu telah mewujudkan keinginanmu sendiri. Aku sangat kagum kepadamu ketika melihat ruangan ini."

"Aku melakukannya karena tidak seorang pun akan melarang aku melakukan hobiku." Gulf sedikit merasa tersindir. Dia akui, dia sedikit keras kepada Mew dulu.

"Dulu, kamu sangat menginginkan ruangan yang seperti ini dan hal itu sering membuat kita bertengkar karena kamu mau membuatnya di dalam apartemen yang rasanya semakin kecil itu." Gulf kesal karena kekasihnya selalu membeli mainan figur sehingga apartemen yang tadinya terlihat luas kini terasa sempit.

Sang Iblis tertawa setelah mendengar cerita dari Gulf itu. Sang Iblis merasakan perasaan kesal kepada Mew saat itu. Dia kembali melihat rekaman memori ingatan Gulf dari kedua matanya. Meskipun begitu, Gulf tetap mengalah karena rasa cintanya. Gulf memanyunkan bibirnya ketika melihat Mew tertawa.

"Phi bahkan bisa tertawa sekarang. Dulu, Phi malah ikut marah karena aku tidak menghargai Phi."

"Aku marah karena aku merasa aku membelinya dengan uangku dan bukan menggunakan uangmu. Aku tidak ingin kamu memarahi aku saat itu, karena aku pun saat itu sedang mencari rumah yang besar untuk kita tinggali bersama."

ANGEL WINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang