Chapter 10

456 59 21
                                    

Lift sudah membawa Gael ke lantai tujuh belas, dimana tempat unit Gael berada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lift sudah membawa Gael ke lantai tujuh belas, dimana tempat unit Gael berada. Terasa begitu lambat tungkainya melangkah ke unit bernomor 707 itu. Unit dimana ia telah tinggal bersama Tsanna selama dua tahun lamanya.

Gael tersenyum tipis ketika jari-jarinya menekan angka demi angka passcode apartemennya. Tanggal hari jadinya bersama Tsanna. Apakah ia harus segera merubahnya, sebagai permulaan untuk ia belajar berhenti, dan mundur?

Gael memasuki unit apartemennya. Namun setelah ia berhasil menutup pintu, unit 708 terbuka, dimana Tsanna muncul dengan koper beauty case di tangannya.

Tsanna memilih untuk membuka jasa homecare, dan berpergian menggunakan transportasai online untuk mengunjungi para klien yang memesan jasanya.

Baru saja menutup pintu unitnya, sudut mata Tsanna sedikit melirik pada unit tepat di sebelah unitnya berada. Netranya yang sendu, mengerjap perlahan, dan berangsur berkaca-kaca. Haruskah ia berlari pulang dan mengalah? Namun bagaimana jika... Gael tidak lagi mau menerimanya? Bukankah Gael begitu mengagumi Serena?

Satu bulan sudah berlalu, namun Gael tidak berusaha untuk menghubungi Tsanna. Lalu apa gunanya lelaki itu menolak untuk berpisah waktu itu?

'Dibanding malu, gue lebih takut kenyataan kalo lo udah jadi milik perempuan lain, Ga. Entah itu Serena, atau siapapu. Ego bilang gue pacar pertama lo. Tapi bukan berarti lo nggak bisa suka sama perempuan lain selain gue kan? Bahkan lo yang pendiem, bisa banyak bicara dengan Serena.'

Mati-matian Tsanna menekan perasaan sedihnya, menghembuskan nafas berkali-kali, dan mencoba untuk bersikap profesional. Sebab saat ini, ia harus bekerja dan memulai semuanya dari nol—lagi.

°°°°°

Meanwhile, Gael...

Dua bungkus rokok sudah Gael habiskan di balkon kamarnya. Hujan datang lagi malam itu, menemani ributnya kepala Gael tentang segala hal yang tidak pernah ia bayangkan sama sekali. Fakta ini terlalu pahit untuk ia terima.

Lagi, kekehan hambar Gael terdengar bersamaan dengan asap rokok yang berkeluaran dari ranumnya yang merah. Bedanya, kali ini tidak ada air mata lagi. Sepertinya Gael sedang ada di fase shock dengan semua yang terjadi satu bulan terakhir. Kecewa jelas ia rasakan, berkali-kali ia mencoba sadar bahwa memang—semuanya telah berubah.

'Ternyata mudah buat lo ya, Sa? Di saat gue udah kaya orang sinting, lo malah asik asikan sama cowo baru lo. Semudah itu lo lupain tiga tahun kita, di saat gue milih pura-pura buta dengan kesalahan yang udah lo buat.'

Masih Gael bermonolog dalam hati, sebab hanya disitu ia bisa mengeluarkan keluh kesahnya tanpa mengeluarkan energi berbicara sama sekali. Jiwanya telah lelah, lebih lelah daripada ia menghabiskan waktu di studio untuk bekerja, seperti dulu.

'Gue kira, semua yang udah gue usahain bisa bikin lo bertahan. Gue kira, karna gue yang dapet pertamanya lo, lo bakal takut kehilangan gue. Gue kira lo nggak bakalan pergi, apalagi berpaling. Tapi ternyata enggak ya, Sa?'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

After We Broke Up [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang