8. Found a Dead Body

26 2 3
                                    

Seminggu yang lalu Dongyun sudah sembuh dan diperbolehkan bekerja oleh dokter asal tidak menggerakkan bahunya yang cedera sering-sering.

Dongyun sekarang sedang ditugaskan untuk mengatur arus lalu lintas di mana kendaraan roda empat memenuhi ruas jalan yang akan menimbulkan kemacetan jika tidak segera diatur oleh Dongyun.

Di jalan layang yang membelah anak sungai ini tentu saja Dongyun tidak bekerja sendirian. Ada Heesung yang ikut mengatur kendaraan yang lalu lalang ini, akan tetapi rekan kerjanya yang tengil itu tidak menampakkan batang hidungnya.

"AAAHH TOLONG ADA MAYAT."

Teriakan seseorang yang familiar ditelinga Dongyun mengejutkannya. Heesung berlari dari tepi sungai sambil berteriak kencang, dengan wajah panik ia menghampiri Dongyun.

"Yun ada mayat di sungai dibawah jalan layang ini, tolong hubungi kantor polisi dan minta mereka juga membawa ahli forensik."

Heesung sibuk menghirup oksigen setelah berlarian dari tepi sungai, Dongyun segera menelepon atasannya melaporkan adanya penemuan mayat di sungai di bawah jalan layang.

Meski waktu masih pagi arus lalu lintas yang harusnya Dongyun atur tadinya lancar kini macet karena ruas jalan raya ditutup sementara untuk investigasi.

Dongyun berada di kerumunan orang yang penasaran ingin melihat-lihat bagaimana kondisi mayat yang ditemukan oleh Heesung.

Sebuah koper besar berhasil diangkat dari dalam sungai, koper besar itu mengeluarkan bau busuk yang sangat menyengat.

Salah satu polisi yang mengangkat koper tersebut membuka resleting kopernya dan bau tersebut semakin semerbak lantas kerumunan orang di sekitarnya langsung menutup hidungnya.

Di dalamnya nampak mayat berjenis kelamin laki-laki meringkuk di dalam koper tanpa memakai baju hanya mengenakan celana dalam, badannya penuh dengan tato.

Dongyun yang semakin penasaran, mencoba menerobos kerumunan hingga berada tepat di depan matanya seonggok mayat tadi yang dibaringkan di atas tanah.

Ia memicingkan matanya melihat jelas sebuah tato di badan mayat itu yang tidak asing di mata Dongyun, tapi ia lupa di mana ia pernah melihatnya.

"Heesung bagaimana kau bisa menemukan mayat ini tadi." Ketua divisi mereka berbicara pada Heesung

"Sebenarnya... Ceritanya agak panjang hehehe." Heesung agak malu-malu untuk menceritakannya

***

Saat Heesung bekerja dengan Dongyun pagi-pagi sekali ia merasakan hajatnya sudah di ujung tanduk, ia mencari-cari toilet umum yang bisa ia jangkau namun sayangnya ia tidak melihat toilet yang ia butuhkan saat ini.

Dongyun bilang tidak ada toilet di jalan raya, lagipula mereka berada di jalan raya yang menghubungkan antar kota. Jadi mustahil menemukan toilet umum di sekitar lalu lalang kendaraan.

Sebenarnya ada sebuah pom bensin yang mempunyai fasilitas toilet tapi jaraknya sangat jauh, Dongyun mana mau mengantarkannya dengan alasan tidak ada cukup waktu untuk ke sana.

Alhasil, Heesung memutar otaknya lebih keras sembari melihat sekelilingnya. Ia menangkap sebuah tempat, yaitu sungai di bawah jalan.

Heesung langsung lari terbirit-birit ke arah tepi sungai di bawahnya dengan menahan kencing.

Heesung langsung bernafas lega setelah menuntaskan hajatnya. "Sebentar," Heesung mengendus-endus sesuatu yang menarik indra penciumannya "huwek, bau busuk."

Heesung menutup hidungnya, memindai sungai berharap bau busuk itu dari sampah yang bisa ia singkirkan.

Atensinya menemukan koper besar yang dibuang sembarangan ke sungai karena penasaran Heesung mendekatinya.

Mungkin saja itu bukan sesuatu yang menakutkan seperti sampah makanan atau bangkai hewan yang memiliki bau busuk yang khas.

Koper itu tersangkut di antara bebatuan jadi Heesung masuk ke dalam sungai setinggi lututnya.

"Tunggu, kenapa ada rambut di koper itu?" Heesung yang awalnya penasaran jadi waspada pada rambut yang mencuat keluar dari dalam koper

Meski takut Heesung tak gentar, ia berani melangkah demi menyelesaikan rasa penasarannya.

Ia berada di depan koper misterius tersebut meraba-raba dan menemukan celah terbuka yang memperlihatkan kulit kepala dan mata melotot ke arahnya.

"HAAH APA ITU." Heesung sontak jatuh ke belakang sangking kagetnya, dengan perasaan panik bercampur takut ia berteriak tak lupa berlari kencang ke arah Dongyun

Jadi seperti itu awal mula Heesung menemukan seonggok manusia tak bernyawa di sungai Nakdong di bawa jalan raya Kota Busan.

***

"Baiklah, aku mengerti." Ketua divisi paham dengan kronologi kejadian yang dijabarkan oleh Heesung.

"Rencananya mayat ini akan dibawa ke pusat forensik yang ada di Seoul."

"Yang jelas dia korban pembunuhan, kita tidak perlu menyelidiki kasus ini karena bukan wewenang kita menangani kasus pembunuhan." Ketua divisi menepuk pundak Heesung lalu pergi meninggalkan tempat kejadian

Heesung mengangguk mengerti berbeda sekali dengan Dongyun yang menatap lekat-lekat mayat yang sudah diangkut ke dalam ambulans. Jika Dongyun sudah penasaran ia akan terus mencari jawaban, tak akan kenal takut meski harus melanggar peraturan.

"Dongyun." Panggil Heesung membuyarkan fokus Dongyun

"Apa kau punya baju ganti?" Tanyanya

Dongyun melihat dengan jelas bahwa seragam dinas Heesung kotor karena koper bau itu.

"Iya aku punya." Dongyun berjalan ke mobil polisi diikuti dengan Heesung di belakangnya.

"Ngomong-ngomong, apa yang ketua katakan padamu?" Dongyun bertanya sambil terus berjalan ke arah mobil polisinya berada

"Entahlah, hanya korban pembunuhan biasa. Jangan bilang kau penasaran dengan kasus ini?" Heesung bertanya apa tujuan Dongyun dengan temuannya barusan

"Hahaha... Tidak aku tidak ikut campur dengan masalah ini lagipula ketua bisa memecat ku kapan saja kan." Balas Dongyun disertai tawa hambar

Heesung menatap manik hitam Dongyun dengan seksama, semoga ini bukan sekedar bualan nya semata.

"Ya baiklah, aku percaya omonganmu."

Sesampainya di mobil Dongyun membuka bagasi mobil, melemparkan sekantong kresek berisikan pakaian miliknya.

"Dongyun..." Dongyun mendengus lalu menatap Heesung dengan arti 'apa lagi?'

"Tolong antarkan aku ke pom bensin." Heesung menatapnya meminta pertolongan pada Dongyun.

Ya, tentu saja Dongyun tidak lupa kan, kalau di jalan raya seperti ini mana ada toilet. Bagaimana bisa ia membayangkan Heesung berganti pakaian di tempat ini.

Dan dengan senang hati Dongyun mau mengantar Heesung sampai ke tempat tujuan.

Villain: Revenge and Regret | DRIPPINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang