~Happy Reading~
•
•
•
________Ditengah keramaian kota terdapat tiga manusia yang sibuk dengan urusan masing-masing.
Dua diantaranya sedang bermesraan sedangkan salah satu mereka menahan emosi yang mengguncang.
Panasnya matahari disiang hari semakin membuat Lachelyn kesal karena kepanasan ditambah lagi ia harus sabar dengan pemandangan didepannya.
"why should i join you guys in making out?" dengus Lachelyn.
Wajahnya mulai memerah akibat sinar matahari.
"makanya cari pacar dek." sahut Ferarri membuat Lachelyn mendelik.
"Yuk, masuk." ajak Ferarri.
Ketiga manusia itu memasuki stadion. Nafeeza yang mengajak Lachelyn untuk menonton timnas yang akan melakukan training.
Lachelyn dan Nafeeza duduk di bangku tribun yang lebih dekat dengan lapangan hijau.
Para pemain timnas terlihat sudah memulai training mereka. Nafeeza terlihat sangat memperhatikan pergerakan Ferarri, sedangkan Lachelyn lebih sibuk memainkan ponselnya.
Setelah kurang lebih 2 jam mereka berada disana, akhirnya latihan telah selesai dan para pemain bebas melakukan apapun sebelum pulang ke kamar hotel mereka.
"Neeza! sini turun!" teriak Ferarri dari arah lapangan.
Nafeeza bangkit dari duduknya begitupun Lachelyn yang terus menguntit kedua sejoli itu.
Mereka turun menuju lapangan. beberapa pemain timnas ada yang sudah lebih dulu meninggalkan lapangan.
"eh ada bule gadungan." celetuk Marselino yang menghampiri mereka.
Lachelyn melirik sinis Marselino, "Lo? Marsengklek ya." balas Asheena.
Marselino mendengus, "Manusia setampan dan sekeren bak Dewa Yunani dibilang sengklek."
"Dewa sembilan belas kali lo!" sahut Nafeeza terkekeh.
"lah? biarin, itu tandanya suara gue bagus!" Marselino berdeham, "Tuhan memang satu, kita yang tak sama, haruskah ak--"
"berisik lo! fals gitu dibilang bagus." sarkas Ferarri.
tuk..
"arghh, bangsat kartu merah oy!" pekik Ferarri saat Marselino dengan santainya menendang tulang kering miliknya.
Sedangkan pelaku terlihat memasang ekspresi watados nya membuat Ferarri menggeram kesal.
"sejak kapan lagu Ziva jadi lagu Dewa sembilan belas." sahut Nafeeza.
Marselino mendongak menatap langit biru yang terlihat sangat indah, "Sejak hari dimana aku menemukan dia.."
Nafeeza terlihat sudah muak dengan tingkah tak tertebak dari Marselino. selalu saja ada gebrakan Marselino yang sulit ditebak.
"Oyy! stroke! come here, let's tease the girls."
Mata Lachelyn ikut mengalihkan atensinya pada manusia jangkung yang tadinya ingin melewati mereka namun malah menghampiri karena dipanggil oleh Marselino.
KAMU SEDANG MEMBACA
only you || Rafael Struick
Fanfictioncinta yang tumbuh di dua jiwa terhalang oleh dinding keyakinan agama yang berbeda membayangi cinta menjadikannya seperti mimpi yang hilang.. Agama seharusnya menjadi jembatan yang menyatukan, bukan tembok yang memisahkan, tapi barangkali cinta beda...