06. MEMASTIKAN

177 51 51
                                    

Pagi-pagi sekali Aurel sudah sibuk berdandan ria didepan cermin. Kata Jasmine, dia harus merubah sedikit demi sedikit penampilannya . Dari mulai makeup , penampilan , bahkan wangi minyak telon yang sudah menjadi ciri khasnya saja ikut ter revisi mulai hari ini .

Dengan mimik sedih. "Bye wangi bayiku, pada akhirnya kamu harus tersisihkan dulu. Tapi tenang aja, wangi kamu tetep juara dan paling candu, " ujar Aurel pada beberapa botol minyak telon yang sudah menemaninya selama ini.

Aurel lalu memandangi beberapa lipstik yang berbeda shade dari berbagai merek ditangannya. "Dia nyuruh jualan apa gimana? Banyak banget buset. " Agaknya Jasmine memang niat sekali buat merubah penampilanya.

"Nah yang ini warnanya cakep, oke yang ini aja. "

Setelah beres, Aurel langsung bergegas keluar kamar menuju meja makan. Dengan penampilan yang sedikit berbeda. Rambut panjang yang biasanya ter kuncir kuda itu sekarang terlihat dibiarkan ter-urai bebas. Menampilkan rambut panjang indah nan berkilaunya .

"Selamat pagi. "

"Pagi Bi Yuri. "

"Pagi non—astaga. " Bi Yuri yang tengah membuat jus jeruk itu terkejut. Bukan karena pelukan tiba-tiba Aurel, tapi karena wajah Aurel lah penyebabnya.

Bella yang baru datang juga nampak terkejut. "Ini beneran kamu? " tanyanya membuat Aurel menyebikan bibirnya. Kirain bakal mendapatkan pujian selangit dari Kakaknya juga Bi Yuri malah mendapatkan tatapan cengo seolah olah didepan mereka adalah panda yang baru terbangun dari hibernasi panjangnya.

"Ishhh gak gitu. " rengek Aurel. "Kaget dulu terus muji gituloh harusnya. " lanjutnya setelah mendudukan diri dikursi.

"Gak bakal kena razia kalo penampilan kamu kayak gini? " Bella malah kembali bertanya.

Aurel semakin memajukan bibirnya. "Puji dulu Kak. " pinta Aurel memaksa. "Kamu cantik deh, kamu pangling deh. Gitu kek. "

"Iya pangling. " ujar Bella. Bibir merah Aurel tersenyum senang namun sedetik kemudian. "Tapi aneh. " senyuman itu kembali lenyap digantikan bibir cemberut.

Bi Yuri cekikikan, wajah Aurel yang biasanya polos itu sekarang nampak terlihat berbeda karena memakai makeup diwajahnya tentu saja membuat pangling lebih ke aneh dan luar biasa.

"Wajah non Aurel lucu, "ujar Bi Yuri.

"Cantik Bi bukan lucu, Aurel gak lagi ngelawak tau. " ucap Aurel yang sibuk memasukan roti isi kedalam kotak makan .

"Jus jeruk Aurel mana Bi? "

"Ini non, mau sekalian dibawa? "

"Iya, tolong masukin kedalam tumbler ya Bi. "

"Siap non sebentar. "

"Ini non. "

"Makasih Bi. "

"Yaudah Aurel berangkat sekarang ya. " ujar Aurel sambil menyalami Bella dan Bi Yuri.

"Mau Kakak anter? "

"Gak usah deh, Jasmine udah jemput di depan soalnya. Udah ya Aurel berangkat byeeee, " pamit Aurel dengan mulut yang penuh dengan roti .

"Menyala abangkuuuuu. " seru Aurel setelah membuka pintu mobil milik Jasmine yang terparkir tak jauh dari depan rumahnya.

"Lama banget si, gim—"

"Buset menyala beneran. " Jasmine seketika cengo saat melihat penampilan Aurel pagi ini.

"Gimana gimana cantik kan gue? "

Jasmine masih menganga ditempatnya. "Merah banget Aurell, lo mau nge lenong apa gimanaaa "

Pipi merah merona, eyeliner yang sedikit mencor sana sini dengan bibir yang merah menyala, yang sangat amat menyakitkan mata. Tentu saja membuat mereka shock, sisanya ya shick shack shock.

BARREL (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang