10 | Kepada hati yang merasakan

622 56 10
                                    

♪ Playing song : Mahalini - Sampai menutup mata ♪

"Seperti mawar yang berduri, layaknya dirimu yang indah tapi takut tuk kumiliki."

• LAKSA DAN LUKANYA •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• LAKSA DAN LUKANYA •

      "Abang tinggal bentar, ya? Ingat, kalau ada apa langsung panggil suster."

      "Bukankah aku juga manusia sama seperti mereka?"

•••

      "Kamu bener mau masuk sekolah hari ini?"

      Laksa tahu jika sorot mata Arshi menelisik dalam kearahnya, mencoba-coba mencari sebuah pernyataan yang mungkin mampu memuaskan hatinya. Laksa juga tahu jika Arshi selalu menaruh ke-khawatiran begitu besar terhadapnya, terkadang Laksa memohon pada kakaknya untuk selalu mempercayainya.

      Meski pada kenyataannya, tanpa Arshi tahu dan menduga-duga bahwa Laksa begitu mahir menyimpan luka yang selama ini ia dapatkan. Hanya Arshi yang Laksa miliki, keluarganya yang tersisa.

      Usai sudah buku-buku yang sempat Arshi bawa dari rumah, Laksa masukkan kedalam tas ransel. Dengan kepala yang mendongak, senyuman yang lebar Laksa usahakan agar lelaki yang lebih tua di hadapannya tak lagi khawatir.

       "Bentar lagi Laksa mau try out, bang, kalau gak masuk nanti Laksa gak dapet materinya," jawabnya sembari mengalihkan pandangannya ke arah meja-memakai jam tangan.

      Tangan Arshi bersedekap dada, kedua alis lelaki itu saling bertautan. "Bisa nyusul, 'kan?"

      "Kamu baru sembuh, Sa, abang cuma gak ma—"

      "Abang jangan sering-sering parno," tukasnya yang mana berhasil memotong perkataan Arshi yang belum sempat terselesaikan. "Lihat, Laksa udah baik-baik aja, 'kan?"

      Helaan napas sedikit panjang berhasil Laksa dengar dari celah bibir Arshi yang terbuka. Ia melirik sekilas kakaknya yang memilih untuk mengalah. Laksa tekekeh, Arshi akan memilih untuk mengalah jika dirinya terus-menerus mendesak lelaki itu.

       Menutup resleting tas, lalu merapikan sedikit dasi yang ia kenakan, Laksa sudah siap untuk kembali bersekolah hari ini. Meski ada hal yang menyakitkan jika mengulang lagi kenangan buruk di sekolahnya, Laksa terus berusaha baik-baik saja.

      "Abang gak mau anterin Laksa ke sekolah?" Laksa bertanya saat dirinya sudah berdiri di hadapan Arshi, melihat itu Arshi mendongak dengan meninggalkan sedikit decakan lirih.

Laksa Dan LukanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang