2. Kepercayaan

5 2 0
                                    

Hari ini langit sangat cerah awan biru menyapa semua orang di muka bumi, termasuk Jeco yang kini sudah berada di Halte Bunga Putih sengaja menunggu gadis yang kemarin dia temui disini, berharap gadis itu juga menaiki bus yang sama menuju sekolah. Semalam dia menunggu pesan dari Ratu tetapi nihil tidak ada satu pun pesan yang masuk ke dalam handphone nya sampai dirinya tertidur hingga pagi, mungkin Ratu lupa atau sibuk dengan pekerjaan rumahnya.

Jeco tidak marah ataupun kesal karena dia berharap dapat bertemu kembali dengan gadis unik yang dapat leluasa mengungkapkan perasaannya, dia sangat tertarik dengan Ratu meskipun tidak saling mengenal satu sama lain tetapi Jeco selalu percaya terhadap takdir yang di rencanakan Tuhan.

Jeco melirik jam tangannya sudah mau jam 7, dia terpaksa harus menaiki bus sekarang atau kalau tidak dia akan terlambat menuju sekolah, sekali lagi dia melihat sekeliling memastikan jika gadis itu memang belum datang ke halte ini. Ya, Jeco kini sudah dalam bus yang sudah berjalan menjauh dari Halte Bunga Putih, tidak apa-apa dia akan kembali saat sore nanti pasti Ratu datang ke Halte mengingat perkataan Ratu, jika Halte sudah seperti rumahnya.

Jeco bersekolah di sekolah swasta yang seluruh muridnya cukup berprestasi, dia sudah kelas akhir dan dirinya seorang siswa yang cukup teladan sebab Jeco salah satu anggota OSIS karena hanya ekstrakurikuler tersebut yang diizinkan orang tuanya dari banyak ekstrakurikuler di sekolah.

Jeco tidak terlalu berinteraksi dengan semua temannya dirinya memang sangat cuek dan tidak banyak berbicara, dia punya teman namun tidak terlalu dekat hanya sekedar mengobrol ataupun pergi ke kantin bersama terlebih dia seorang introvet jadi dapat dibayangkan seperti apa Jeco ini.

Di kelas Jeco duduk bangku kedua di barisan tengah dia mempunyai teman sebangku yang sudah dari kelas X selalu bersama Jeco, namanya Satria yang memang seorang disabilitas dan hanya Jeco yang tulus untuk membantunya tanpa rasa malu meski seringkali Satria merasa beban dan ingin sekolah di rumah saja tetapi Jeco selalu menyemangati serta berusaha selalu ada untuk teman sebangkunya.

Satria sendiri bukanlah orang baru dalam hidup Jeco karena saat sekolah dasar, Satria dan Jeco sudah berteman namun setelah lulus mereka semua berpisah di sekolah yang berbeda-beda, hingga saat Satria mengetahui jika Jeco bersekolah di SMA Swasta dia sangat senang begitupun dengan Jeco yang tidak percaya dapat satu sekolah kembali.

Jadwal pertama hari ini adalah Geografi salah satu pelajaran kesukaan Jeco sebab dapat mengenal seluruh detail Bumi ditambah guru yang mengajar sangat cekatan, sabar menjelaskan dengan rinci namun tidak membosankan, dan selalu menyelipkan nasihat baik kepada seluruh muridnya. Pak Wahyudi seorang guru Geografi yang berprinsip jika semua anak murid dapat sukses di jalannya dengan bekal tidak melupakan sopan santun dan selalu mengingat kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Jeco adalah siswa kesayangan pak Wahyudi karena sifatnya yang baik dan selalu menekuni apa yang diajarkan oleh gurunya begitu pun dengan Jeco yang menganggap pak Wahyudi seperti ayahnya sendiri, kedekatan mereka berdua kerap kali di-irikan oleh seluruh teman kelasnya kecuali Satria yang tahu sifat Jeco.

Waktu berjalan sudah 2 jam pelajaran Geografi telah usai di susul dengan bel istirahat yang membuat seluruh siswa keluar menuju kantin, Jeco dan Satria memilih untuk tetap berada di dalam kelas karena mereka berdua membawa bekal dan hal ini sudah dijanjikan dari dua hari yang lalu.

Beruntung mama Jeco ada waktu untuk membuatkan bekal sementara Satria memang selalu membawa makanan dari rumah dikarenakan jarak kelas mereka ke kantin cukup jauh terlebih harus menuruni 2 lantai agar dapat menuju kantin. Kondisi Satria tidak memungkinkan terkecuali Satria bosan membawa bekal barulah mereka berdua akan ke kantin tetapi membawa bekal dan makan di kelas tidak terlalu buruk, mereka tetap menikmatinya.

Metafora Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang