Pocky Day

22 2 0
                                    

Di alam bawah sadar, terjadi sebuah konversasi antar dua sukma dari Akashi Seijuro; Bokushi, si empu mata dwiwarna yang sadis dan selalu memelihara gengsi. Serta Oreshi, sang pangeran Crimson yang selalu tenang dan baik hati.

Oreshi terduduk di bangku, sementara Bokushi berdiri dengan raut angkuh. Padahal, pertemuan ini terjadi karena Bokushi (sangat) butuh solusi.

"Apa kau tidak punya nyali mengajaknya main Pocky Game?"

"Sejak kapan aku tidak punya nyali?" Si sadis tak terima dituding begitu. Baginya, ditinya adalah sosok absolut yang tak mungkin punya mental pengecut.

"Lalu, bagaimana kau akan mengajaknya?"

Bokushi terdiam cukup lama. Dia sendiri tak tahu, makanya menemui Oreshi.

Namun, ia terlalu gengsi untuk menjelaskannya secara terus terang.

" ... Ya tinggal ajak," jawab Bokushi sekenanya.

Oreshi tertawa meledek.

"Kau masih gengsi."

Bokushi itu sosok yang unggul dalam segala hal, tetapi payah dalam urusan perasaan. Anehnya, ada satu gadis gila yang sangat betah dan amat mengagumi Bokushi, yakni kekasih mereka, Nakano Nisha.

"Mari kita bertaruh. Kalau besok kau tidak bisa memainkan Pocky Game bersamanya, maka aku yang akan ambil kesempatan itu," ancam Oreshi dengan serius. Dirinya sudah muak dengan Bokushi yang gengsian.

Bokushi berdecak kesal.

"Sudahlah. Kalaupun aku bisa, tetap saja kau mengambil kesempatan itu."

"Tidak. Kali ini aku tak akan berbuat apa pun kalau kau berhasil. Aku janji." Oreshi mengacak rambutnya frustrasi, lelah menghadapi dirinya sendiri.
"Lagi pula, kenapa kau selalu cemburu? Aku adalah dirimu sendiri. Nisha-kun juga pacarku."

"Beda!" tegas Bokushi.
"Pokoknya, yang pacarnya itu aku. Kau cuma orang ketiga."

"Kalau begitu, aku akan cari gadia lain yang bisa kujadikan kekasihku sendiri. Aku juga mau hidup sepertimu." Oreshi hanya iseng, dirinya tak pernah terpikir menyukai gadis lain.
Malah, sebelum Bokushi, justru dirinya yang pertama kali mengenal dan jatuh cinta dengan Nisha. Namun entah kenapa, perasaannya malah lebih dulu terbalas ke dirinya yang kejam itu.

Alih-alih kesal dan muak, justru dirinya semakin tertantang untuk bersaing seperti ini. Jarang seksli ada kisah cinta segitiga satu gadis dengan kepribadian ganda.

"Tidak boleh." Jiwa iblis sadistiknya terbangun, mata heterokromnya menyorot murka.
"Kalau kau melakukan itu, aku akan buat pacarmu tersiksa. Perempuan yang boleh bersama kita cuma satu."

"Iya baiklah, terserahmu. Aku lelah." Oreshi memalingkan wajah.
"Kau ingin minta solusi padaku, 'kan? Tidak ada solusi. Bergeraklah sesuai instingmu sendiri. Lagi pula, kau selalu menang."

"Tch, tidak ada gunanya bicara denganmu." Bokushi ikut memalingkan wajah, kemudian berbalik badan, berjalan menuju cahaya untuk kembali pada realita.

Maaf kalau aku tak membantumu. Kau harus belajar meruntuhkan rasa gengsimu itu.

✨⭐✨

Pagi-pagi sekali, Akashi sudah memijakkan kaki di supermarket untuk membeli semua hal yang berbahan mangga. Dirinya benar-benar tak sabar untuk bersua lagi dengan gadisnya. Dengan cekatan tangannya mengambil tanpa repot-repot melihat harga.

Buah, mochi, pancake, jus, dan permen sudah dimasukkan dalam keranjang. Saat melewati rak makanan ringan, tilikan heterokromnya terkunci pada sebuah jajanan yang sedang menjadi trending topic pada hari ini.

AkaNish : Candy JarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang