"Bagaimana keadaan kamu, sayang?" tanya Dirga lembut pada anak kesayangannya.
Selepas kejadian tidak menyenangkan itu, Dirga langsung membawa Bella ke rumah sakit untuk diperiksa. Meskipun lukanya tidak parah, Dirga sebagai orang tua tetap khawatir. Dia harus memastikan keadaan putrinya baik-baik saja.
Bella tersenyum lembut melihat tatapan khawatir papanya. "Aku baik-baik saja, Pa."
"Maafin Flora ya, sayang. Papa tidak tau apa yang terjadi padanya hingga nekat berbuat seperti itu," lirih sendu Dirga merasa bersalah atas apa yang dilakukan putri kandungnya. Dirga sebagai orang tua, tentu merasa malu akan perbuatan yang dilakukan Flora tadi.
Bella mengambil tangan papanya. Mengelus pelan tangan yang masih terlihat kekar meski sudah tidak muda lagi.
"Papa tidak perlu merasa bersalah. Papa tidak salah sama sekali. Lagi pula Bella baik-baik saja," ucap Bella lembut menenangkan papanya.
Mata Bella berkaca-kaca. Dia menundukkan kepalanya menyembunyikan kesedihan, tetapi percuma saja karena semua orang yang berkumpul diruangan Bella sudah melihatnya.
"Kak Flora tidak salah pa. Aku yang salah karena telah memeluk suaminya. Wajar kalau kak Flora marah," lirih Bella dengan air mata yang mulai mengenang dipelupuk matanya.
"Kamu tidak salah, Bel. Xavier itu milik kamu sebelumnya. Emang dasarnya Flora tidak tau diri," cibir Sekar adik dari dirga. Dia memang tidak menyukai sejak dulu keponakannya itu.
Flora terlalu angkuh saat berhadapan dengannya.
"Aku setuju dengan Bella, mas. Mau seperti apa hubungan Bella dengan Xavier dulu, pada kenyataannya sekarang mereka hanya sebatas kakak dan adik ipar saja. Tidak sepantasnya Bella memeluk Xavier seperti itu. Flora hanya membela diri. Jadi jangan salahkan dia," imbuh Arum mama Bella. Dia ikut memberikan pendapatnya akan kejadian yang terjadi tadi.
"Iya pa benar yang dikatakan mama. Aku disini yang salah, bukan kak Flora. Aku juga minta maaf sempat bilang kak Flora murahan. Maaf pa saat itu Bella emosi hingga tidak bisa berfikir jernih," ucap Bella dengan raut bersalah menatap papanya.
Dirga tersenyum kecut melihat istri dan putrinya masih membela Flora yang jelas-jelas bersalah. Dirga tidak tau terbuat dari apa hati dua orang yang sangat dirga cintai, tetapi yang jelas Dirga merasa begitu beruntung bisa memiliki Arum sebagai istrinya. Terlebih dia juga mendapatkan anak yang sangat baik.
"Papa tidak tau apa yang membuat Flora tidak menyukai kalian. Padahal kalian sangat baik seperti ini," ucap Dirga langsung memeluk keduanya. Dia merasa terharu dan bersalah saat ini.
Tanpa sepengetahuan Dirga, Bella dan Arum saling melempar senyum miring disela-sela pelukan mereka.
***
Glora membalut luka ditangannya dengan kain seadanya. Dia tidak mengobatinya, karena tidak ada kotak p3k disini. Glora hanya mengikat luka itu dengan sapu tangan yang dia temukan, menghentikan darah yang terus mengalir.
Glora mengasah otaknya yang kecil untuk mengingat alur novel. Dia mulai menerka-nerka tentang alur novel yang menceritakan sebagian kehidupan figuran Flora didalam novel.
Di Dalam novel diceritakan bahwa Flora tetap bertahan disisi Xavier meski mengalami banyak penyiksaan. Padahal banyak kesempatan untuk Flora melarikan diri, tetapi Flora tetap bertahan dan menerima semua siksaan Xavier hingga nafas terakhirnya.
Glora dulu sempat mengumpati tokoh Flora yang menurutnya sangat bodoh. Hingga pikiran Glora tentang tokoh Flora sekarang terbuka.
Sosok Flora yang diceritakan didalam novel memilih tetap bertahan disisi Xavier meski terus disiksa, karena Flora menikmati siksaan itu. Dia sama sekali tidak merasa kesakitan atau tersiksa. Justru siksaan yang Xavier berikan membuat hatinya puas dan lega. Selain itu Flora juga tidak memiliki siapapun lagi disisinya selain Xavier.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Glora
FantasiGlora tidak tau kenapa bisa berpindah ke tubuh wanita yang banyak dibenci ini. Hidupnya yang memulai tenang kini terlihat memuakkan. Pemilik tubuh ini adalah wanita murahan yang mengejar-ngejar suami orang. Glora sendiri bahkan jijik dengan raga yan...