Beverly : 3

89 10 2
                                    

Saat ini Agnes sedang menikmati udara segar yang lewat dijendela kamarnya.

Matanya terus memindai orang-orang yang disibukkan dengan perlengkapan yang akan dia bawa menuju hutan Aloope atas perintah Raja.

Ah, kalau bukan karena dirinya seorang putri kerajaan mungkin pengasingan yang akan dijalani nanti tak akan boleh membawa suatu perlengkapan yang bisa digunakan disana.

Bahkan Ratu Betra awalnya tidak setuju dengan keputusan Raja ini, tapi bagaimanapun juga dia tidak bisa menentang keputusan itu.

Yah, meskipun begitu, Ratu Betra akan tetap menyiapkan siasat lain untuk membuatnya terusir dari kerajaan ini.

Seperti yang tercatat didalam novel dulu, menurut Agnes alur novel ini masih berjalan semestinya.

'Tak masalah, yang penting aku bisa keluar dari sini sebentar, dan mengasah kembali kemampuanku yang dulu'-pikir Agnes sembari menikmati secangkir teh melati yang sangat harum.

Kalau diingat-ingat lagi tokoh bernama Agnes dalam novel ini mempunyai watak yang begitu nakal, dia adalah tokoh yang mengharapkan perhatian terlebih setelah kematian ibunya.

Sang ayah tidak pernah peduli padanya dan Ratu Betra diam-diam ingin menyingkirkannya dari kerajaan.

Agnes yang tahu hal itupun tidak terima, jika sang Ratu ingin menyingkirkannya maka dia akan lebih dulu menyingkirkannya termasuk anaknya.

Banyak sekali hal-hal yang telah dilakukan Agnes untuk menyingkirkan sang ratu. Bukanya membaik, hal itu malah berdampak buruk pada dirinya sendiri.

Alhasil, ketika berusia sepuluh tahun Agnes harus menjalani pengasingan dan diumur kesebelas dia mendapatkan kutukan yang dikirimkan oleh Ratu untuknya.

Dan tidak sampai disitu saja.

Huh.

Disaat Agnes berniat mengakhiri kebodohan yang selama ini ia lakukan, tiba-tiba puncak masalah pun tiba, yaitu ketika datangnya sang antagonis pria yang menginginkan kematiannya, dia adalah Jevar-Raja tirani kekaisaran ini.

Hal itu disebabkan oleh kebodohan Agnes dulu yang telah mencelakai si protagonis wanita hingga mengalami amnesia.

Dan berakhir sang antagonis pria marah pada Agnes dan berniat menyiksa Agnes lebih dari yang pernah Agnes lakukan pada Putri Elena si protagonis wanita.

Pada saat itulah kesengsaraan Agnes berkali-kali lebih menyakitkan dari yang pernah ia rasakan, belum cukup dengan kutukan yang selalu menghantuinya ketika bulan purnama, dia harus merasakan sakitnya penyiksaan tiada henti yang dilakukan oleh suaminya sendiri.

Miris sekali nasib gadis ini.

Itulah alasan yng membuat Agnes sekarang ingin segera pergi dari istana ini untuk mengasah kembali kemampuan yang dia miliki dulu, berjaga-jaga jika ada sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.

Baru setelah itu dia akan merencanakan untuk pergi jauh dari semua tokoh penting novel ini, atau-

Bukankah lebih baik kalau dirinya mati.

Ah, lupakan pemikiran itu, ini hanya bercanda, Agnes sendiripun bukan orang bodoh yang akan bunuh diri hanya karena alasan tadi.

Tapi kalau dirinya tiba-tiba mati tanpa keinginannya, dirinya juga tidak akan mengelak.

Toh dengan alasan apa dia bertahan hidup didunia yang tidak dikenalinya ini?

Sama sekali tidak ada.

Kehidupannya yang dulu sudah cukup menyakitkan jadi dia tak akan mengulangi kesakitan yang sama lagi jika alur novel tetap berjalan semestinya.

Agnesia Beverly Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang