Beverly : 4

74 10 0
                                    

Kereta kuda berhenti.

Para prajurit yang melihat pemandangan itu sontak terkejut, bagaimana bisa ada banyak sekali mayat berserakan tepat diperbatasan hutan ini.

"Bagaimana bisa?", lirih Agnes.

"Apa kalian tahu dari kerajaan mana logo seragam itu"

Salah satu prajurit maju melihat logo pada baju yang dipakai salah satu mayat.

"Mohon maaf, saya tidak mengetahuinya putri, sepertinya beberapa hari yang lalu ada sebuah insiden pertarungan besar-besaran disini."

Agnes mengangguk paham melihat betapa banyaknya mayat-mayat berserakan. Tapi apakah ini termasuk bagian alur dalam novel?, sepertinya tidak, mengingat dalam alur novel sama sekali tidak menyenggol kejadian didalam Hutan Aloope sedikitpun.

Mungkin ini adalah kejadian diluar kendali tokoh utama.

"Apakah kita tetap melanjutkan perjalanan ini putri, saya khawatir ditengah perjalanan nanti masih ada sisa-sisa dari pertarungan ini",ucap Louwis salah satu prajurit itu.

"Kita akan tetap melanjutkan perjalanan, bagaimanapun juga pengasingan ini harus tetap berjalan tanpa peduli kendala apapun."

"Baik." Jawab prajurit, lantas melanjutkan perjalanan menuju tempat tujuan mereka.

Dalam perjalanan, Agnes teringat lagi pada cerita dalam novel ini. Ada satu hal yang membuat Agnes terkesan saat membacanya. Ini bukan tentang kisah cinta ataupun penyiksaan yang ada pada para tokoh novel melainkan tentang Latar ceritanya.

Kerajaan Galaxium.

Mana mungkin Agnes bisa melupakan latar cerita dalam novel Hate becomes love ini. Apalagi kerajaan ini adalah sebuah latar penting dalam perjalanan alur cerita.

Dikisahkan dalam novel bahwa kerajaan Galaxium merupakan kerajaan yang paling sejahtera, paling makmur dan paling diagung-agungkan sepanjang sejarah. Dengan logo kerajaan yang diangkat dari filosofi bulan, mempunyai makna bahwa kerajaan ini akan tetap bersinar meskipun diterkam kegelapan.

Agnes suka bulan.

membaca alur novel yang menceritakan kerajaan Galaxium yang terus berdiri dengan berpegangan pada filosofi bulan membuat Agnes di dunianya yang dulu begitu termotivasi. Bahwa dia juga harus bersinar tak peduli dengan segala kenyataan yang terus saja mengekangnya dan menginginkan dia menjadi wanita lemah.

Di dunianya yang dulu, satu-satunya teman setia yang dia miliki hanyalah bulan, karena bulan tak akan pernah mengkhianati malam, karena dengan melihat bulan dia seperti mempunyai harapan bahwa hari esok pasti ada saatnya dia akan hidup bahagia.

Agnes berfikir, alangkah indahnya jika sudah terbebas dari istana ia bisa melihat betapa mempesonanya bulan.

🥀🥀🥀

"Putri, kita sudah sampai." Ucap Aron melapor.

Agnes pun turun, lantas mencari bangunan yang akan dia tempati nanti.

"Dimana tempatnya?" Tanya Agnes, matanya menatap sekeliling mencari keberadaan gubuk yang akan ditinggali nanti namun nihil hanya ada pepohonan semua.

"Ah iya putri, mari kami antarkan anda kesana, karena tempat itu tertutup oleh dahan pepohonan jadi kereta tidak bisa masuk kesana." Jelas Aron lantas memimpin jalan menuju tujuan.

Saat Aron membuka dahan pepohonan yang menutupi gubuk terlihat jelas Dimata Agnes bangunan itu lebih dari sebuah gubuk.

"Jadi ini gubuk yang kau maksud?", tanya Agnes melihat bangunan didepannya.

Agnesia Beverly Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang