05. Jalani Hidup, Bukan?

83 20 2
                                    

Ini hari pernikahan Lidya, pernikahan teman baiknya Irisha.

Kali ini Irisha dan Sarah juga beberapa bridesmaid lainnya, sedang ada dalam suatu ruangan, menemani pengantin sebelum dipanggil dan disuruh untuk masuk.

Saat Lidya sudah berjalan ke meja akad, saat ijab kabul terucap oleh Hanan, sang calon suami, dan saat seruan bergemuruh, rasa bahagia dan haru pun menyelimuti semua yang ada didalam ruangan. Termasuk Irisha.

Irisha melihat Lidya sahabatnya yang kini sedang memperlihatkan buku nikah dengan suaminya. Dia turut senang, dia ikut berbahagia menyaksikan kebahagiaan sahabat perempuannya.

"Lidya, bahagia terus ya."

4 tahun setelah kelulusan, Irisha menjalani hidupnya dengan penuh, dengan bahagia, dengan berusaha.

Irisha ingin membuat kelamnya masa lampau tak dia rasakan, begitupun hal-hal yang ada disana, juga orang-orangnya. Ini jadi alasan utama kenapa Jedry tak bisa menghubunginya karna Irisha memang menutup akses itu. Karna Jedry punya andil terbesar dalam kesedihannya.





Kini Irisha bekerja sebagai HR Specialist di sebuah perusahaan multinasional. Dalam tiga tahun itu Irisha disibukkan pekerjaan meski kadang masih berobat.

Lidya sudah kembali masuk kantor, cuti honeymoonnya mau nanti aja desember katanya sambil natal.

"Lumayan padet ya hari ini, banyak jadwal wawancara." kata Lidya membuka percakapan mereka.

"Ya kan baru buka job fair. Btw, mbak Tika tuh beneran resign ya?"

"Ya tau lah, udah besar juga hamilnya. Ngeri mungkin suaminya."

"Maksudnya, gak cuma cuti kan? Beneran mau ngurus rumah kedepannya? Sayang padahal dia senior banget."

"Dia nikah 9 tahun baru dikasih, Rish, lagipula udah mapan gak sih keduanya."

"Iya sih."

"Mbak Tika kemarin keliatan happy banget, I think she'll be the great mother."

"So are you." Irisha tersenyum ke arah Lidya yang juga membalas senyumnya. Kemudian melanjutkan, "Rencana mau dalam waktu dekat?"

Lidya nyengir, "Doain aja."

"Tar kamu bakal resign?"

"Sepertinya." Lidya tertawa. "Aku tuh, kepengenku tuh pada akhirnya ya jadi ibu. Ngerti gak sih perasaan kayak, ambis ngejar karir tuh enggak, aku cuma pengen jalani hidup biasa. Selama ini ya tentu aja berusaha, cuman begitu punya anak ya kayanya aku pengen waktuku buat dia. Buat anakku."

"Aku bilang apa kan? Kamu bakal jadi ibu yang hebat."

Diperbincangan itu, sorenya mereka pulang. Irisha menyepatkan waktu untuk bertemu Maudy dan Ibar, yang saat ini bisa dihitung akan jalan 6 tahun hubungannya.

Kalau anak udah mau lulus SD itu.

"Rishaaaa."

Diantara yang lain, Irisha memang hanya masih dekat dengan Maudy dan Ibar. Sherly ngerantau, Katrin juga kembali Jakarta. Udah jarang ketemu, kalau Maudy masih satu kota jadinya mudah buat ngumpul.

Bersama Katrin, diperburuk dengan hubungan darahnya dengan Jedry. Irisha dan Katrina tidak mau begini, hanya karna itu terasa ada suatu garis batasan. Dan jikapun mereka diberi pertanyaan apa bisa sedekat dulu, jawabannya itu enggak.

Gak bisa sama lagi semuanya.

"Gak mau nyusul si Lidya kah lo berdua?" candaan Irisha tentang menikah. Sebenernya mereka gak kenal Lidya sih, cuman tau aja temennya Irisha. Gitu.

Find Me In Your MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang