01 (Revisi)

34 1 0
                                    

HALOO ZIDERSS!!
Cerita Brain bakal aku revisi dari awal ya karena mungkin kalian ada yang nggak paham sama plot twist yang aku buat nanti. Jadi, aku nambahin beberapa part yang mungkin berguna.

Jangan lupa tinggalkan vote dan komen kalian!

Tandai kalau ada typo, terimakasih!

Happy Reading

"Tentang seorang anak yang tidak mampu menentang semua perintah dari orang tuanya, hanya karena status derajat mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tentang seorang anak yang tidak mampu menentang semua perintah dari orang tuanya, hanya karena status derajat mereka."
BRAIN

--☆☆☆---

Seorang pemuda sejaktadi berkutat dengan laptop di hadapannya. Dia sedang mencari sekolah yang menarik untuk didaftarkan bersama teman-temannya. Tangannya bergerak mengambil ponsel yang berada tidak jauh dari posisinya berada sekarang. Mengetikkan sesuatu disana.


Hidup, dede Paqih 😈


Anda
Kalian udah nyari sekolah yang mau didaftarin?

Shaka
Belum cuyyy

Jemy
Lo ada saran, Qih?

Anda
Ada
Gimana kalau SMA Careos?

Rangga
Boleh tuh!
Kebetulan sekolahnya nggak terlalu ketat, jadi aman.

Shaka
Asyik! Bisa bolos.

Jemy
Bolos mulu isi otak lo

Shaka
Hobi, Jem.

"Abang, cepetan turun! Kita makan malam bareng."

"Iya Mom."

Dia langsung membereskan kekacauan yang diciptakannya sebelum beranjak keluar dari dalam kamar. Kakinya melangkah menuruni satu-persatu anak tangga menuju ruang makan yang ada di lantai bawah. Terlihat seluruh anggota keluarganya sudah menunggu disana. Pemuda itu mendudukkan diri di kursi kosong yang tersisa. Aktivitas makan malam pun berlangsung lancar.

"Abang."

Kepalanya mendongak saat mendengar panggilan itu. Dia menatap pria paruh baya yang berstatus sebagai ayahnya dengan alis terangkat satu bertanya. "Besok kamu sekolah di RHS!"

Pergerakan tangannya yang akan menyuapkan satu sendok nasi terhenti. Dia menatap pria itu dengan  kedua alis yang menukik tajam tidak suka. Dengan ribut, dia menggeleng. Menolak permintaan itu.

BRAIN [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang