Part 11. Maling

116 20 5
                                    

☞ATMADJA'S TWIN SONS☜











Tepat tengah malam, Reno dan Seno telah tertidur nyenyak dengan posisi Seno yang tengah memeluk tangan kakak kembarnya.

Tiba-tiba...

Brak! Brak! Brak!!

"TUAN MUDA, BANGUN!! ADA MALING!!!"

"HAH??" dengan nafas tersengal-sengal Seno terbangun dari tidurnya, dia bermimpi sedang dikejar penjahat, dan tiba-tiba saja dirinya terbangun karena suara Viva disertai gedoran pintu.

"Maling?!" Berbeda dengan Seno yang masih mengatur nafasnya, Reno segera bangkit dari tempat tidur walaupun nyawanya masih belum sepenuhnya terkumpul.

Meskipun bukan sebuah mansion, tapi rumah mereka sangat besar dan mewah, ada banyak sekali barang-barang mahal didalamnya.  Bisa-bisa, malingnya langsung kaya pas menjual salah satunya.

Ceklek!

"Tuan muda, cepetan ada maling!" Ujar Viva dengan panik.

"Maling? Mana?!" Tanya Seno yang saat ini sudah berada dibelakang sang kembaran. Suasana disana gelap, hanya ada sedikit cahaya yang datangnya dari celah-celah pintu ruangan yang lampunya tidak dimatikan.

"Dilantai bawah, tuan! Ayo cepetan!!" Jawab wanita itu dengan panik, membuat Reno dan Seno juga ikutan panik.

Reno segera berlari menuruni tangga, tanpa ingat bahwa disana ada lift, berbeda dengan Seno yang masih memikirkan benda apa yang akan dia bawa untuk memukul maling tersebut.

"Tuan muda, tunggu apa lagi?!" Tanya Viva dengan panik.

"Duh, bi... Biasanya kan kalo ada maling, tuan rumah bawa barang buat mukulin malingnya, terus aku bawa apaan ya bi?" Viva menepuk jidatnya, bisa-bisanya disaat-saat seperti ini masih sibuk bertanya.

"Tuan muda bisa berkelahi, kan? Pukul saja! Pukul!" Balas wanita itu.

"Oh iya yah..."

"Terus?" Tanya Viva.

"Terus apa, bi?" Tanya Seno.

"Terus tunggu apa lagi? Kasian tuan Reno mukul malingnya sendirian!" Ujar Viva, membuat Seno segera berlari menyusul saudara kembarnya.

Sedangkan Viva yang melihat itu tersenyum tipis, "bisa-bisanya kalo panik sampe lupa sama sesuatu," monolog wanita itu.










✿⁠ 
⁽⁠⁽⁠ଘATMADJA'S TWIN SONSଓ⁠⁾⁠⁾
✿⁠










"Gelap banget anjir, saklar lampunya dimana lagi, ah!!" Lupa dengan tujuan awalnya untuk menangkap maling, Reno saat ini malah sibuk mencari saklar lampu, sambil meraba-raba dinding.

Bruk!

"SIAPA TUH?!!" Pekik Reno saat mendengar seperti suara orang yang jatuh.

"GUAAA!" Reno membuang nafas lega saat mendengar suara kembarannya, dia pikir itu adalah maling.

"Lu dimana, bego?" Tanya Seno, sambil melihat sekelilingnya yang gelap.

"Dinding sebelah kanan dari pintu utama," jawab Reno.

"Ngapain lu disana, njir?" Tanya Seno.

"Nyari saklar lampu, gila ni rumah kalo gelap gini nyeremin banget, mana ruang tamu nya besar lagi!!" Jawab Reno.

"Lu bawa HP gak? Kalo bawa, cepat nyalain senternya!" Ujar Reno, suasana disana sangat gelap, sehingga nyaris tidak bisa melihat apa-apa.

"Lah gimana mau bawa hp? Gue aja masih belum sepenuhnya sadar pas kesini!" Jawab Seno. Jangankan membawa handphone, setelah terbangun dari mimpinya saja dia langsung berlari keluar kamar, walaupun nyawanya belum sepenuhnya terkumpul, bagaimana bisa mengingat hal lain?

Atmadja's Twin Sons (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang