Part 02. Ajak aku kemanapun kamu pergi

206 18 5
                                    

☞ATMADJA'S TWIN SONS☜








"Ck, sepi banget ni rumah, kayak kuburan!" Baru saja membuka pintu utama, Seno sudah menggerutu.

"Baru aja sampai, udah ngomel-ngomel, lu!" Ujar Reno.

"Selalu aja gini, pas pulang pasti rumah sepi. Gue kan juga pengen disambut gitu sama Mommy!" Balas Seno, membuat Reno menatapnya nanar, namun segera dia ubah dengan senyuman manisnya.

"Mommy kan kerja, Daddy sama kakak juga kerja, dan mereka kerja cari uang juga buat keluarga kita. Buat bayar uang kuliah kita, buat uang jajan kita, buat kita makan, dan kebutuhan lainnya!" Reno merangkul pundak sang adik, membuat Seno terkekeh.

"Manusia aneh, ya Ren?" Reno seketika menatap ke arah sang kembaran dengan satu alisnya yang terangkat.

"Aneh maksudnya?" Tanya Reno.

"Nggak punya uang ngeluh, punya banyak uang juga ngeluh!" Jawab Seno. "Pengen juga jadi orang dari kelas menengah, meskipun hanya hidup sederhana, pasti keluarga mereka punya banyak waktu," sambungnya lagi.

"Lu ngomong apaan sih? Jangan aneh-aneh, deh! Lagian lu juga nggak kesepian amat ada gue disini!!" Ujar Reno sambil mengacak-acak rambut Seno, membuat sang empu tertawa kecil.

"Iya deh iya, gue emang punya lu. Awas aja kalo lu pergi nggak ajak-ajak gue! Gue hajar lu!" Balas Seno. Mereka beruntung karena bisa memiliki satu sama lain, disaat orang tua dan kakak mereka sibuk dengan pekerjaan.

"Pfft... Iya, emangnya kapan aku pergi nggak ngajak Lo?" Sahut Reno, karena memang setiap dia mau keluar, selalu mengajak Seno. Bahkan ketika mereka masih SMA, Reno sering mengajak Seno jika bertemu dengan pacarnya, Seno pun ikut-ikut saja walaupun dia sendiri hanya sekedar jadi obat nyamuk. Setidaknya itu lebih baik daripada dia harus kesepian dirumah.








✿⁠ 
⁽⁠⁽⁠ଘATMADJA'S TWIN SONSଓ⁠⁾⁠⁾
✿⁠








Seorang pria terlihat memasuki rumah besar milik keluarga Atmadja setelah memarkirkan mobilnya digarasi rumah.

"Selamat sore tuan muda, tumben pulang lebih awal!" Ucap seorang wanita paruh baya yang membuka pintu, dia adalah Viva, maid yang sudah bekerja selama dua puluh tahun bersama dengan keluarga Atmadja.

"Pekerjaanku selesai lebih awal hari ini," jawabnya, "ngomong-ngomong, Mommy belum pulang?" Lanjutnya sambil bertanya.

"Nyonya jam segini belum pulang, tuan muda," jawab Viva sambil tersenyum.

"Memang biasanya pulang jam berapa?" Tanya pria bernama Damian itu.

"Nyonya biasanya pulang sekitar jam tujuh atau jam delapan malam, tuan muda!" Jawab Viva, membuat Damian menganggukkan kepalanya.

Setelah lulus kuliah dari luar negeri beberapa bulan yang lalu, dia memang lebih memfokuskan diri pada pekerjaannya. Dia jarang sekali ikut sarapan, dan sepertinya tidak pernah ikut makan malam bersama dengan keluarganya. Bahkan ketika hari minggu pun, dia selalu sibuk dengan pekerjaannya.

"Lalu dimana mereka berdua?" Tanya Damian.

"Tuan muda Reno dan Seno sekarang sedang berada dikamar masing-masing, mungkin lelah. Mereka baru saja pulang sekitar setengah jam yang lalu," jawab Viva, dan diangguki oleh Damian.

"Baiklah kalau begitu, aku naik ke atas dulu!" Balas Damian, dan diangguki oleh wanita paruh baya itu.

'Kalau Mommy pulangnya setelah jam makan malam, itu artinya mereka jarang kumpul, dong? Secara, Daddy juga biasanya pulang paling cepat jam sembilan malam,' batin Damian sambil berjalan menaiki tangga.

Atmadja's Twin Sons (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang