E11 Half Demon

53 16 8
                                    

Gulf Point Of View On

Aku langsung membuka kedua mataku ketika tiba-tiba merasakan panas di dalam tubuhku dan gatal di bagian selangkanganku. Aneh rasanya, aku merasakan ada keanehan di tubuhku sendiri. Aku menginginkan sesuatu yang hanya Phi Mew yang bisa memberikannya. Aku sangat menginginkan Phi Mew untuk menyentuhku saat ini.

Aku lalu bangkit dari tidurku dan mengubah posisiku menjadi duduk. Seperti sebuah robot, aku melihat ke arah seseorang yang masih tertidur lelap di sampingku dan langsung naik ke atas tubuhnya. Aku tanpa sadar mulai menyentuhnya. Tubuh kami masih sama-sama telanjang dan sisa-sisa percintaan kami semalam pun masih ada. Aku hanya ingin berhubungan intim dan tidak peduli berapa lama kali kami telah melakukannya semalam.

Aku tidak mengerti dengan diriku sendiri saat ini, tapi instingku mengatakan kalau aku harus kembali bercinta dengan Phi Mew. Aku sedikit merasa malu, namun tubuh dan pikiranku kini sudah dikuasai oleh nafsu. Aku kini berpindah posisi menjadi duduk di antara kedua paha Phi Mew. Aku membungkuk untuk memberikan blowjob kepadanya.

"Slruupp.. Slruuupp..."

Aku tidak menyangka Phi Mew akan cepat mengalami ereksi. Aku yang tidak sabar ingin memasukkan miliknya ke dalam lubangku, kembali duduk di atas tubuhnya. Aku memasukkan miliknya yang telah menegang itu dengan perlahan-lahan. Phi Mew tampak masih tertidur nyenyak sekarang. Kalau dia terbangun, aku pasti akan merasa malu karena menjadi istri yang mesum.

Maafkan aku na Phi. Aku tidak tahu kenapa aku menjadi seperti ini.

Setelah meminum darah Phi Mew di acara pernikahan kami kemarin, aku tiba-tiba saja berubah menjadi orang yang suka melakukan hubungan intim. Bahkan kegiatan bercinta kami semalam tidak membuat aku lemas seperti biasanya, malah justru membuat aku semakin bersemangat. Ini tidak seperti diriku.

Aku tidak tahu kenapa nafsuku menjadi tidak terkendali. Aku selalu meminta Phi Mew untuk memuaskan aku lagi dan lagi. Aku sedikit merasa malu ketika memintanya semalam, tapi aku tidak bisa menahan diriku sendiri. Keinginanku ini tidak bisa aku abaikan begitu saja.

"Ughh.. Ahhh!!"

Penis Phi Mew semakin besar di dalam. Ini terasa enak. Aghh.. aku ingin dia berada di dalam terus.

"Ehmmm.. Ahhh!!"

Pikiran-pikiran nakal terus menghantuiku seolah menyuruh aku untuk melakukannya. Seandainya Phi Mew telah bangun, aku ingin menyuruhnya mengubah posisi bercinta kami. Aku mulai bosan hanya bergerak naik dan turun seperti ini. Aku berinisiatif menciumnya dan membangunkannya. Seperti bisa membaca pikiranku, Phi Mew langsung bangun setelah aku mencium bibirnya.

"Phi.."

"Apakah kamu bersenang-senang sendirian?"

Dia mengangkat tubuhku dan melepas tautan di antara kami. Aku sedikit merasa kecewa karena aku belum membuatnya menyemburkan spermanya kembali ke dalam perutku. Dia kini bangkit dari tempat tidur dan langsung berdiri. Dia menggenggam lenganku dan menarik ku. Tanpa basa basi, dia kini mulai mencumbui ku dan menyandarkan tubuhku ke dinding.

"Phi, apa yang Phi lakukan?" Tanyaku.

"Bukankah ini yang kamu inginkan?"

Apakah dia bisa membaca pikiranku saat ini?

Kami berdua akan melakukannya dalam keadaan berdiri. Dia memegang penisnya dan kembali memasukkannya ke dalam lubangku. Posisi ini terasa sangat sulit apabila dilakukan dengan berhadapan karena perutku yang sangat besar, jadi dia menyuruhku untuk berbalik dan menungging ke arahnya. Dia membuka lebar kedua kakiku lalu memasukkannya.

"Eughhh.. Heuk..." Penis besar itu kembali masuk.

"Kamu seharusnya membangunkan aku apabila kamu merasakan hal ini Gulf. Aku tidak akan marah kepadamu."

"Ka-kamu pasti akan merasa jijik kepadaku, Phi. Kamu pasti akan membenciku karena aku terus menginginkannya."

"Kenapa kamu berpikir seperti itu?"

"Ak-eughh.. aku merasa ini tidak normal."

"Aku tidak menyangka kamu akan berpikiran seperti ini. Kalau tahu begini, aku tidak akan mengubah mu."

"Apa maksud dari kata-kata Phi?"

"Tidak apa-apa sayang, aku sangat mencintaimu saat ini." Phi Mew segera mengalihkan pembicaraan.

"Aku pun sama."

"Rasa cintaku semakin besar sekarang."

"Sama."

Aku bercinta dengan Phi Mew selama hampir seharian. Kami tidak berhenti bahkan sedetik pun. Aku awalnya khawatir dengan bayi kami, tapi dia mengatakan bayi kami tidak akan kenapa-napa. Aku mempercayainya dan kembali membuka kedua pahaku dengan lebar untuk menyambutnya.

Setelah puas melakukannya, kami berdua kini berhenti melakukannya. Meskipun begitu, penis Phi Mew masih tetap berada di dalam lubangku karena aku tidak ingin dia mengeluarkannya. Posisiku saat ini sedang berbaring sambil membelakangi Phi Mew, sedangkan Phi Mew sedang berbaring sambil memeluk aku dari belakang.

"Apakah kamu tidak merasa lapar sayang?" Tanya Phi Mew kepadaku.

"Ak-aku sedikit merasa lapar."

"Gigit aku disini!" Dia mengarahkan aku untuk melihat ke arah lehernya.

"Huh? Untuk apa aku mengigit Phi di leher?"

"Mulai dari sekarang, hanya darah yang bisa membuatmu tidak merasa lapar lagi. Aku akan memberikannya untukmu dan kamu hanya perlu menghisapnya dari leherku."

Aku merasa sangat terkejut setelah mendengar kata-kata Phi Mew itu. Aku langsung mendorong tubuh Phi Mew dan melepaskan tautan diantara kami berdua. Aku menjadi tidak bersemangat lagi setelah mendengar hal itu. Bagaimana aku tidak terkejut sekarang setelah diberitahu bahwa aku telah berubah menjadi makhluk yang mengerikan?

"Apa maksud Phi? Aku hanya butuh makanan manusia saja bukan darah!" Aku melihat ke arah Phi dengan tatapan tajam sekarang.

"Makanan manusia tidak akan cukup sayang." Dia kini duduk berhadapan denganku dan membelai wajahku.

"Apa yang Phi lakukan kepadaku? Kenapa aku menjadi seperti ini?" Aku menepis tangan Phi Mew.

"Kamu telah menjadi manusia setengah iblis, sayang. Kamu akan menjadi makhluk abadi sama sepertiku."

"Apakah aku pernah meminta Phi untuk mengubahku menjadi seorang monster? Bagaimana mungkin Phi melakukan ini kepadaku?"

"Bukankah kamu menginginkannya karena kamu tidak ingin aku pergi setiap malam?"

"Aku tidak mau Phi pergi setiap malam karena aku tahu apa yang Phi cari kalau Phi pergi saat tengah malam." Ini adalah instingku sebagai istrinya.

"Memangnya apa yang kamu tahu?"

"Phi mencari seseorang yang bisa menjadi pelampiasan nafsu Phi! Aku tidak mau Phi pergi mencari orang lain karena aku tidak mau kehilangan Phi!"

"Kamu memiliki insting yang kuat. Aku memang mencari seseorang untuk melampiaskan nafsuku. Aku tidak bisa menyentuhmu meskipun aku sangat menginginkanmu."

"Sudah kuduga.." Air mata kini keluar dari mataku dan jatuh membasahi pipiku. Betapa teganya Phi Mew kepadaku.

"Mencoba menipumu pun sekarang tidak mungkin karena kamu sudah memiliki setengah kekuatanku."

Aku marah, aku tidak ingin bertemu Phi Mew dan memutuskan mengurung diriku sendiri di dalam kamar tamu. Phi Mew mencoba mengejar ku, namun tidak terkejar karena aku lebih cepat darinya.  Aku kini melihat ke arah sekeliling kamar itu dan baru menyadari bahwa hari kini telah menjelang malam. Aku tidak menyangka kami benar-benar melakukannya selama seharian dan tanpa makan. Phi Mew adalah seorang monster dan dia elah menjadikan aku seorang monster juga.

Gulf Point Of View Off


Sembari menunggu hasil pengumuman tes seleksi CPNS 2024. Aku update satu chapter dulu ya.  Selamat membaca dan semoga yang sama-sama sedang menunggu pengumuman, lulus seleksi pertama. Amin. ☺️

ANGEL WINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang