Bab VII Semesta yang kejam

695 89 24
                                    










"Nyatanya berdamai dengan diri sendiri tak semudah itu, bagaimana harus menerima kenyataan baru lagi, ya...rasanya sesakit itu. Mengalah saja pada takdir , dewasa sebercanda itu ya harus bertahan dalam keadaan terluka."















"Ayo pulang. Kita mulai hidup yang baru dan lebih layak." Jonathan mengulurkan tangannya. Berharap Zee mau menerimanya.

Beberapa hari ini dia mengikuti kemana anak itu  pergi setelah mereka bertemu di sejak kebenaran itu terungkap. Jonathan cukup mengejutkan mengenai fakta jika putrinya hidup cukup sulit. Tentu saja itu menyakiti hatinya. Dia merasa buruk karena tidak merawat Zee selama ini.

"Aku ini hanya kesalahanmu dengan ibuku, Jadi tak perlu sejauh itu dan  tidak sepantasnya aku berada di tengah keluargamu yang bahagia." Ujar Zee sambil memandang ke arah langit

"Jika aku merasa kamu adalah kesalahan, saya tidak akan sejauh ini Zee.... dengarkan ya? Kamu adalah putriku."

"Dan Bahkan istriku sudah menunggumu di rumah. Dia sangat menantikan kehadiranmu, dan kamu memiliki 2 orang kakak perempuan" Beritahu Jonathan panjang lebar.

"Istrimu? Mana mungkin," jawab Zee tertawa hambar.

"Ikutlah dan kamu akan percaya." Zee memandang dalam wajah Jonathan.Pria itu masih tampan meski usianya tak muda lagi. 

"Apakah saya bisa mempercayai anda, bagaimana jika kedua putrimu menolak keras kehadiranku? itu sama saja dengan meruntuhkan hatiku kembali. saat ini aku sudah mencoba tegar di segala keadaan. melupakan kisah buruk hidupku" tanya Zee yang entah kenapa mampu membuat hati Jiyong menghangat.

"Panggil saya ayah, dan kamu akan percaya padaku." Ucap Jonathan dengan gigih.































.........................






























"Ada apa ini, bun?  Karena setahunya akhir-akhir ini bundanya selalu sibuk di rumah sakit. Tapi kini bundanya itu sedang berkutat di dapur.

"Ini hari spesial... bunda ingin kalian tetap di rumah." Ujar Shania tersenyum.

Putri bungsu keluarga Naratama itu  tentu mengerjit heran.Saling melempar tanya pandangan karena sangat heran, ibunya itu terlihat sangat bahagia sekali.

"Maksud Bunda?" Gracia bertanya.Karena merasa jawaban bundanya  tidak memuaskan untuk dia dengar.

"Adik kalian... Akan kembali kesini." Gracia  yang terlebih dahulu menangkap maksud sang bunda, merasa gemetar.

"Tidak mungkin,"


















































Kedua mata Shania berbinar ketika melihat seorang gadis remaja dengan kaos putih yang dilapisi dengan jaket bomber serta celana jeans hitam, berjalan di belakang suaminya dengan wajah menampilkan ekspresi takut dan kaku.

"Putriku....!" Shania langsung berhamburan memeluk Zee. Membuat tubuh anak itu itu hampir terjengkang ke belakang karena tak siap. Melongo ketika Shania terlalu keras memeluknya.

Di sisi lain, anak kandung kedua putri keluarga Naratama itu melihat kejadian demi kejadian itu keadaan Syok...

Terlebih Shani benar-benar terkejut dengan hal ini, gadis yang beberapa kali dia temui yang hampir berakhir bunuh diri itu adalah adiknya??? kini tetap mempertahankan wajah datarnya, dia tak menyangka sesempit inikah dunia??. mengapa harus dia? Shani tak sanggup jika harus membencinya juga. anak itu begitu baik tapi amarahnya sedikit mengalahkan hatinya itu.

Tentang HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang