Bab XIII Sikap Hangat

808 100 24
                                    

 Wajar bila saat ini..
Ku iri pada kalian.
Yang hidup bahagia berkat suasana, indah dalam rumah....

Lagu terakhir baru saja selesai Zee nyanyikan, anak itu tersenyum mendengar improvisasinya yang cukup keren. ya saat ini adalah jam kosong dan dia sedang berada di ruang musik sekolah. dia sakit kepala sedari tadi mendengar celotehan teman-teman gilanya itu.

kali ini Zee mulai meraih tasnya anak  itu terduduk sambil mengusap keringat yang bercucuran di dahinya dengan sebuah gitar yang ia letakkan di samping dirinya.

Setelah mengambil nafas sejenak, dia membuka tutup botol minuman yang ada di tangannya lalu meneguk minuman mineral tersebut dengan pandangan lurus ke depan dengan menegadahkan kepalanya yang sulit di artikan.








Drttttt Drttttt........










Bunyi getaran ponsel mengalihkan fokus Zee. Dia menutup kembali botol mineral tersebut lalu merogoh saku bajunya, membuka aplikasi Whatsapp. Lebih tepatnya membuka room chat grup bersama ketiga temannya yang sudah heboh sedari tadi.

Setelah membalas pesan di grub, Zee kembali memasukkan ponsel ke dalam saku tanpa peduli apa balasan dari sahabat-sahabatnya.Beberapa saat kemudian, Zee berdiri, berjalan mencari angkutan umum untuk segera pulang ke rumah. karena hari ini anak itu tak membawa motornya karen apagi tadi cuaca hujan deras. dan kini saat pulang hujan selalu setia tk henti-hentinya sejak pagi tadi dan kali ini dia tidak ingin dijemput karena sudah lama tidak menaiki bus seperti dahulu.

Sepanjang jalan, di atas Bus, Zee tak henti-hentinya menatap foto dua manusia yang ada di layar ponsel miliknya.




















...............................................
































Zee menyuruh supir bus untuk memelankan busnya saat melihat mobil yang  berhenti berhenti di pinggir jalan dan dia melihat plat nomor mobil itu.

"Tidak salah lagi. Itu mobil Gadis Galak itu," ucapnya.Di tengah derasnya hujan, Zee keluar dari bus itu, lalu mendekati mobil Gracia.


Tok tok tok .................!!

Zee mengetuk pintu mobil Gracia. Tidak peduli tubuhnya basah karena guyuran hujan, Gracia yang sedang menatap lurus ke depan tiba-tiba terkejut karena ada yang mengetuk pintu mobilnya. Saat dia menoleh ke samping dan sedikit terkejut  saat melihat adiknya yang tiba-tiba ada di sini.

"Zee...," lirihnya dan sepersekian detik kemudian Gracia membuka pintu mobilnya, lalu keluar dari mobil.

"Kenapa  bisa di sini?" tanya Gracia.

Anak itu tidak menjawab pertanyaan Gracia dan langsung menarik anak kedua keluarga Naratama itu ke halte bus yang diseberang jalan tak jauh dari lokasi mobil Gracia.

"Kau belum menjawab pertanyaanku."

"Saya kebetulan lewat," jawab Zee beralibi. Gadis itu mengusap wajahnya yang basah karena hujan, lalu dia mengamati Gracia yang juga basah.

Gracia masih memunculkan penuh tanda tanya akan Zee yang tiba-tiba mengetahui keberadaannya. Gadis kecil itu mengambil jaketnya di kursi dari dalam tas, lalu dia memberikannya untuk Gracia.

"Pakai, anda pasti kedinginan." Gracia tidak mengambil jaket yang diberikan adiknya itu. Dia masih mementingkan gengsinya untuk menerima bantuan Zee.

Karena tidak ada respon dari kakaknya itu, Zee dengan segera memakaikan jaketnya untuk Gracia. Awalnya dia  terkejut dan ingin menolak, tapi Zee tetap memakaikan jaketnya untuk Gracia.

Tentang HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang