Bab III Kenyataan Zee

683 74 12
                                    

Pagi ini dia memandang sendu setiap sisi kamar sederhana itu. Kamarnya dengan sang mama. Dan sudah lebih dari seminggu dia tidur sendiri, 

"Aku merindukamu ma." Ujar Zee lirih, bersiap menuju lemari guna mengambil pakaian Alm. mamanya.

Zee kemudian sebuah baju dari dalam lemari itu. Tapi matanya tertarik pada sebuah aplop surat dibawahnya.Dan ketika dia membukanya, dia terkejut karena ada sepucuk surat yang ada di dalamnya. 

Dia penasaran, lalu membuka surat mamanya yang ternyata ditujukan untuknya.

Untuk Putri tangguhku Alzea Arkata Nalendra

 maafkan mamamu yang sudah sakit-sakitan ini karena rasanya mama tak bisa berlama-lama disampingmu. banyak hal yang harus mama beritahu kepadamu, dan mama tidak ingin ini terlambat.

Mama hanya meminta satu hal kepadamu, hiduplah dengan baik, Jangan  telat makan. satu hal penting yang harus kamu ketahui tentang jati dirimu nak. mungkin selama ini kamu bertanya-tanya mengapa orangtuamu tidak lengkap, hal yang selalu menjadi ejekan bagi teman-teman masa kecilmu. mama selalu bilang jika ayahmu telah meninggal, tapi kenyataannya tidak, kamu mungkin kecewa, kesal dan marah setelah membaca ini tapi itulah kenyataannya sayang. kamu sudah dewasa dan mungkin telah banyak mengenal arti kehidupan. mama percaya jika kamu dapat melewati rasa sakit ini. Jonatan itulah nama ayahmu, dia masih ada tapi mama tidak tahu sekarang dia dimana karena kesalahan besar yang tidak sengaja kami berdua lakukan malam itu tepat 16 Tahun yang lalu menghadirkan kamu dalam hidup mama. 

ketika mama datang ke rumahnya untuk memberitahu bahwa mama mengandung, ketika di sampai di gerbang rumahnya mama melihat adanya tawa anak-anak. mama tidak tahu jika ternyata dia telah memiliki keluarga, melihat bahagianya senyum anak kecil itu mama tidak tega memmberitahukannya. maaf karena mama kebahagianmu tidak sempurna.

tolong jangan benci dia, mama yang salah karena tidak sempat memberitahunya jika kamu ada didunia ini. tolong jangan benci hidupmu sayang, ini salah mama. kamu mungkin akan mengira mama menyesal mengandung kamu, tidakk...itu tidak pernah terlintas di benak mama Alzea sayang. sebaliknya mama bersyukur, bangga memiliki anak tangguh seperti dirimu. 

maaf kembali jika baru memberitahumu, mama tau pasti kamu hancur. selama ini hanya bisa membesarkanmu tanpa kasih sayang ayahmu. 

Air mata Zee lolos begitu saja. Dia meremas surat yang dipegangnya. Hatinya terasa pedih bukan main. sebelum tangisnya pecah, dia berlari keluar jauh, jauh dari kediamannya dan dia hilang arah. Kedua matanya menatap langit biru yang terbentang jauh di atas sana. Berbagai pertanyaan muncul di kepalanya Seumur hidupnya, dia selalu melihat dengan mata kepalanya sendiri, bagaimana tegar mamanya membesarkannya seorang diri tanpa bantuan siapapun. walaupun ekonomi mereka pas-pasan tapi mamanya berhasil membesarkannya.

Tapi..Kenapa Ayah kandungnya sendiri justru sampai saat ini jutru tidak mengetahuinya?

Apa kehadiran Zee dalam hidupnya adalah sebuah bencana? Malapetaka? Atau sesuatu yang mendatangkan ke-tidak-bahagiaan? Entah, dia tidak tau apa penjelasannya.

Dia bahkan tidak tau kepada siapa harus bertanya.

"Mama sayang... Kenapa hidup aku seperti ini, takdir jahat begitu jahat mempermainkan diriku?" Ucapnya lirih...Masih sambil menatap langit biru di atas sana dengan air mata yang jatuhan. dia membenci dirinya,  sungguh seolah ini dia beban yang dibuang sembarangan dan jatuh pada orang yang tidak tepat. kasian sungguh nasib mamanya yang harus menanggung malu mungkin ketika mengandung dia. kali ini dia takut, takut kehilangan oarng yang dia sayang kembali. teman-temannya pasti menjauh dari dia jika mendengar fakta ini. kini dia kembali sendirian, disini didunia yang kejam ini. apa tuhan tidak akan pernah mengizinkan dia bahagia untuk sekali saja?




Tentang HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang