Pagi ini Zee berjalan sendiri di koridor tanpa memperdulikan sorakan-sorakan beberapa siswa pada dirinya. Biasalah fans alay. Gabisa liat yang bening dikit.Sampai langkah Zee terhenti saat seseorang tiba-tiba berdiri di hadapannya.
"Heh...anak haram?, tumben lu beberapa waktu belakangan ini gak bolos??. Tangan Zee terkepal kuat melihat seorang gadis yang ada di hadapannya ini.
"Btw... Gimana? Cape ya, ngurus orang tua penyakitan? sampe nyari duit bolos manggung sana sini? Kasian banget si idup lo!"
"Udahlah, untung sekarang udah mati, ribet bener ngurus orang tua nyusahin kayak gitu!"
Brakkk......
"LO BISA DIEM NGGAK ANJING!"
Zee mencengkram kerah seragam gadis itu yang tidak berhenti mengganggu kehidupan itu dengan emosi yang menggebu-gebu. Kali ini kesabarannya benar-benar sudah habis.dia sudah tidak tahan dan dia tidak bisa terus-menerus diam membiarkan gadis tidak jelas ini memenuhi dirinya lagi. Apalagi anak itu selalu saja membawa-bawa Alm sang mama yang tidak bersalah, dirinya tidak terima.
Gadis yang ada di depan Zee ini bernama Febriola Anggara yang dikenal dengan anma Olla. dia anak bungsu dari keluarga Anggara salah satu sahabat Jonathan, tapi Zee sendiri tak mengetahui fakta itu. Anak tidak tahu diri yang terkadang mengganggu kehidupan Zee, dia tidak tahu apa masalah gadis itu dengannya tapi dia senang sekali mencari gara-gara dengan Zee. gadis itu mengetahui banyak hal tentang kehidupan Zee dulu maka dari itu dia selalu saja memiliki bahan untuk mengolok-olok Zee.
Sejujurnya Zee tidak pernah peduli padanya meskipun ucapan anak itu telah menyakiti hatinya, tapi jika sudah bersangkutan dengan mamanya dia tak akan segan-segan memberi pelajaran kepada anak itu. Karena yang Zee pedulikan sekarang hanyalah bagaimana cara dia melanjutkan hidup tanpa sosok mama lagi dalam hidupnya, mamanya sudah bahagia disana jadi jangan sampai diusik lagi.
Tapi Zee juga tidak mengerti kenapa Olla ini selalu saja mengusik hidupnya setiap hari. Padahal dia sendiri bahkan mencoba untuk tidak peduli meskipun mereka bersekolah di tempat yang sama. Olla tersenyum miring.
"Kenapa? Kok panas? Bukannya yang gue bilang bener?
Nyokap lo emang nyusahin kan? Salah....?"
Bughhh!
Bughhh!........
Satu pukulan melayang tepat di wajah Olla. Namun hal itu tetap saja tidak membuat anak itu kapok dan jera. olla malah tersenyum miring seperti menantang Zee sambil mnengusap sudut bibir yang berdarah. Sepertinya Olla ini memang sengaja memancing emosi Zee.
"BISA DIEM NGGAK LO ANJING!" Teriakan Zee menyita perhatian beberapa siswa yang ada di koridor. Satu persatu dari mereka mulai mengelilingi Zee dan Olla untuk menyaksikan pertarungan antar dua manusia itu.
"Haha, Lucu lo....Malah tolak fakta." Olla berdiri kemudian mendekati Zee lagi tanpa rasa takut sambil berbisik pelan ditelinga Zee.
"Setelah gue pikir-pikir, ga heran ya ternyata nyokap lo nyusahin, sakit-sakitan. Ngurus diri sendiri aja gabisa. Gimana ngurus anak !"
"BANGSAT!" Bughhh!
Zee lagi-lagi melayangkan pukulan hingga Olla tersungkur di lantai.Wajahnya memerah padam. Anak mana yang tidak akan emosi dan tahan jika orang tuanya dihina terus-terusan?
"Lo punya masalah apa sih anjing sebenarnya sama gue? Gue nggak pernah ngusik hidup lo ya bangsat!"
"Gue bahkan nggak peduli dengan apapun yang lo lakuin, tapi hari ini lo kelewatan, Jadi hentikan mulai sekarang!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Hujan
Dla nastolatkówHujan tidak jahat karena datang dan pergi sesuka hati, namun memang keadaan yang membuat hujan dan bumi tidak bisa bersama bahkan genangan bekas hujan. Tentang si gadis berusia 16 tahun, berjuang ditengah kehidupan Jakarta yang keras. Penyuka hujan...