EVOLUSI #4. MEKANISME BAGIAN 1

10 0 0
                                    

Setiap berbicara evolusi seringkali kita terantuk pada sandungan natural selection-nya C Darwin. Ya memang Teori evolusi dikemukakan oleh Charles Darwin. Pengertian evolusi sudah sejak lama sebelum Darwin membuat Origin of Species, dan ilmu evolusi pun berkembang setelah itu. Teori evolusi sendiri sudah jauuh berkembang dan apa yang dikemukakan oleh C Darwin tahun 1937 dan 1959, dan hanya menjadi salah satu dari sekian mekanisme dalam proses besar evolusi.

– 😦 “Jadi teori evolusi sendiri sudah ber-evolusi ya dhe ?”.
+ 🙂 “Tapi harap diingat aku bukan ahli biologi apalagi ahli evolusi, tetapi disinilah kita bisa belajar bareng, tole. Belajar dari wong bodo lebih gampang ketimbang belajar dari wong pinter sing wis bundet” 😀


Saat ini yang sering diperdebatkan oleh para ahli adalah bagaimana mekanisme dari evolusi. Kalau ada yang masih berkutet dengan si individu Darwin ya jauh ketinggalan lah. Walaupun teori Darwin boleh dibilang akarnya, tetapi dalam evolusi akar dari pohon ini sudah rapuh dan bisa saja sudah punah. Dan yang tinggal hanyalah jejak-jejak fosil. Na, kalau ada yang tertarik dengan jejak fosilnya Darwin dan nguprek-uprek sambil misuh-misuhi Darwin, ya monggo saja. 😀

Paling tidak saat ini dikenal beberapa jenis mekanisme evolusi.

Keturunan dengan perubahan. Descent with modification

Di sini kita belajar bahwa evolusi tidak hanya menyangkut individu, tetapi evolusi juga melihat kondisi statistik sebuah kumpulan spesies. Misalnya ada sekumpulan spesies kepik dimana secara statistik gerombolan kepik ini terdiri atas 50:50 Kepik Hijau : Kepik Coklat. Kedua jenis kepik ini masih dalam satu spesies juga. Makanya mereka rukun walupun beda warnanya.

Coba saja bayangkan, seandainya suatu saat terjadi kelangkaan daun yang menjadi makanannya si Kepik Hijau dan Kepik Coklat. Hingga suatu saat makanan sangat langka dan populasi Kepik Hijau menjadi sedikit berkurang dibandingkan Kepik Coklat. Akhirnya gerombolan atau populasi kepik ini menjadi berbeda dari awalnya.

Mekanisme dari perubahan Mechanisms of change

Perubahan dapat terjadi dengan berbagai cara. Dan sekarang yang perlu diketahui adalah perubahan dalam evolusi tidak lagi hanya melihat individu tetapi kondisi statistikal. Jadi kalau ada satu individu berubah, belum bisa dikatakan terjadi evolusi dalam spesies tersebut. Jadi kalau kamu lihat ada kelahiran cacat dari seekor kambing atao domba jangan dianggap itu sebagai fenomena evolusi. Karena evolusi melihat kondisi kelompok secara statistik. Pengertian kondisi statistikal sebagai pertanda dalam proses evolusi ini tentunya baru buatku dan mungkin buat pembaca dongeng disini, kan? Ya, karena memang teori evolusi sangat berkembang cepat saat ini.

Apa saja penyebab perubahan ini ? Salah empatnya adalah Mutasi, Migrasi

Mutasi

Mutasi dapat terjadi ketika kelahiran atau kemunculan gen untuk kepik Coklat sehingga merubah proporsi statistik kelompok kepik-kepik ini.

Dengan semakin banyaknya Kepik Hijau atau semakin sedikitnya kelahiran Kepik Coklat maka proporsi statistik berubah. Dan mekanisme ini bisa saja karena mutasi.

Penyebab Mutasi bisa dua hal yaitu karena kesalahan mengkopi gen, dan karena faktor dari luar karena radioaktif. Ini yang selalu diwanti-wanti kalau ada radiasi nuklir yang ditakutkan akan terjadi mutasi genetik.

Sebenernya ketika terjadi “kelahiran” sebuah atau seekor individu baru, maka akan terjadi juga replikasi (pengkopian) dari gen dalam DNA.

Yang perlu diketahui, replikasi DNA yang berubah karena “kesalahan” (salah dalam tanda kutip looh ya) tidak selalu menyebabkan munculnya spesies baru. Mengapa. Seperti yang sudah kita ketahui (eh dah tau belum, ya ?), bahwa dalam kode-kode DNA itu jumlahnya buanyak sekali. DNA merupakan kode, lebih banyak kode-kode yang tidak memiliki arti yang sering disebut Junk DNA (DNA sampah). Jadi kalau mutasi karena “Junk DNA”-nya yang berubah ya tidak menyebabkan munculnya mahluk baru. Ini uniknya, makanya membuat monster pun bukan hal yang mudah. Para ahli biologi genetik banyak yang melakukan coba-coba uji genetik ya gagal membuat mahluk dengan mencampur2 DNA. Kudu spesifik dan khas.

Pertanyaan saintis soal evolusi banyak terbantu dengan diketemukan adanya DNA ini. Teori serta ilmu tentang genetika jaman dahulu jelas tidak mengenal DNA. Darwin juga ga tau apa itu DNA. Sehingga teori dia pun banyak modifikasi dengan diketahuinya ilmu baru tentang DNA.

– 😦 “Misale saja, antara gen bapak dan gen ibu digabungkan menjadi gen baru terjadi kesalahan kopi. Kali fotokopinya kehabisan tinta kali ya, dhe ? wupst ! “.


Migrasi dikenal juga sebagai Gen Flow.

Migrasi … Yaah, ini mirip transmigrasi juga dari satu pulau ke pulau yang lain, tetapi hal ini perpindahan populasi (bedol deso). Jadi karena perpindahan Kepik Coklat ke lingkungan kepik Hijau menjadikan kondisi statistik lingkungan Kepik Hijau berubah. Kalau hal ini terjadi terus menerus dan sangat lama, maka akan terlihat perubahan dalam Kepik-kepik ini.

– 😦 ” Looh Dhe, itu yang pindah cuman satu kepik kok dibilang sekelompok sih ?”
+ 🙂 ” Waddduh, ya jangan lugu gitu. Jangan dianggap satu kepik pindah saja sudah merubah kondisi statistik, tetapi satu kepik anggaplah mewakili ratusan ribu atau sejuta kepik. Lah opo aku trus mesti nggambar sejuta kepik, kapan rampunge le ?”


Pergeseran Genetik (Genetic Drift)

Nah ini yang rada aneh. Proses ini sepertinya terlihat random atau “by chance“. Jadi ndilalah saja Kepik Hijau ini lebih sering kepidak (keinjek) ketimbang Kepik Coklat. Mboh ini seragam ijo-ijo suatu saat kok ya apes kepidak terus sehingga kondisi statistik komunitas kepikpun berubah.

Aneh ya … kenapa kok ya science mengakui adanya faktor “ndilalah” (by chance). Tapi karena “chance” /peluang ini bisa saja berkembang dari generasi ke generasi akhirnya merubah nasib, dan takdirnya si Kepik Hijau.

– 😦 ” Looh Dhe, Science kok bicara takdir ta ?”
+ 😀 ” Lah yo iku, ternyata saintis Berkeley ini mengakui adanya “by chance” dalam mekanisme evolusi”


Seleksi Alam (Natural Selection)

Seleksi Alam (Natural Selection)

ini salah satu dari buanyak mekanisme evolusi. Mekanisme-mekanisme lain juga sedang dicari-cari dan digali para ahli biologi evolusi. Mekanisme ini merupakan mekanisme yang dikemukakan Darwin dahulu.


Nah disinilah terlihat bahwa ternyata Kepik Hijau ini disukai oleh burung pemakan kepik. Jadi alam-lah yang menyeleksi komposisi kelompok kepik-kepik ini. Sekali lagi. ini pengertian baru bahwa spesies itu bukan sekedar individu satu jenis atau satu ekor saja, tetapi peninjauan spesies dalam teori evolusi yang dikembangkan Berkeley ini merupakan sekelompok dan dilihat secara statistikal. Skali lagi statistikal!

Masih ada banyak mekanisme lainnya yang nanti dibahas satu-satu ya .

– “Whalah Pakdhe niku lagi asyik malah mandeg maneh” 😦


DONGENG GEOLOGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang