Kunti dan keenam anaknya tengah bersiap meninggalkan kerajaan Hastinapura dan hendak kembali ke Kuntiboja, namun tentu saja keputusan Kunti ditentang keras oleh Bisma dan Widura,
"Jangan hukum Hastinapura seperti ini Kunti." tampak raut wajah Bisma yang penuh kesedihan dan keputus asaan,
"tapi paman, aku tidak bisa membiarkan anak anakku terus menjadi korban dari perebutan tahta kerajaan ini." sebagai seorang ibu, Kunti merasa marah pada kakak iparnya, ia telah gagal menjaga keluarga adiknya sendiri.
"Kakek, aku yakin kak Yudhistira tidak mempermasalahkan posisi pangeran mahkota, karna aku yakin dharma pasti akan tegak dengan sendirinya." celetuk Nala, hal itu membuat Yudhistira sedikit terkejut dengan perkataan adik bungsunya itu.
Karna peristiwa yang menimpa keluarga Pandu, Bisma yang agung mendesak sang raja untuk segera mengirim para pangeran kuru ke asrama Dronacharya guna mendapat ilmu dan pelatihan dari anak resi Bharadwaja itu.
"Ini demi kebaikan dan masa depan kerajaan kuru, ya mulia." sejujurnya Bisma masih marah, sangat marah, keluarga Pandu sekali lagi mendapat ketidakadilan ditempat tinggalnya sendiri.
.
Pada malam hari, Nala menemui kakek tersayangnya itu,
"salam kakek." Nala menyentuh kaki Bisma,
"semoga bahagia, ada perlu apa wahai putri Kunti?"
Kini Bisma dan Nala sedang berada di balkon istana,
"kakek, jika para pangeran pergi ke asrama pelatihan guru Drona, apakah aku boleh ikut?" tanya Nala,
"kau seorang putri, bagaimana bisa pihak kerajaan melepaskan putri untuk mendapat pelatihan keras dari resi Drona?" jawab Bisma tak setuju.
Nala sedikit mengerutkan dahinya "tapi kakek, aku tak bisa jauh dari kelima kakakku",
"lantas apa hal itu bisa membuatmu jauh dari ibumu, nak?" sahut Bisma, tangan kekarnya kini berada di pundak kecil Nala "aku tau seberapa sayangnya dirimu pada kelima pandawa, tapi aku mohon padamu jangan kau tinggalkan Kunti nak." sambungnya.
Nala sedikit menjauh dari Bisma, "tapi kek, kau tau sendiri bukan bagaimana kelicikan para putra bibi Gandhari? maksudku aku hanya khawatir pada kelima kakakku, aku tau betul nereka sangat kuat, tapi aku hanya takut rencana rencana kurawa akan membuat semuanya semakin rumit."
Nala meluapkan semua kekhawatiran yang berada didalam hatinya. Merasa semua akan sia sia, ia pun meninggalkan Bisma begitu saja.
Begitulah seorang Naladhipa, terkadang ia menjadi gadis yang tenang dan penuh kesopanan, tak jarang juga ia menjadi gadis yang arogan.
-
Sebentar lagi keberangkatan para pangeran kuru menuju asrama guru Drona, aku dan ibu segera menghampiri para pandawa.
"Kakak!" aku berlari menerjang kak Yudhistira memeluknya dengan erat,
"kak tidak bisakah kau membujuk kakek agar memperbolehkanku mengikuti pelatihan?" tentu saja aku masih berpegang teguh pada pendirianku, memang adik mana yang rela ditinggal kakaknya untuk belasan tahun ke depan.
Kak Yudhistira membalas pelukanku "Adikku Keshwari, tidak percayakah kau pada kemampuan kelima kakakmu ini?" anak dewa Yama itu mengelus rambutku dengan lembut dan penuh kasih.
Keempat kakakku pun bergabung dalam acara pelukan ini.
"Nak, dengarkanlah semua perkataan guru Drona, taatilah perintahnya, seraplah ilmu sebanyak banyaknya." Nasihat ibu pada para Pandawa, "ini adalah minuman manis yang akan membuat perjalanan kalian terasa manis." ibu pun memberikan beberapa tetes minuman manis pada kelima kakakku,
KAMU SEDANG MEMBACA
Naladhipa [Mahabharata fanfic]
Ficción históricaKetika utusan sang dewi ditakdirkan untuk membantu Khrisna mengubah takdir setiap manusia guna menegakkan dharma, perang besar yang sangat berpengaruh bagi kehidupan selanjutnya. cover by canva @heyjaystudio