"𝑲𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒃𝒆𝒈𝒊𝒏𝒊 𝒔𝒊𝒂𝒑𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉? 𝒕𝒂𝒌𝒅𝒊𝒓 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒎𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒊𝒕𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒕𝒖𝒉 𝒄𝒊𝒏𝒕𝒂 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎?"
Malam ini Hans merasa sangat bosan berada di kost. Ini malam sabtu, tapi kedua teman absurdnya itu sedang pergi entah kemana. Hans memang anak rantau, tapi ia lebih memilih ngekost daripada harus sewa apartemen. Katanya lebih seru jadi anak kost daripada ia tinggal di apartemen, nanti malah kesepian.
Mungkin kalau di kost ia banyak teman-teman yang lain dan bisa lebih leluasa untuk mengobrol atau berkumpul dengan anak kost yang lain, karena disana banyak penghuni yang dari kalangan mahasiswa tapi beda fakultas dengannya, ada yang sudah bekerja, bahkan ada yang dari kampus lain.
Kalau di apartemen mungkin akan lebih sepi karena tetangganya sudah masing-masing. Tapi jangan salah, kost yang ditempati Hans juga tak kalah nyamannya dengan apartemen. Disana sudah ada kamar mandi dalam, dapur, ac, kulkas, dan kasur king size yang nyaman.
Alden dan Bian pun masih satu kost dengan Hans, mereka cuma beda lantai saja. Hans di lantai 3, sedangkan Alden dan Bian di lantai 2 cuma beda kamar.
Sekarang Hans sedang merebahkan badannya diatas kasur king size miliknya. Ia sedang chattingan dengan Zahira. Sebenarnya Hans sedang mengajak Zahira untuk keluar jalan-jalan, tapi sepertinya Zahira sedang banyak tugas. Terbukti dari chatnya yang belum juga mendapat balasan dari Zahira sejak tiga puluh menit yang lalu.
"Ini dua curut kemana dah perginya, bisa-bisanya mereka pergi ga ngajak gue" Guam Hans yang sudah bosan main handphone.
Hans tidak punya banyak teman diluar kampus. Bukannya tidak ada yang mau berteman dengannya, tapi Hans memang jarang main-main keluar bersama teman kampusnya yang lain selain Alden dan Bian.
Padahal sebenarnya jika ada opsi lain, Hans pasti akan memilih berteman dengan yang lain daripada ia ikut gila bersama Alden dan Bian. Hans sudah tidak sanggup, tapi karena sudah terlanjur akhirnya dikuat-kuatin oleh Hans untuk tetap berteman dengan dua teman laknatnya itu.
Karena sudah benar-benar bosan akhirnya Hans membuka aplikasi untuk menonton pertandingan badminton. Hans sangat suka dengan badminton, mungkin bisa dibilang bermain badminton adalah hobinya. Ia juga pernah ikut turnamen badminton dan memenangkan juara satu di sekolahnya dulu.
Baru sepuluh menit ia menonton pertandingannya, ia mendapat balasan pesan dari Zahira yang mengiyakan ajakannya untuk keluar jalan-jalan.
Hans dengan semangat bangun dari tempat tidurnya dan segera ganti baju serapih mungkin. Tak lupa ia memakai minyak wanginya yang sudah hampir setengah botol ia semprotkan.
Pokoknya Hans harus wangi agar Zahira nyaman didekatnya, apalagi pada saat memeluknya dari jok belakang motor nanti.
Hans menyerinyit saat membaca pesan lagi dari Zahira yang katanya sudah berada di kost Kiara, jadinya Hans menjemput pujaan hatinya disana.
"Perasaan tadi masih nugas dirumahnya, kenapa sekarang udah ada di kostnya Kiara aja" Pikir Hans.
Tidak mau berpikir panjang akhirnya Hans keluar dari kamar kostnya dan menuju ke parkiran bawah.
YOU ARE READING
Kita Yang Berbeda ||•☪️✝️
Non-Fiction"Sebab butir rosario milikmu, tidak akan pernah bisa bersatu dengan butir tasbih milikku" ••• Bagaimana rasanya jika kamu bertemu seseorang yang tulus, soft spoken, treat kamu dengan baik, punya semua love language, royal, wangi, tinggi, and he's to...