Bab: 8

22 2 0
                                    

"𝑹𝒂𝒔𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒎𝒖𝒔𝒕𝒂𝒉𝒊𝒍, 𝒋𝒊𝒌𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒅𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒖𝒍𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒆𝒓𝒖𝒎𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒏𝒂𝒏𝒕𝒊𝒏𝒚𝒂"




Zahira sampai di Bandung pukul delapan pagi, karena ia dan semua keluarga besarnya benar-benar berangkat pada pukul 3 dini hari tadi.

Karena perjalanan yang cukup jauh dan melelahkan, jadinya saat sampai di vila tempat mereka menginap, semuanya langsung beristirahat dan melanjutkan tidurnya termasuk Zahira.

Dan pukul sebelas siang, barulah semua bangun dari tidurnya karena sudah merasa lapar.

Di bagian dapur sudah ada beberapa tante dan mamanya Zahira yang sedang memasak.

Zahira juga sebenarnya sudah bangun, tapi ia masih bergelung dibawah selimut sambil memainkan handphonenya, ia terlalu malas untuk meninggalkan kasur karena kebetulan di bandung sedang dingin-dinginnya sekarang. Zahira yang sangat menyukai udara sejuk dan dingin jadi semakin malas beranjak dari kasurnya.

Sambil bergelung dibawah selimut, Zahira sedang berbalas pesan dengan Hans yang mengeluh kesepian dan tidak semangat untuk pergi kuliah karena tidak ada dirinya disana katanya.

Tak lama pintu kamarnya di ketuk entah oleh siapa. Dan saat Zahira membuka pintu itu, ternyata itu adalah dua orang adik sepupunya, yang satu masih kelas 8 SMP dan yang satu lagi sudah SMA kelas 10.

"Ka, ayo berenang" Ajak sepupunya yang masih SMP itu, Meisya namanya.

"Ayo ka. Dingin banget tau airnya, segerrr" Timpal sepupunya yang satu lagi, Bella.

"Ga mau ah, lagi mager aku" Jawab Zahira seadanya.

"Ihh ayo kaaa" Tangan Zahira di tarik oleh Meisya.

"Ga mauuu, magerr" Dan Zahira pun lari masuk ke kamarnya lagi untuk melanjutkan rebahannya.

Dan akhirnya kedua sepupunya pun menyerah untuk mengajak Zahira berenang.

Sebenarnya ada banyak sepupu Zahira yang lain, tapi kebanyakan sudah menikah dan mempunyai anak. Walaupun sudah menikah dan berbeda umur yang selisihnya 5-8 tahun, tapi mereka tetap sefrekuensi.

Jika bersama dengan adik sepupunya, Zahira hanya akan bermain layaknya ia masih anak umur lima belas tahun. Tapi jika dengan kakak sepupunya yang lebih dewasa, ia kadang bersikap dewasa juga, kadang seperti anak kecil yang sering merengek karena selalu di ledek oleh yang lebih dewasa.

Fyi, om dan tantenya Zahira pun bisa di bilang masih muda karena mereka berada di antara umur 30-40 tahunan. Dan merekapun masih bisa sefrekuensi dengan para keponakannya yang lebih muda. Jadi jika sudah berkumpul dengan keluarga besar seperti ini pun masih tetap bisa ngobrol santai dan bercanda.

setelah makan siang dan membereskan bekas makanan mereka, akhirnya sebagian keluarga Zahira kumpul diruang tamu vila itu. Dan sebagian lagi ada di ruangan lain sedang karaoke.

Karena saat ini telah turun hujan juga, jadi menambah kesan hangat saat semuanya berkumpul di ruang tamu seperti sekarang.

Mereka membahas hal-hal random, sampai akhirnya ada salah satu sepupunya yang sudah dua tahun belajar di pondok pesantren itu nyeletuk

"Nek, di pondok aku ada anak baru, dia mualaf katanya" Ucap Mikhayla, adik sepupu Zahira.

Kalau dari keluarga papa, Zahira hanya mempunyai nenek saja. Kakeknya sudah berpulang lebih dulu, bahkan disaat Zahira belum lahir ke dunia ini. Jadi, Zahira tidak pernah tau seperti apa sosok kakeknya.

Kita Yang Berbeda ||•☪️✝️Where stories live. Discover now